Kurangi Beban RS Rujukan, Jabar Optimalkan Puskesmas Tangani COVID-19

Rabu, 27 Januari 2021 - 00:45 WIB
loading...
A A A
Baca juga: Aktifitas Sesar Lembang Tak Terprediksi, Warga Cimahi Jangan Lengah

"Saya berharap komitmen dari seluruh kepala daerah yang hadir di dalam video konferensi ini dan keseriusan dalam bekerja sama. Juga dukungan untuk menekan angka COVID-19 agar turun dratis di 2021," sambung dia.

Sementara itu, pendiri Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) yang juga Senior Advisor WHO, Diah Saminarsih mengatakan, SDM menjadi faktor penting dalam penguatan puskesmas. Oleh karena itu, perekrutan dan pelatihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.

"Tidak mudah memperluas trace dan melakukan pelacakan terstruktur dan efektif. Ini nanti nakes yang telah terpilih dan diterjunkan ke puskesmas akan bergabung dengan relawan yang ada di puskesmas yang direkrut di daerah masing masing," kata Diah.

"Pelacakannya diharapkan sesuai dengan target yang ada, pelacakannya dilakukan sangat efektif dan bisa memenuhi target yang ada. Ini memerlukan tenaga kesehatan yang mumpuni yang mempunyai bekal baik dan lebih dari cukup untuk melaksanakannya," pungkasnya.

Sebelumnya, Emil mengatakan, berdasarkan kajian epidemiologi selama sepekan terakhir, BOR RS rujukan COVID-19 di Jabar kini berada di kisaran 70 persen dari sebelumnya yang sempat menyentuh 77-80 persen.

Menurutnya, penurunan BOR tersebut berkat hadirnya rumah sakit (RS) darurat COVID-19, seperti RS darurat di Kompleks Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Kota Bandung.

"Selain itu, berkat kebijakan memindahkan pasien bergejala ringan di non-RS, maka BOR ini jadi 70 persen," katanya dalam konferensi pers virtual dari Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (25/1/2021).
(msd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)