Ridwan Kamil: 37 Persen Wilayah di Jawa Barat Masih Waspada, Sisanya Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga strategi Jawa Barat dalam penanggulangan pandemi virus Corona ( COVID-19 ) mulai membuahkan hasil yang baik. Sebanyak 63% wilayah di Jawa Barat diklaim telah terkendali berkat strategi pencegahan, pelacakan dan pengujian secara masif, serta perawatan.
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berjalan merangkak mulai wilayah Bodebek, Bandung Raya lalu menyeluruh di tingkat provinsi, juga memberi andil dalam keberhasilan penanganan pandemi Corona.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menerangkan benteng pencegahan itu diterjemahkan dengan penerapan PSBB, social distancing, dan melarang mudik. Jabar mencontoh penanganan penyebaran sars Cov-II di Korea Selatan (Korsel). Jumlah penduduk sama sebanyak 50 juta, tapi uang Jabar untuk penanganan hanya 1 persen dari Korsel.
(Baca: Pascabebas dari Lapas Cibinong, Beredar Video Bahar Smith Disambut Pendukung)
Namun, Pemprov berkomitmen melakukan pelacakan virus pada 50 juta warga Jabar. Saat ini sudah 110.000 orang yang diuji melalui dan polymerase chain reaction (PCR). Ada sembilan laboratorium yang dikerahkan. Jumlah sampel yang diperiksa pun meningkat dari 140 menjadi 2.000 per hari.
Kang Emil, sapaan akrabnya, mengatakan pihaknya berusaha keras agar persentasi orang yang dites mencapai 0,6 persen atau 300.000. Sepekan dilakukan 15.000 tes. Hasilnya, satu persen dinyatakan positif COVID-19 .
“Siapa yang harus mengikuti tes? Para PDP, keluarga, dan kontak terdekatnya. Kemudian, tenaga kesehatan dan para dokter. Lapis selanjutnya, profesi rawan berkerumun dan interaksi, yakni petugas di terminal dan pasar,” ujarnya dalam video yang disiarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 , Sabtu (16/5/2020).
(Baca: Ngamuk saat Dijemput Paksa, Pasien Positif Corona Peluk Warga Supaya Tertular)
Alumnus Institut Teknologi Bandung itu menjelaskan angka kasus positif baru di Jabar berkisar 21-24 orang per hari. Sebelumnya, rata-rata kasus positif 40 orang per hari. Jumlah pasien di rumah sakit menurun dari 430 ke 350 orang. Jabar mengerahkan 105 rumah sakit rujukan untuk menangani orang positif COVID-19 .
Pasien positif yang meninggal turun dari tujuh ke empat orang per hari. Kabar gembiranya, kenaikan orang sembuh mencapai dua kali lipat.
(Baca: Bupati Pangandaran Umumkan Tiga Warga Reaktif COVID-19)
Emil mengklaim berdasarkan pemantauan hasil PSBB, wilayah jabar yang harus diwaspadai sekitar 37 persen. Sebanyak 63 persen wilayah aman terkendali. Nanti dievaluasi mana wilayah yang PSBB dilanjutkan dan direlaksasi.
“Hidup kembali normal dengan pembatasan. Kita tidak bisa mengenolkan sebelum ada vaksin. Dengan kedisiplinan Insya Allah menang melawan COVID-19 ,” pungkasnya.
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berjalan merangkak mulai wilayah Bodebek, Bandung Raya lalu menyeluruh di tingkat provinsi, juga memberi andil dalam keberhasilan penanganan pandemi Corona.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menerangkan benteng pencegahan itu diterjemahkan dengan penerapan PSBB, social distancing, dan melarang mudik. Jabar mencontoh penanganan penyebaran sars Cov-II di Korea Selatan (Korsel). Jumlah penduduk sama sebanyak 50 juta, tapi uang Jabar untuk penanganan hanya 1 persen dari Korsel.
(Baca: Pascabebas dari Lapas Cibinong, Beredar Video Bahar Smith Disambut Pendukung)
Namun, Pemprov berkomitmen melakukan pelacakan virus pada 50 juta warga Jabar. Saat ini sudah 110.000 orang yang diuji melalui dan polymerase chain reaction (PCR). Ada sembilan laboratorium yang dikerahkan. Jumlah sampel yang diperiksa pun meningkat dari 140 menjadi 2.000 per hari.
Kang Emil, sapaan akrabnya, mengatakan pihaknya berusaha keras agar persentasi orang yang dites mencapai 0,6 persen atau 300.000. Sepekan dilakukan 15.000 tes. Hasilnya, satu persen dinyatakan positif COVID-19 .
“Siapa yang harus mengikuti tes? Para PDP, keluarga, dan kontak terdekatnya. Kemudian, tenaga kesehatan dan para dokter. Lapis selanjutnya, profesi rawan berkerumun dan interaksi, yakni petugas di terminal dan pasar,” ujarnya dalam video yang disiarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 , Sabtu (16/5/2020).
(Baca: Ngamuk saat Dijemput Paksa, Pasien Positif Corona Peluk Warga Supaya Tertular)
Alumnus Institut Teknologi Bandung itu menjelaskan angka kasus positif baru di Jabar berkisar 21-24 orang per hari. Sebelumnya, rata-rata kasus positif 40 orang per hari. Jumlah pasien di rumah sakit menurun dari 430 ke 350 orang. Jabar mengerahkan 105 rumah sakit rujukan untuk menangani orang positif COVID-19 .
Pasien positif yang meninggal turun dari tujuh ke empat orang per hari. Kabar gembiranya, kenaikan orang sembuh mencapai dua kali lipat.
(Baca: Bupati Pangandaran Umumkan Tiga Warga Reaktif COVID-19)
Emil mengklaim berdasarkan pemantauan hasil PSBB, wilayah jabar yang harus diwaspadai sekitar 37 persen. Sebanyak 63 persen wilayah aman terkendali. Nanti dievaluasi mana wilayah yang PSBB dilanjutkan dan direlaksasi.
“Hidup kembali normal dengan pembatasan. Kita tidak bisa mengenolkan sebelum ada vaksin. Dengan kedisiplinan Insya Allah menang melawan COVID-19 ,” pungkasnya.
(muh)