BMKG Paparkan Sejarah Gempa Dahsyat di Majene dan Mamuju Sulawesi Barat
loading...
A
A
A
MAJENE - Gempa bumi dahsyat pada Jumat dinihari (15/1/2021) meluluhlantakan wilayah, Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat . Berdasarkan analisis Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa bumi ini masih merupakan rangkaian gempabumi pada 14 Januari 2021 pukul 13.35 WIB dengan magnitudo 5,9.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menegaskan jika gempa bumi yang dalam dua hari ini melanda wilayah Sulawesi Barat bukan pertama kalinya terjadi.
Baca : Gempa Majene 6,2 SR Hancurkan RS Mitra Manakarra, Sejumlah Perawat dan Pasien Tertimbun
Daryono mengatakan, jika pusat gempa yang terjadi pada hari Kamis 14 Januari 2021 dengan kekuatan 5,9 magnitudo. Dan hari ini Jumat 15 Januari 2021, pukul 01.28 WIB atau pukul 02.28 waktu setempat dengan kekuatan 6,2 magnitudo berdekatan dengan pusat gempa pada 1969 lalu.
“Apa yang terjadi di Majene saat ini berkaitan dengan pengulangan gempa di wilayah sana. Pada 1969, sekitar tanggal 23 Februari, dibangkitkan sumber gempa yang sama yaitu dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 km,” ungkap Daryono dalam Konferensi Pers Kejadian Gempa Bumi M 6,2 Dan Potensi Bencana Hidrometeorologi secara virtual, Jumat (15/1/2021).
Daryono mengatakan gempa di Sulawesi Barat yang terjadi pada tahun 1969 memicu timbulnya gelombang tsunami. Bahkan, menyebabkan 64 orang meninggal dunia, 97 orang terluka dan 1.287 rumah rusak.
“Gempa 1969 itu memicu terjadinya gempa besar tetapi dengan episenter di laut saat itu, maka timbul tsunami. Dilaporkan saat itu 64 orang meninggal, 97 orang terluka, dan 1.287 rumah mengalami kerusakan, dermaga pelabuhan juga mengalami keretakan. Timbul tsunami 4 meter di Pelattoang, dan di Parasangan dan Paili tingginya 1,5 meter,” kata Daryono.
Daryono pun menjelaskan, gempa yang terjadi di Sulbar dua hari ini. Ia mengatakan jika dari analisis BMKG bahwa gempa pertama atau sebagai gempa pembuka atau pendahuluan adalah pada Kamis dengan 5,9 magnitudo. Kemudian terjadi gempa-gempa susulan sebanyak 26 kali ditambah dengan gempa besar lagi pada Jumat sebesar 6,2 magnitudo. Sehingga total ada 28 gempa yang telah melanda Sulbar dalam dua hari ini.
Daryono mengatakan dalam gempa di Sulbar ini adalah berstruktur sesar naik.
“Ada 3 yang kita kenali sumbernya, dengan mekanisme sumber yang sama, fold thrust belt. Gempa ini memiliki kesamaan dengan gempa yang terjadi masa lalu terkait dengan Mamuju thrust. Kalau kita lihat sumber gempa ini, struktur sesar naik Mamuju seperti ini,” jelasnya.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menegaskan jika gempa bumi yang dalam dua hari ini melanda wilayah Sulawesi Barat bukan pertama kalinya terjadi.
Baca : Gempa Majene 6,2 SR Hancurkan RS Mitra Manakarra, Sejumlah Perawat dan Pasien Tertimbun
Daryono mengatakan, jika pusat gempa yang terjadi pada hari Kamis 14 Januari 2021 dengan kekuatan 5,9 magnitudo. Dan hari ini Jumat 15 Januari 2021, pukul 01.28 WIB atau pukul 02.28 waktu setempat dengan kekuatan 6,2 magnitudo berdekatan dengan pusat gempa pada 1969 lalu.
“Apa yang terjadi di Majene saat ini berkaitan dengan pengulangan gempa di wilayah sana. Pada 1969, sekitar tanggal 23 Februari, dibangkitkan sumber gempa yang sama yaitu dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 km,” ungkap Daryono dalam Konferensi Pers Kejadian Gempa Bumi M 6,2 Dan Potensi Bencana Hidrometeorologi secara virtual, Jumat (15/1/2021).
Daryono mengatakan gempa di Sulawesi Barat yang terjadi pada tahun 1969 memicu timbulnya gelombang tsunami. Bahkan, menyebabkan 64 orang meninggal dunia, 97 orang terluka dan 1.287 rumah rusak.
“Gempa 1969 itu memicu terjadinya gempa besar tetapi dengan episenter di laut saat itu, maka timbul tsunami. Dilaporkan saat itu 64 orang meninggal, 97 orang terluka, dan 1.287 rumah mengalami kerusakan, dermaga pelabuhan juga mengalami keretakan. Timbul tsunami 4 meter di Pelattoang, dan di Parasangan dan Paili tingginya 1,5 meter,” kata Daryono.
Daryono pun menjelaskan, gempa yang terjadi di Sulbar dua hari ini. Ia mengatakan jika dari analisis BMKG bahwa gempa pertama atau sebagai gempa pembuka atau pendahuluan adalah pada Kamis dengan 5,9 magnitudo. Kemudian terjadi gempa-gempa susulan sebanyak 26 kali ditambah dengan gempa besar lagi pada Jumat sebesar 6,2 magnitudo. Sehingga total ada 28 gempa yang telah melanda Sulbar dalam dua hari ini.
Daryono mengatakan dalam gempa di Sulbar ini adalah berstruktur sesar naik.
“Ada 3 yang kita kenali sumbernya, dengan mekanisme sumber yang sama, fold thrust belt. Gempa ini memiliki kesamaan dengan gempa yang terjadi masa lalu terkait dengan Mamuju thrust. Kalau kita lihat sumber gempa ini, struktur sesar naik Mamuju seperti ini,” jelasnya.
(sms)