Sepekan PPKM Kota Semarang, 115 Unit Usaha Disegel Petugas
loading...
A
A
A
SEMARANG - Sepekan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Semarang, Jawa Tengah, sebanyak 115 unit usaha disegel petugas karena dinilai melakukan pelanggaran.
Selain itu, petugas juga mencatat sedikitnya 1.598 pelanggaran terjadi. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengungkapkan, tindakan tegas itu untuk memaksimalkan upaya penekanan penyebaran COVID-19.
Terlebih saat ini angka positif COVID-19 di Kota Semarang telah menembus 1.000 orang. Pria yang akrab disapa Hendi itu pun tidak menampik jika upaya pengetatan aktivitas warga berdampak pada perekonomian.
Namun, upaya tersebut harus diambil agar masyarakat bisa lebih berdisiplin dalam menjalankan protokol kesehatan
“Kita tahu bahwa pada PPKM ada pembatasan jam buka pusat perbelanjaan, juga pembatasan pelayanan restoran, peningkatan persentase karyawan bekerja dari rumah (work from home) dan lain sebagainya. Semua itu bertujuan agar masyarakat bisa terbiasa lebih disiplin,” kata Hendi usai rapat evaluasi PPKM, Senin (18/1/2021).
Dia berharap PPKM selesai pada 25 Januari 2021, dan tidak perlu ada kebijakan semacamnya di kemudian hari. Untuk itu, dia meminta masyarakat menaati kebijakan yang telah diambil, agar maksimal menekan angka COVID-19 di Kota Semarang.
"Kita sangat berharap PPKM dapat memperbaiki situasi kesehatan, dan tidak sampai diterapkan lagi di masa mendatang. Secara sosial ekonomi kita harus membayar lebih mahal lagi kalau ini sampai berulang-ulang," jelasnya.
Baca juga: 8 Orang Pegal-Pegal Usai Vaksin COVID-19 di Semarang
Meski demikian, dia mengaku belum dapat memutuskan PPKM akan berlanjut atau selesai sesuai jadwal. Mengingat masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan masyarakat serta unit usaha selama PPKM.
Baca juga: Kisah Mahasiswi Cantik Jago Silat Nyambi Driver Ojol Demi Kuliah S2
"Kita akan lihat perkembangan selama seminggu ini, mudah-mudahan semakin menurun terus dan jumlah total penderita berkurang. Ini evaluasi baru satu minggu, maka kita akan melihat seminggu berjalan ini. Kalau semakin hari banyak yang tertib dan berdisiplin, angkanya juga semakin menurun, maka akan kita longgarkan lagi," imbuhnya.
Selain itu, petugas juga mencatat sedikitnya 1.598 pelanggaran terjadi. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengungkapkan, tindakan tegas itu untuk memaksimalkan upaya penekanan penyebaran COVID-19.
Terlebih saat ini angka positif COVID-19 di Kota Semarang telah menembus 1.000 orang. Pria yang akrab disapa Hendi itu pun tidak menampik jika upaya pengetatan aktivitas warga berdampak pada perekonomian.
Namun, upaya tersebut harus diambil agar masyarakat bisa lebih berdisiplin dalam menjalankan protokol kesehatan
“Kita tahu bahwa pada PPKM ada pembatasan jam buka pusat perbelanjaan, juga pembatasan pelayanan restoran, peningkatan persentase karyawan bekerja dari rumah (work from home) dan lain sebagainya. Semua itu bertujuan agar masyarakat bisa terbiasa lebih disiplin,” kata Hendi usai rapat evaluasi PPKM, Senin (18/1/2021).
Dia berharap PPKM selesai pada 25 Januari 2021, dan tidak perlu ada kebijakan semacamnya di kemudian hari. Untuk itu, dia meminta masyarakat menaati kebijakan yang telah diambil, agar maksimal menekan angka COVID-19 di Kota Semarang.
"Kita sangat berharap PPKM dapat memperbaiki situasi kesehatan, dan tidak sampai diterapkan lagi di masa mendatang. Secara sosial ekonomi kita harus membayar lebih mahal lagi kalau ini sampai berulang-ulang," jelasnya.
Baca juga: 8 Orang Pegal-Pegal Usai Vaksin COVID-19 di Semarang
Meski demikian, dia mengaku belum dapat memutuskan PPKM akan berlanjut atau selesai sesuai jadwal. Mengingat masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan masyarakat serta unit usaha selama PPKM.
Baca juga: Kisah Mahasiswi Cantik Jago Silat Nyambi Driver Ojol Demi Kuliah S2
"Kita akan lihat perkembangan selama seminggu ini, mudah-mudahan semakin menurun terus dan jumlah total penderita berkurang. Ini evaluasi baru satu minggu, maka kita akan melihat seminggu berjalan ini. Kalau semakin hari banyak yang tertib dan berdisiplin, angkanya juga semakin menurun, maka akan kita longgarkan lagi," imbuhnya.
(boy)