DGII-UIA Gelar Webinar Potensi Kerja di Jepang
loading...
A
A
A
"NNP ini adalah anggota dari Actis Group Foreign Employment Center (AGFEC) salah satu asosiasi ketenagakerjaan asing di Jepang yang terbesar di Kyushyu," kata dia.
Yoichiro mengatakan, AGFEC ini bertujuan untuk menawarkan lowongan pekerjaan yang tepat bagi pekerja asing di perusahaan-perusahaan yang berada di kota Kyushyu. The NNP juga bekerja sama dengan Liana Segrus C Ltd (Registered Support Organization).
"Dimana kami bukan hanya menawarkan lowongan pekerjaan di Jepang, tetapi kami juga menyupport para pekerja asing untuk hidup di Jepang," kata dia.
Komisaris DGII lainnya Prof Ace Suryadi MSc PhD, yang juga Dewan Pakar dan Ketua Pusat Kajian Kebijakan Pendidikan Nasional PGRI mengatakan, pada kesempatan lain mengatakan, dalam 10 tahun kedepan, Jepang membutuhkan sekitar 8-10 juta pekerja terdidik Indonesia untuk bekerja di berbagai jenis dan sektor industri.
Dengan program Goes To Japan, Indonesia memerlukan investasi Rp15 triliun untuk membentuk 1 juta lulusan SMK-Sarjana yang siap kerja di Jepang, tetapi potensi devisa negara bisa mencapai sekitar Rp750 triliun. "Sebuah investasi yang tidak mudah dicapai oleh BUMN yang besar sekalipun," kata dia.
Yoichiro mengatakan, AGFEC ini bertujuan untuk menawarkan lowongan pekerjaan yang tepat bagi pekerja asing di perusahaan-perusahaan yang berada di kota Kyushyu. The NNP juga bekerja sama dengan Liana Segrus C Ltd (Registered Support Organization).
"Dimana kami bukan hanya menawarkan lowongan pekerjaan di Jepang, tetapi kami juga menyupport para pekerja asing untuk hidup di Jepang," kata dia.
Komisaris DGII lainnya Prof Ace Suryadi MSc PhD, yang juga Dewan Pakar dan Ketua Pusat Kajian Kebijakan Pendidikan Nasional PGRI mengatakan, pada kesempatan lain mengatakan, dalam 10 tahun kedepan, Jepang membutuhkan sekitar 8-10 juta pekerja terdidik Indonesia untuk bekerja di berbagai jenis dan sektor industri.
Dengan program Goes To Japan, Indonesia memerlukan investasi Rp15 triliun untuk membentuk 1 juta lulusan SMK-Sarjana yang siap kerja di Jepang, tetapi potensi devisa negara bisa mencapai sekitar Rp750 triliun. "Sebuah investasi yang tidak mudah dicapai oleh BUMN yang besar sekalipun," kata dia.
(nth)