Selama Nataru, Konsumsi BBM di Jatimbalinus Diprediksi Naik 5,1 Persen
loading...
A
A
A
SURABAYA - PT Pertamina (Persero) Marketing Region Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) sejak Senin (7/12/2020) membentuk Tim Satuan Tugas pemantauan kelancaran penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) aman selama periode Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021(Nataru).
Selama masa Satgas Nataru 2020-2021, konsumsi BBM jenis Gasoline (Pertamax Turbo, Pertamax, Pertalite, Premium) diprediksi mengalami peningkatan sebesar 5,1% dibandingkan dengan konsumsi harian normal sebelum masa satgas, yaitu dari 16.982 kilo liter (kl) menjadi 17.850 kl. Sementara untuk konsumsi BBM jenis Gasoil (Dex, Dexlite, Biosolar) diprediksi mengalami penurunan sebesar 4,1% dari konsumsi harian normal, yaitu dari 7.520 kl menjadi 7.210 kl.
(Baca juga: Pertamina Hulu Rokan Siap Perkuat Industri Minyak Nasional )
Untuk konsumsi harian LPG 3 kilogram (kg) Bersubsidi, di wilayah Jatim pada periode tersebut diperkirakan meningkat sebanyak 6%, dari 4.110 metrik ton (mt) menjadi 4.360 mt. Di wilayah Bali, konsumsi LPG 3 kg Bersubsidi diperkirakan akan bertambah sebanyak 4%, dari 630 mt menjadi 660 mt. Demikian halnya diperkirakan untuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), konsumsi harian LPG 3 kg Bersubsidi akan meningkat sebanyak 9%, dari 350 mt menjadi 380 mt.
Sementara untuk produk LPG BrightGas Non Subsidi, secara total di wilayah Jatimbalinus diprediksi mengalami peningkatan 10% dibandingkan dengan rata-rata konsumsi harian normal sebelum masa Satgas Nataru 2020-2021. Yaitu dari 240 mt menjadi 260 mt per harinya.
Executive General Manager Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, C.D. Sasongko mengungkapkan, pasokan BBM dan LPG hingga saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
(Baca juga: Tusuk Istri Polisi hingga Tewas, Pelaku Ditangkap saat Berlindung di Masjid Ini Kronologinya )
"Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan BBM dan LPG selama Nataru, jika diperlukan, penyaluran BBM maupun LPG akan ditambah sesuai dengan perkiraan kebutuhan yang sudah diperhitungkan," ujar Sasongko, Selasa (22/12/2020).
Dia menambahkan, aktivitas ekonomi masyarakat, UKM, pusat perbelanjaan yang sempat terhenti akibat pandemi COVID-19, dan mulai ramainya aktivitas persiapan masyarakat jelang Nataru, menjadi pendorong utama naiknya konsumsi BBM.
Selama masa Satgas Nataru 2020-2021, konsumsi BBM jenis Gasoline (Pertamax Turbo, Pertamax, Pertalite, Premium) diprediksi mengalami peningkatan sebesar 5,1% dibandingkan dengan konsumsi harian normal sebelum masa satgas, yaitu dari 16.982 kilo liter (kl) menjadi 17.850 kl. Sementara untuk konsumsi BBM jenis Gasoil (Dex, Dexlite, Biosolar) diprediksi mengalami penurunan sebesar 4,1% dari konsumsi harian normal, yaitu dari 7.520 kl menjadi 7.210 kl.
(Baca juga: Pertamina Hulu Rokan Siap Perkuat Industri Minyak Nasional )
Untuk konsumsi harian LPG 3 kilogram (kg) Bersubsidi, di wilayah Jatim pada periode tersebut diperkirakan meningkat sebanyak 6%, dari 4.110 metrik ton (mt) menjadi 4.360 mt. Di wilayah Bali, konsumsi LPG 3 kg Bersubsidi diperkirakan akan bertambah sebanyak 4%, dari 630 mt menjadi 660 mt. Demikian halnya diperkirakan untuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), konsumsi harian LPG 3 kg Bersubsidi akan meningkat sebanyak 9%, dari 350 mt menjadi 380 mt.
Sementara untuk produk LPG BrightGas Non Subsidi, secara total di wilayah Jatimbalinus diprediksi mengalami peningkatan 10% dibandingkan dengan rata-rata konsumsi harian normal sebelum masa Satgas Nataru 2020-2021. Yaitu dari 240 mt menjadi 260 mt per harinya.
Executive General Manager Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, C.D. Sasongko mengungkapkan, pasokan BBM dan LPG hingga saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
(Baca juga: Tusuk Istri Polisi hingga Tewas, Pelaku Ditangkap saat Berlindung di Masjid Ini Kronologinya )
"Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan BBM dan LPG selama Nataru, jika diperlukan, penyaluran BBM maupun LPG akan ditambah sesuai dengan perkiraan kebutuhan yang sudah diperhitungkan," ujar Sasongko, Selasa (22/12/2020).
Dia menambahkan, aktivitas ekonomi masyarakat, UKM, pusat perbelanjaan yang sempat terhenti akibat pandemi COVID-19, dan mulai ramainya aktivitas persiapan masyarakat jelang Nataru, menjadi pendorong utama naiknya konsumsi BBM.