Kapolda Jabar Sebut Tensi Hoaks Vaksin COVID-19 Semakin Menurun
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat, Irjen Pol Ahmad Dofiri mengakui bahwa kabar bohong ( hoaks ) tentang vaksin COVID-19 banyak berseliweran di Jabar.
Namun, menurut Dofiri, satu per satu hoaks vaksin COVID-19 dapat ditangkal dan tensi penyebarannya semakin menurun seiring pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tahap pertama pekan lalu dan tahap kedua yang digelar hari ini, Kamis (28/1/2021).
"Memang ada (berita hoaks vaksin), api tensinya semakin turun," ungkap Dofiri seusai menjalani penyuntikan kedua vaksin COVID-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Kota Bandung.
Baca juga: Forkopimda Bandung Ikuti Vaksinasi Tahap Kedua, Ariel dan Risa Dijadwalkan Hadir
Dalam kegiatan yang juga digelar secara virtual itu, Dofiri yakin, keberhasilan program vaksinasi COVID-19 tahap pertama, termasuk tahap kedua bakal mengikis habis hoaks vaksin COVID-19, khususnya yang kini banyak beredar di media sosial (medsos).
Meski tensi penyebaran hoaks vaksin COVID-19 kini semakin menurun, Dofiri menegaskan, pihaknya tetap melakukan pengawasan dan tidak segan-segan mengambil tindakan tegas bagi para penyebar hoaks vaksin COVID-19.
"Saya yakin vaksin yang pertama berhasil, yang kedua juga akan berhasil. Kiranya juga mengikis berita yang tidak bertanggung jawab tadi yang beredar di medsos. Kalau memang itu (hoaks) terjadi kita tidak akan tinggal diam. Tapi tensinya memang semakin menurun," tandasnya.
Sebelumnya, Senior Fact Checker Jabar Saber Hoaks (JSH), Alfianto Yustinova mengatakan, persebaran hoaks vaksin COVID-19 tergolong cepat karena beredar melalui media sosial dan aplikasi percakapan.
Baca juga: Cerita Penyintas COVID-19 Blitar, Setelah Sembuh Tubuh Menjadi Cepat Lelah
"Setelah penyuntikan pertama vaksin, aduan semakin meningkat. Banyak sekali hoaks soal vaksinasi COVID-19 yang muncul," ungkap Alfianto di Kota Bandung, Rabu (20/1/2021).
Menurut Alfianto, tema hoaks vaksin COVID-19 pun terus berganti dari waktu ke waktu. Awalnya, hoaks membicarakan soal kehalalan vaksin COVID-19. Namun, kini, hoaks mayoritas membahas chip dalam vaksin COVID-19.
Selain itu, kata Alfianto, banyak hoaks terkait bahaya vaksin COVID-19, seperti informasi soal santri yang pingsan usai disuntik COVID-19.
"Beredar video santri yang pingsan setelah disuntik vaksin COVID-19. Padahal, video tersebut sudah ada sejak 2018. Saat itu, santri disuntik vaksin difteri. Hoaks yang menyesatkan seperti itu banyak ditemukan," ungkapnya.
Pihaknya berharap, masyarakat lebih teliti dan kritis saat mengakses informasi, terutama terkait vaksinasi COVID-19. Jika ragu terhadap informasi yang didapatkan, masyarakat dapat mengonfirmasi ke JSH sebelum memercayai informasi tersebut.
Namun, menurut Dofiri, satu per satu hoaks vaksin COVID-19 dapat ditangkal dan tensi penyebarannya semakin menurun seiring pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tahap pertama pekan lalu dan tahap kedua yang digelar hari ini, Kamis (28/1/2021).
"Memang ada (berita hoaks vaksin), api tensinya semakin turun," ungkap Dofiri seusai menjalani penyuntikan kedua vaksin COVID-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Kota Bandung.
Baca juga: Forkopimda Bandung Ikuti Vaksinasi Tahap Kedua, Ariel dan Risa Dijadwalkan Hadir
Dalam kegiatan yang juga digelar secara virtual itu, Dofiri yakin, keberhasilan program vaksinasi COVID-19 tahap pertama, termasuk tahap kedua bakal mengikis habis hoaks vaksin COVID-19, khususnya yang kini banyak beredar di media sosial (medsos).
Meski tensi penyebaran hoaks vaksin COVID-19 kini semakin menurun, Dofiri menegaskan, pihaknya tetap melakukan pengawasan dan tidak segan-segan mengambil tindakan tegas bagi para penyebar hoaks vaksin COVID-19.
"Saya yakin vaksin yang pertama berhasil, yang kedua juga akan berhasil. Kiranya juga mengikis berita yang tidak bertanggung jawab tadi yang beredar di medsos. Kalau memang itu (hoaks) terjadi kita tidak akan tinggal diam. Tapi tensinya memang semakin menurun," tandasnya.
Sebelumnya, Senior Fact Checker Jabar Saber Hoaks (JSH), Alfianto Yustinova mengatakan, persebaran hoaks vaksin COVID-19 tergolong cepat karena beredar melalui media sosial dan aplikasi percakapan.
Baca juga: Cerita Penyintas COVID-19 Blitar, Setelah Sembuh Tubuh Menjadi Cepat Lelah
"Setelah penyuntikan pertama vaksin, aduan semakin meningkat. Banyak sekali hoaks soal vaksinasi COVID-19 yang muncul," ungkap Alfianto di Kota Bandung, Rabu (20/1/2021).
Menurut Alfianto, tema hoaks vaksin COVID-19 pun terus berganti dari waktu ke waktu. Awalnya, hoaks membicarakan soal kehalalan vaksin COVID-19. Namun, kini, hoaks mayoritas membahas chip dalam vaksin COVID-19.
Selain itu, kata Alfianto, banyak hoaks terkait bahaya vaksin COVID-19, seperti informasi soal santri yang pingsan usai disuntik COVID-19.
"Beredar video santri yang pingsan setelah disuntik vaksin COVID-19. Padahal, video tersebut sudah ada sejak 2018. Saat itu, santri disuntik vaksin difteri. Hoaks yang menyesatkan seperti itu banyak ditemukan," ungkapnya.
Pihaknya berharap, masyarakat lebih teliti dan kritis saat mengakses informasi, terutama terkait vaksinasi COVID-19. Jika ragu terhadap informasi yang didapatkan, masyarakat dapat mengonfirmasi ke JSH sebelum memercayai informasi tersebut.
(msd)