Proyek Pembangunan Pengendalian Banjir Sungai Walannae Dibongkar
loading...
A
A
A
WAJO - Proyek pembangunan pengendalian banjir sungai Walannae, milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) , satuan kerja (Satker) SNVT pelaksana jaringan sumberdaya air Pompengan Jeneberang Sulawesi Selatan, akhirnya dibongkar.
Pengawas Proyek dari Balai Besar Sungai Wilayah (BBSW) Pompengan-Jeneberang, Kementerian PUPR , Baharuddin menjelaskan, pembongkaran yang dilakukan saat ini dilakukan merujuk banyaknya sorotan dari berbagai kalangan yang menilai, proyek pengendalian banjir sungai Wlannae KabupatenWajo tidak akan bertahan lama, sebab sudut kemiringan dan penggunaan batu dinilai kurang layak untuk menahan arus sungai.
Menurutnya, pembongkaran proyek tersebut akan dilakukan sepanjang 38 meter, dengan memperbaiki sudut kemiringan dan menyortir penggunaan batu sebagai material gunung yang digunakan.
"Sepanjang 38 meter kita akan bongkar dan perbaiki kemiringannya. Materialnya-pun kami akan seleksi, agar tidak mudah tergerus arus sungai," jelasnya, Minggu (17/5/20).
Baca Juga: Kabupaten Wajo
Dari pantauan di lapangan, panjang pembangunan proyek yang baru selesai dikerjakan yakni kurang lebih 100 meter.
"Betul progresnya masih 10 persen, ini masih tahap awal, semoga bisa dikerjakan tepat waktu," ujarnya.
Sementara, salah satu konsultan teknik di Wajo, Irawan menjelaskan, proyek pembangunan pengendalian Sungai Walannae memerlukan pengawasan yang intensif.
Hal tersebut bertujuan, untuk mencegah pihak kontraktor bermain dalam penggunaan material batu. Saat ini di lokasi proyek tersebut, banyak material tumpukan batu yang dinilai tidak layak, sebab ukurannya kecil serta dinilai akan mudah terbawa arus sungai.
"Harus menggunakan batu gajah seberat 50 kilogram keatas, sebab jika batu ukuran kecil akan mudah tergerus arus sungai," pintanya
Tidak hanya itu, Irawan, menghimbau kepada pihak BBSW untuk turun langsung memantau dan milihat sampel kelayakan batu yang digunakan dalam proyek tersebut
Selain itu juga, BBSW diharap segera melakukan penambah porsenil dari konsultan pengawasan. Untuk mengawasi material batu yang kelak akan digunakan, sebab tanpa pengawasan, pihak kontraktor akan dengan mudah memainkan material di lapangan.
"BBSW harus turun menguji ukuran dan kekerasan batu sebagai material yang dipakai dalam pembangunan pengendalian banjir Sungai Walannae. Porsenil Konsultan pengawasan juga harus ditambah untuk mengawasi material yang akan dipakai," pungkasnya.
Lihat Juga: Soal Dugaan Persekongkolan Pemenang Tender di Wajo, Ini Tanggapan Asisten II dan Rekanan
Pengawas Proyek dari Balai Besar Sungai Wilayah (BBSW) Pompengan-Jeneberang, Kementerian PUPR , Baharuddin menjelaskan, pembongkaran yang dilakukan saat ini dilakukan merujuk banyaknya sorotan dari berbagai kalangan yang menilai, proyek pengendalian banjir sungai Wlannae KabupatenWajo tidak akan bertahan lama, sebab sudut kemiringan dan penggunaan batu dinilai kurang layak untuk menahan arus sungai.
Menurutnya, pembongkaran proyek tersebut akan dilakukan sepanjang 38 meter, dengan memperbaiki sudut kemiringan dan menyortir penggunaan batu sebagai material gunung yang digunakan.
"Sepanjang 38 meter kita akan bongkar dan perbaiki kemiringannya. Materialnya-pun kami akan seleksi, agar tidak mudah tergerus arus sungai," jelasnya, Minggu (17/5/20).
Baca Juga: Kabupaten Wajo
Dari pantauan di lapangan, panjang pembangunan proyek yang baru selesai dikerjakan yakni kurang lebih 100 meter.
"Betul progresnya masih 10 persen, ini masih tahap awal, semoga bisa dikerjakan tepat waktu," ujarnya.
Sementara, salah satu konsultan teknik di Wajo, Irawan menjelaskan, proyek pembangunan pengendalian Sungai Walannae memerlukan pengawasan yang intensif.
Hal tersebut bertujuan, untuk mencegah pihak kontraktor bermain dalam penggunaan material batu. Saat ini di lokasi proyek tersebut, banyak material tumpukan batu yang dinilai tidak layak, sebab ukurannya kecil serta dinilai akan mudah terbawa arus sungai.
"Harus menggunakan batu gajah seberat 50 kilogram keatas, sebab jika batu ukuran kecil akan mudah tergerus arus sungai," pintanya
Tidak hanya itu, Irawan, menghimbau kepada pihak BBSW untuk turun langsung memantau dan milihat sampel kelayakan batu yang digunakan dalam proyek tersebut
Selain itu juga, BBSW diharap segera melakukan penambah porsenil dari konsultan pengawasan. Untuk mengawasi material batu yang kelak akan digunakan, sebab tanpa pengawasan, pihak kontraktor akan dengan mudah memainkan material di lapangan.
"BBSW harus turun menguji ukuran dan kekerasan batu sebagai material yang dipakai dalam pembangunan pengendalian banjir Sungai Walannae. Porsenil Konsultan pengawasan juga harus ditambah untuk mengawasi material yang akan dipakai," pungkasnya.
Lihat Juga: Soal Dugaan Persekongkolan Pemenang Tender di Wajo, Ini Tanggapan Asisten II dan Rekanan
(agn)