IPM Naik 0,03%, Kualitas Hidup Warga Jawa Timur Hanya Ada di Peringkat 15 Nasional
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pandemi COVID-19 membawa pengaruh terhadap pembangunan manusia di Indonesia. Hal ini terlihat dari perlambatan pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) tahun 2020 dibanding tahun-tahun sebelumnya.
(Baca juga: Gempa Berpusat di Darat Guncang Bengkulu, Warga Rasakan Guncangan Kuat )
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, IPM Indonesia tahun 2020 adalah sebesar 71,94 atau tumbuh 0,03% atau naik 0,02% dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
Perlambatan pertumbuhan IPM tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh turunnya rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Indikator ini turun dari Rp11,30 juta pada tahun 2019 menjadi Rp11,01 juta pada tahun 2020.
IPM Jawa Timur (Jatim) berada diurutan ke-15 dengan angka 71,71 atau tumbuh 0,30% dibanding 2019 yang sebesar 71,50. Urutan IPM terendah masih ditempati oleh Provinsi Papua sebesar 60,44. Sedangkan urutan teratas masih ditempati oleh DKI Jakarta sebesar 80,77. Diurutan kedua, adalah DI Yogyakarta dengan IPM 79,97.
(Baca juga: Wagub Emil Mundur, Aktivis Petani Tebu jadi Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jatim )
Kemudian, Kalimantan Timur 76,24, Kepulauan Riau 75,59, Bali 75,50, Sulawesi Utara 72,93, Riau 72,71 dan Banten 72,45. Aceh 71,99, Sumatera Barat, 72,38, Sulawesi Selatan 71,93, Jawa Barat 72,09, Sumatera Utara 71,77, Jawa Tengah 71,87. Status IPM sangat tinggi tersebut diperoleh bila IPM berada di atas 80. Sedangkan, IPM 70-80 berstatus tinggi, 60-70 berstatus sedang dan IPM di bawah 60 berstatus rendah.
Di Jatim, Surabaya tercatat mempunyai IPM tertinggi dengan capaian IPM sebesar 82,23. Sementara IPM terendah tercatat di Sampang dengan IPM sebesar 62,70. Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Madiun dan Kabupaten Sidoarjo tercatat mempunyai IPM berkategori "sangat tinggi".
"Sedangkan lainnya sebanyak 20 kabupaten/kota berkategori 'tinggi', dan 14 kabupaten/kota berkategori 'sedang'," kata Kepala Bidang Nerwilis BPS Jatim, Khaerul Agus, dalam rilisnya, Kamis (17/12/2020).
(Baca juga: Tewaskan 4 Orang, Ini Kronologi Laka Maut Grandmax Hantam Truk di Tol Cipali )
Data BPS Jatim juga menyebutkan, selama periode 2019 hingga 2020, komponen kesehatan dan pendidikan di Jatim mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 71,30 tahun, meningkat 0,12 tahun. Anak-anak usia tujuh tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,19 tahun, meningkat 0,03 tahun.
Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,78 tahun meningkat 0,19 tahun. Hanya komponen pengeluaran per kapita yang disesuaikan yang turun, dari Rp11,74 juta (2019), menjadi Rp11,60 juta (2020) atau turun Rp138.000 akibat pandemi COVID-19.
Lihat Juga: Triwulan II 2023, Ekonomi Jatim Tumbuh 5,24 Persen, Ungguli Nasional dan Tertinggi di Pulau Jawa
(Baca juga: Gempa Berpusat di Darat Guncang Bengkulu, Warga Rasakan Guncangan Kuat )
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, IPM Indonesia tahun 2020 adalah sebesar 71,94 atau tumbuh 0,03% atau naik 0,02% dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
Perlambatan pertumbuhan IPM tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh turunnya rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Indikator ini turun dari Rp11,30 juta pada tahun 2019 menjadi Rp11,01 juta pada tahun 2020.
IPM Jawa Timur (Jatim) berada diurutan ke-15 dengan angka 71,71 atau tumbuh 0,30% dibanding 2019 yang sebesar 71,50. Urutan IPM terendah masih ditempati oleh Provinsi Papua sebesar 60,44. Sedangkan urutan teratas masih ditempati oleh DKI Jakarta sebesar 80,77. Diurutan kedua, adalah DI Yogyakarta dengan IPM 79,97.
(Baca juga: Wagub Emil Mundur, Aktivis Petani Tebu jadi Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jatim )
Kemudian, Kalimantan Timur 76,24, Kepulauan Riau 75,59, Bali 75,50, Sulawesi Utara 72,93, Riau 72,71 dan Banten 72,45. Aceh 71,99, Sumatera Barat, 72,38, Sulawesi Selatan 71,93, Jawa Barat 72,09, Sumatera Utara 71,77, Jawa Tengah 71,87. Status IPM sangat tinggi tersebut diperoleh bila IPM berada di atas 80. Sedangkan, IPM 70-80 berstatus tinggi, 60-70 berstatus sedang dan IPM di bawah 60 berstatus rendah.
Di Jatim, Surabaya tercatat mempunyai IPM tertinggi dengan capaian IPM sebesar 82,23. Sementara IPM terendah tercatat di Sampang dengan IPM sebesar 62,70. Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Madiun dan Kabupaten Sidoarjo tercatat mempunyai IPM berkategori "sangat tinggi".
"Sedangkan lainnya sebanyak 20 kabupaten/kota berkategori 'tinggi', dan 14 kabupaten/kota berkategori 'sedang'," kata Kepala Bidang Nerwilis BPS Jatim, Khaerul Agus, dalam rilisnya, Kamis (17/12/2020).
(Baca juga: Tewaskan 4 Orang, Ini Kronologi Laka Maut Grandmax Hantam Truk di Tol Cipali )
Data BPS Jatim juga menyebutkan, selama periode 2019 hingga 2020, komponen kesehatan dan pendidikan di Jatim mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 71,30 tahun, meningkat 0,12 tahun. Anak-anak usia tujuh tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,19 tahun, meningkat 0,03 tahun.
Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,78 tahun meningkat 0,19 tahun. Hanya komponen pengeluaran per kapita yang disesuaikan yang turun, dari Rp11,74 juta (2019), menjadi Rp11,60 juta (2020) atau turun Rp138.000 akibat pandemi COVID-19.
Lihat Juga: Triwulan II 2023, Ekonomi Jatim Tumbuh 5,24 Persen, Ungguli Nasional dan Tertinggi di Pulau Jawa
(eyt)