Imigran Tewas Gantung Diri, Rudenim Makassar Bakal Maksimalkan Pengawasan

Jum'at, 05 Februari 2021 - 18:58 WIB
loading...
Imigran Tewas Gantung...
WNA asal Myanmar ditemukan gantung diri di dalam kamarnya sendiri di Jakan Dg Tata Makassar, Selasa, (02/02/2021). Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR - Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar, tengah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengantisipasi kejadian penemuan imigran inisial MN (35), yang tewas tergantung dalam kamar Pondok Nugraha, Jalan Dg Tata 1, Kecamatan Tamalate, belum lama ini.

Kepala Seksi Registrasi dan Pelaporan Rudenim Makassar Rita mengaku belum mengetahui sebab pasti imigran asal Myanmar itu diduga nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri di lokasi penampungan. Meski begitu, kewenangan Rudenim hanya pengawasan dan pendataan.

"Yang bisa kami lakukan hanya pengawasan saja. terkait itu (penyelidikan) IOM (Organisasi Internasional untuk Imigran) dan UNHCR (Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi). Mungkin yang berhak karena mereka fasilitator," ucap Rita, Jumat (5/2/2021).



Rita menyatakan, selain karena IOM dan INHCR adalah fasilitas resmi terkait imigran. Dua organisasi internasional ini juga memiliki tim psikososial yang biasanya intens memberikan konsultasi ke imigran.

"Kami terkait pengawasan keimigrasian saja dan kami memiliki penanggung jawab masing-masing CH (Community House)," tegasnya.

Dia mengklaim selama ini aktivitas seluruh pengungsi di lokasi CH sebenarnya diawasi cukup ketat. Imigran yang hendak keluar masuk lingkungan pengungsian diwajibkan setiap saat melapor. Pengawasan bertujuan, mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan diperbuat para pengungsi.

"Dan pengawasan rutin juga kerap kami lakukan. Yah lebih ke tata tertib. Admnistrasi pemulangan atau pemberangkatan ke negara ketiga. Pengawasan pemberangkatan dalam bentuk pengawalan sampai Tempat pemeriksaan imigrasi terakhir," jelasnya.

Berdasarkan catatan Rudenim Makassar , imigran MN sudah lama masuk ke Makassar. Ia adalah pengungsi Rohingya yang datang ke Indonesia, bersama rombongan pengungsi lainnya.



"Kalau untuk yang bersangkutan sendiri, sejak 2014 masuk ke Makassar," ucap Rita.

Hingga Februari 2021, imigran yang masuk dalam pengawasan Rudenim Makassar berjumlah 1686 orang. Mereka semua tersebar di puluhan lokasi pengungsian di Kota Makassar. Imigran paling mendominasi berasal dari Afghanistan. Totalnya, 1122 orang. Selebihnya berasal dari 12 negara lainnya, antara lain Myanmar, Iran, Somalia, Sudan, Iraq, Sri Lanka, Ethiopia, Pakistan.

"Saat ini penanggung jawab pengawas telah kami perintahkan untuk menyampaikan ke pengelola wisma atau shelter untuk melakukan pengecekan secara berkala ke kamar-kamar utamanya yang di dalam kamar nya hanya dihuni oleh satu orang pengungsi," tukas Rita.

Sementara itu, Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriady Idrus mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kematian MN. Walau di bukti permulaan tim Dokpol Polda Sulsel dan penyidik Polsek Tamalate tidak menemukan tanda-tanda kekerasan.



"Yang kemudian keluarga korban juga menolak permintaan otopsi dari pihak Rumah Sakit Bhayangkara . Namun tetap kita masih menyelidiki lewat pemeriksaan. Sementara masih didalami semua, terakhir kemarin ada dua saksi, rekan korban dan penanggungjawab pondok," tegas Edhy sapaan akrabnya.
(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2281 seconds (0.1#10.140)