DGII-UIA Gelar Webinar Potensi Kerja di Jepang
loading...
A
A
A
Dia mengatakan, program kerja dan belajar di Jepang ini sangat baik, Kami UIA siap mengawal para calon peserta untuk mempersiapkan tenaga kerja terdidik yang profesional.
"Kami mengajak banyak pihak lain untuk bekerja sama dengan kami untuk menyukseskan program ini. Kami sebut program ini adalah sebagai solusi bangsa di tengah masa pandemi COVID 19," kata Masduki.
Pemateri pertama Komisaris Independen PT Telkom Indonesia Tbk Prof Dr Ir Marsudi Wahyu Kisworo IPU mengatakan, ke depannya Indonesia akan mengalami bonus demografi, dan jika tidak dipersiapkan dengan baik akan menjadi permasalahan di bidang ketenaga kerjaan.
Dia menjelaskan, pentingnya mendorong terwujudnya link and match “pernikahan” antara pendidikan vokasi dan dunia industri/dunia yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia.
Pembicara berikutnya adalah dari Pihak Jepang, yaitu President Liana Segrus Co Ltd Kazuya Yamanouchi. Dia mengatakan bahwa di Jepang sedang mengalami kekurangan tenaga kerja (extreme labor shortage).
"Menyadari situasi tersebut parlemen Jepang mengeluarkan kebijakan ketenagakerjaan baru melalui amandemen Immigration Control and Refugee Recognition Act," kata dia.
Menurut dia, kebijakan baru ini mulai berlaku sejak April 2019 dan akan membuka peluang kerja seluas-luasnya kepada negara lain. Perbedaan kebijakan parlemen Jepang dari yang sebelumnya adalah jika dulu hak dan kewajibannya pekerja asing dibedakan, sekarang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan pekerja Jepang. Sebagai gambaran dari sisi gaji UMR pekerja Jepang jika dirupiahkan berkisar Rp25 juta.
Pembicara selanjutnya adalah HR Department Advisor Hitowa Holding Co Ltd Shinji Kurata. Dia menjelaskan, kebutuhan tenaga kerja perawat di Jepang sangatlah besar. Perusahaan yang sudah berdiri sejak 2006, berlokasi di Ark Hills South Tower , Minato-ku, Tokyo ini memiliki jasa pelayanan yaitu pelayanan keperawatan untuk orang tua, anak-anak, individu dan juga jasa pelayanan makanan.
"Kami menghadapi problem dan situasi dimana generasi baby boomer akan masuk ke dalam penduduk usia tidak produktif di tahun 2025. Populasi ini akan meningkat 17,8% dari total populasi di Jepang. Sedangkan angkatan kerja produktif di Jepang akan mengalami penurunan, sehingga kebutuhan akan tenaga kerja di sektor keperawatan akan terus meningkat," jelas Shinji.
Pembicara terakhir adalah GM Business Development Group The Nishiniphon Shimbun, Co.Ltd Yoichiro Higashi. Dia menjelaskan, The Nishinippon Newspaper adalah surat kabar yang telah berdiri sejak 1876.
"Kami mengajak banyak pihak lain untuk bekerja sama dengan kami untuk menyukseskan program ini. Kami sebut program ini adalah sebagai solusi bangsa di tengah masa pandemi COVID 19," kata Masduki.
Pemateri pertama Komisaris Independen PT Telkom Indonesia Tbk Prof Dr Ir Marsudi Wahyu Kisworo IPU mengatakan, ke depannya Indonesia akan mengalami bonus demografi, dan jika tidak dipersiapkan dengan baik akan menjadi permasalahan di bidang ketenaga kerjaan.
Dia menjelaskan, pentingnya mendorong terwujudnya link and match “pernikahan” antara pendidikan vokasi dan dunia industri/dunia yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia.
Pembicara berikutnya adalah dari Pihak Jepang, yaitu President Liana Segrus Co Ltd Kazuya Yamanouchi. Dia mengatakan bahwa di Jepang sedang mengalami kekurangan tenaga kerja (extreme labor shortage).
"Menyadari situasi tersebut parlemen Jepang mengeluarkan kebijakan ketenagakerjaan baru melalui amandemen Immigration Control and Refugee Recognition Act," kata dia.
Menurut dia, kebijakan baru ini mulai berlaku sejak April 2019 dan akan membuka peluang kerja seluas-luasnya kepada negara lain. Perbedaan kebijakan parlemen Jepang dari yang sebelumnya adalah jika dulu hak dan kewajibannya pekerja asing dibedakan, sekarang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan pekerja Jepang. Sebagai gambaran dari sisi gaji UMR pekerja Jepang jika dirupiahkan berkisar Rp25 juta.
Pembicara selanjutnya adalah HR Department Advisor Hitowa Holding Co Ltd Shinji Kurata. Dia menjelaskan, kebutuhan tenaga kerja perawat di Jepang sangatlah besar. Perusahaan yang sudah berdiri sejak 2006, berlokasi di Ark Hills South Tower , Minato-ku, Tokyo ini memiliki jasa pelayanan yaitu pelayanan keperawatan untuk orang tua, anak-anak, individu dan juga jasa pelayanan makanan.
"Kami menghadapi problem dan situasi dimana generasi baby boomer akan masuk ke dalam penduduk usia tidak produktif di tahun 2025. Populasi ini akan meningkat 17,8% dari total populasi di Jepang. Sedangkan angkatan kerja produktif di Jepang akan mengalami penurunan, sehingga kebutuhan akan tenaga kerja di sektor keperawatan akan terus meningkat," jelas Shinji.
Pembicara terakhir adalah GM Business Development Group The Nishiniphon Shimbun, Co.Ltd Yoichiro Higashi. Dia menjelaskan, The Nishinippon Newspaper adalah surat kabar yang telah berdiri sejak 1876.