Pipit Piyono, Penumpang Sriwjaya Air Sempat Video Call dengan Istri Sebelum Terbang
loading...
A
A
A
TULANG BAWANG BARAT - Pipit Piyono, menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air rute penerbangan Jakarta-Pontianak. Warga Tiyuh (Desa) Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung ini bertolak ke Pontianak bersama kedua rekannya untuk bekerja.
Berdasarkan data, Pipit Piyono memiliki boarding pass (IN099 TKG) kursi No.14 tiket 9,77108E+12. Meli, istri korban mengaku, dirinya syok sesaat mengetahui pesawat yang ditumpangi suaminya hilang kontak, dan diduga jatuh di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. “Suami saya bersama dua temannya ke Pontianak karena mau bekerja sebagai buruh,” ujar Meli, Minggu (10/1/2021).
Wanita anak satu ini menuturkan, dirinya sempat merasa cemas saat sang suami menuturkan jika pesawat yang ditumpanginya mengalami keterlambatan terbang sebanyak tiga kali. (Baca juga: Keluarga Pramugari NAM Air: “Setiap Mau Terbang dan Mendarat Selalu Telepon, Kali Ini Sudah 3 Jam Terbang Gak Ada Kabar)
Dan saat berada di Bandara Soekarno Hatta, lanjut Meli, sempat berkomunikasi video call melalui aplikasi Whatsapp. “Kami sempat komunikasi video call. Dia bilang pesawat tiga kali delay. Tapi setelah itu hilang kontak,” urainya.
Saat ini, dia bersama keluarga masih menunggu hasil pencarian oleh tim. Dirinya sangat berharap agar sang suami dapat diketemukan dengan selamat. (Baca juga: Pencarian Sriwijaya Air, KN Basudewa Basarnas Bawa Tim Penyelam dan Logistik)
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air hilang kontak sesaat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta. Pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut berisi 56 orang yang terdiri dari 50 penumpang dan 6 awak pesawat. Sebanyak 50 penumpang tersebut, terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi.
Berdasarkan data, Pipit Piyono memiliki boarding pass (IN099 TKG) kursi No.14 tiket 9,77108E+12. Meli, istri korban mengaku, dirinya syok sesaat mengetahui pesawat yang ditumpangi suaminya hilang kontak, dan diduga jatuh di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. “Suami saya bersama dua temannya ke Pontianak karena mau bekerja sebagai buruh,” ujar Meli, Minggu (10/1/2021).
Wanita anak satu ini menuturkan, dirinya sempat merasa cemas saat sang suami menuturkan jika pesawat yang ditumpanginya mengalami keterlambatan terbang sebanyak tiga kali. (Baca juga: Keluarga Pramugari NAM Air: “Setiap Mau Terbang dan Mendarat Selalu Telepon, Kali Ini Sudah 3 Jam Terbang Gak Ada Kabar)
Dan saat berada di Bandara Soekarno Hatta, lanjut Meli, sempat berkomunikasi video call melalui aplikasi Whatsapp. “Kami sempat komunikasi video call. Dia bilang pesawat tiga kali delay. Tapi setelah itu hilang kontak,” urainya.
Saat ini, dia bersama keluarga masih menunggu hasil pencarian oleh tim. Dirinya sangat berharap agar sang suami dapat diketemukan dengan selamat. (Baca juga: Pencarian Sriwijaya Air, KN Basudewa Basarnas Bawa Tim Penyelam dan Logistik)
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air hilang kontak sesaat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta. Pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut berisi 56 orang yang terdiri dari 50 penumpang dan 6 awak pesawat. Sebanyak 50 penumpang tersebut, terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi.
(don)