Mantan Guru Ngaji di Purwakarta, Kini Hidup Terasing di Gubuk Reyot dalam Kebun

Selasa, 22 Desember 2020 - 17:50 WIB
loading...
Mantan Guru Ngaji di Purwakarta, Kini Hidup Terasing di Gubuk Reyot dalam Kebun
Gubuk yang ditinggali Saepudin (38) di Kampung Krajan, Desa Lebak Anyar, layaknya kandang kambing. Pria itu sebelumnya dikenal sebagai guru ngaji, namun kini mengalami gangguan kejiwaan. Foto: Istimewa
A A A
PURWAKARTA - Seorang warga di Kampung Krajan, Desa Lebak Anyar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta , harus hidup di sebuah gubuk reyot layaknya kandang kambing. Kondisi yang memprihatinkan seperti itu seolah luput dari perhatian pemerintah daerah.

Warga tesebut adalah Saepudin (38), pria ini sebelumnya dikenal sebagai guru mengaji di kampungnya. Namun sejak empat tahun terakhir, entah apa penyebabnya dia mengalami gangguan jiwa dan harus tinggal di sebuah gubuk yang berada di areal kebun jauh dari permukiman. (Baca Juga: Guru Ngaji yang Tega Cekoki Muridnya dengan Obat Perangsang Dibekuk Tim Tekab 308)

Untuk bisa menuju gubuk tempat tinggal Saepudin, harus melewati jalan setapak yang terjal dan berkelok serta licin. Sedikit saja lengah, alamat terpeleset atau jatuh terjerembab. Begitu sampai, mata akan terbelalak dengan kondisi gubuk yang selama ini ditinggali Saepudin.

Tampak dinding bilik itu robek di mana-mana, genteng banyak yang bocor serta tiang rumah sudah lapuk dimakan usia. Hanya satu lampu yang tergantung untuk penerangan. Begitu pula tempat tidur berupa alas kain dan satu bantal di atasnya. Bisa dibayangkan ketika hujan bocor, semua barang-barang berikut penghuninya pasti basah kuyup. “Ya saya sehari-hari tinggal di sini. Tapi kalau makan ke rumah Abah (orang tuanya),” kata Saepudin, Selasa (22/12/2020).

Dia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara hasil pernikahan Abah Wasim (68) dengan almarhumah Titin Rohaetin. Abah Wasim sendiri kini berprofesi sebagai penganyam bambu yang penghasilannya pas-pasan. (Baca Juga: Tusuk Istri Polisi hingga Tewas, Pelaku Ditangkap saat Berlindung dalam Masjid)

Ali Novel, relawan kemanusiaan di Kabupaten Purwakarta yang sempat menyambangi Saepudin mengaku cukup prihatin dengan kondisi warga seperti itu. Kehidupannya yang memprihatinkan perlu secepatnya mendapat penanganan. (Baca Juga: Tahun Depan, 10 Ribu Guru Mengaji di Sulsel Dapat Insentif)

“Saepudin seorang guru ngaji yang menderita gangguan jiwa perlu pengobatan. Sedangkan gubuk dan lahan itu bukan miliknya, tapi milik orang lain. Paling kami bantu sebatas beres-beres rumah agar tidak terlalu kumuh. Mudah-mudahan ada respons dari para donatur,” ucapnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2092 seconds (0.1#10.140)