Adat Nyentulak, Doa Bersama Tolak Balak di Sembalun Lombok Timur
loading...
A
A
A
Usai prosesi, Kepala Badan Intelijen Negara (Kabinda ) NTB, Wahyudi Adisiswanto menyampaikan, Upacara adat yang telah dilaksanakan, semata merupakan upaya silaturahmi.
"Pertemuan kali ini hakekatnya merupakan upaya menjalin silaturahmi diantara masyarakat suku sasak yang memang sangat kental dengan budaya gotong royongnya," ucapnya.
Wahyudi menjelaskan, Suku Sasak memiliki karakter dan kepribadian yang kuat yang bersandar pada konsep trilogi, yakni pengabdian kepasa Tuhan, Persatuan dengan manusia dan Tetap Menjaga keseimbangan alam.
"Konsepsi ini dapat diadopsi sebagai upaya menanggulangi berbagai persoalan yang sedang dan akan dihadapi bangsa dan negara," tegasnya.
Sekdaprov NTB Lalu Gita Aryadi mewakili Gubernur NTB yang berhalangan hadir menyampaikan terdampak Covid 19 yang terus bertambah, seperti sulit dikendalikan dengan pertimbangan akal sehat.
"Karenanya, terlaksananya Doa Tolak Balak yang dilakukan Masyarakat adat merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk memohon kepada Allah agar bangsa ini keluar dari pandemi Covid 19," ujarnya.
Lalu Gita berpesan agar warga NTB senantiasa mematuhi anjuran pemerintah untuk disiplin menjalan Protokol Kesehatan.
"Doa bersama penting untuk dilaksanakan, tetapi ihktiar dengan mematuhi protokol kesehatan juga harus tetap dijalankan, dengan memakai masker, mencuci tangan menjaga jarak, dan mengurangi kegiatan yang berpotensi menularkan virus Corona," pesannya.
Sedangkan Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi SH M Hum menyampaikan, selama hidupnya baru kali ini menyaksikan acara Nyentulak yang dilaksanakan secara adat.
"Saya berharap bahwa dengan acara ini, kita dapat segera keluar dari pandemi Covid 19, berikut persoalan lainnya, sehingga persoalan kehidupan dapat pulih kembali," ujarnya.
"Pertemuan kali ini hakekatnya merupakan upaya menjalin silaturahmi diantara masyarakat suku sasak yang memang sangat kental dengan budaya gotong royongnya," ucapnya.
Wahyudi menjelaskan, Suku Sasak memiliki karakter dan kepribadian yang kuat yang bersandar pada konsep trilogi, yakni pengabdian kepasa Tuhan, Persatuan dengan manusia dan Tetap Menjaga keseimbangan alam.
"Konsepsi ini dapat diadopsi sebagai upaya menanggulangi berbagai persoalan yang sedang dan akan dihadapi bangsa dan negara," tegasnya.
Sekdaprov NTB Lalu Gita Aryadi mewakili Gubernur NTB yang berhalangan hadir menyampaikan terdampak Covid 19 yang terus bertambah, seperti sulit dikendalikan dengan pertimbangan akal sehat.
"Karenanya, terlaksananya Doa Tolak Balak yang dilakukan Masyarakat adat merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk memohon kepada Allah agar bangsa ini keluar dari pandemi Covid 19," ujarnya.
Lalu Gita berpesan agar warga NTB senantiasa mematuhi anjuran pemerintah untuk disiplin menjalan Protokol Kesehatan.
"Doa bersama penting untuk dilaksanakan, tetapi ihktiar dengan mematuhi protokol kesehatan juga harus tetap dijalankan, dengan memakai masker, mencuci tangan menjaga jarak, dan mengurangi kegiatan yang berpotensi menularkan virus Corona," pesannya.
Sedangkan Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi SH M Hum menyampaikan, selama hidupnya baru kali ini menyaksikan acara Nyentulak yang dilaksanakan secara adat.
"Saya berharap bahwa dengan acara ini, kita dapat segera keluar dari pandemi Covid 19, berikut persoalan lainnya, sehingga persoalan kehidupan dapat pulih kembali," ujarnya.