Pilkada 2020, 15 Ketua Parpol di Sulsel Tumbang
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sebanyak 15 ketua partai politik (parpol) di Sulsel tumbang pada pilkada serentak 2020 ini. Melalui perhitungan real count KPU sementara, suara mereka tertinggal dari rivalnya.
Nasdem menjadi partai yang paling banyak memilik kader sebagai ketua yang tidak bisa berkutik di pilkada . Pasalnya, partai ini hampir semua daerah mendorong ketua partainya maju di pilkada 2020 di Sulsel.
Enam ketua DPD Nasdem kabupaten/kota yang tumbang ialah Andi Harmil Mattotorang di Maros, Yosia Rinto Kadang di Toraja Utara, Arum Spink di Bulukumba, Irwan Bachri Syam di Luwu Timur dan Muh Thahar Rum di Luwu Utara.
Satu lainnya ialah Nicodemus Biringkanae sebagai Ketua Nasdem Tana Toraja. Nico yang berpaket dengan Victor Datuan Batara terancam tumbang karena perolehan suaranya di KPU saat ini kalah dari Theofilius-Allorerung. Sekali pun Nico-Victor sempat mengklaim unggul di perhitungan cepat.
Sekretaris DPW Nasdem Sulsel, Syaharuddin Alrif tak mempersoalkan hal tersebut. Malahan dia mengapresiasi seluruh ketua partai yang maju karena taat dengan instruksi partai.
“Kita memberi apresiasi kepada kader yang telah membesarkan partai dan berkontestasi di pilkada . Soal hasil, yang penting mereka sudah berusaha dan hasilnya sudah sangat maksimal sekali," ucap Syahar sapaannya, kemarin.
Syahar mengatakan, menang atau kalah persoalan belakangan. Nasdem kata dia, sudah memperlihatkan eksistensi sebagai partai politik untuk memberikan pendidikan politik kepada kader dan masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Sulsel ini mencontohkan, peran Nasdem di Lutim. Syahar menyebut Nasdem tampil kedua kalinya untuk menyelamatkan demokrasi, yang tadinya akan menjadi kolom kosong.
"Artinya masyarakat punya pilihan lain, dan Nasdem mengusung kadernya (Irwan). Kalahnya juga tidak jauh-jauh amat, kita sudah memperlihatkan bahwa di Lutim suaranya 53% dan 47%, hanya selisih sekian. Nah 47% itu suara masyarakat yang senang dengan figur Nasdem ," katanya.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi partai yang berada di posisi kedua dengan jumlah ketua partainya tumbang. Ada tiga kader ketua partai yang didorong, namun gagal menang. Ketiganya ialah Havid Pasha di Maros, Aksah Kasim di Barru dan Aji Sumarno di Selayar. Ketiganya kompak berposisi sebagai calon wakil bupati.
Ketua DPW PKB Sulsel , Azhar Arsyad menuturkan, setiap partai pasti selalu ada evaluasi. Bukan hanya sebatas soal pilkada, dan bukan evaluasi dalam hal mencari kesahalan ketua partainya.
"Tapi evaluasi ialah memperbaiki di masa depan. Mendorong kader soal menang kalah hal biasa, tapi saya bangga sebagai ketua DPW karena merasa bahwa tanggung jawab partai dalam melatih calon pemimpin, saya bisa buka ruang itu. Bangga juga saya kalau kader kita maju, persoalan menang kalah, itu ialah soal lain," tuturnya.
Bagi Ketua Fraksi PKB DPRD Sulsel ini, tak ada seorang pun yang bisa memastikan paslon tertentu bisa menang atau kalah. Kata dia, tetap ada evaluasi tapi tidak terbatas soal DPC, tapi lebih luas untuk memperbaiki lagi ke depan.
"Kegagalan itu mungkin dalam pengertian sempit itu kegagalan. Tapi dalam pengertian luas buat partai adalah ruang untuk memperbaiki sel-sel partai hingga ke tingkat bawah, di pilkada ini," sebutnya.
Misalnya kata dia, membentuk jaringan sampai di TPS, itu di pilkada ini bisa dimanfaatkan. “Dan itu kita akan lihat di pileg berikutnya, apakah berdampak positif atau mengkonsolidir partai atau tidak," sambung Arsyad.
Gerindra menyumbang satu ketua partainya yang tumbang. Arsyad Kasmar selaku Ketua DPC Gerindra Luwu Utara harus puas di posisi buncit perolehan suara sementara. Arsyad yang berpaket dengan Andi Sukma hampir pasti kalah.
Sekretaris DPD Gerindra Sulsel , Darmawangsyah Muin menuturkan, pihaknya tak akan memberi sanksi kepada ketua partai yang kalah. Namun hanya diberi sedikit sentuhan evaluasi.
"Iya, ada beberapa daerah yang terpaksa kita berikan (evaluasi), karena persoalan mereka ngotot untuk maju dan kebetulan yang maju ialah kader kita. Seperti Luwu Utara, kita hormati dia (Arsyad) sebagai ketua DPC, dan target menang tidak dipikirkan, tapi minimal memanaskan mesin (partai) di Luwu Utara," sebut Wakil Ketua DPRD Sulsel ini.
Sementara itu, Arsyad Kasmar mengaku siap dievaluasi sebagai Ketua DPC Gerindra Lutra . Dia memahami, setiap partai punya pertimbangan dalam mengeluarkan suatu kebijakan.
"Kapan saja dievaluasi, saya siap saja tak ada masalah. Cuma Partai Gerindra tidak berfungsi ke bawah, tak ada mesin politik berjalan, tak ada kontribusi mesin politk. Namanya prajurit apa kata komandan, ikut saja lah," beber Arsyad.
Calon Bupati Lutra usungan Gerindra ini mengaku, salah satu alasan mesin partai tak jalan karena ada dua kader Gerindra yang maju. Selain dia, ada juga Rahmat Laguni yang menjadi pasangan Muh Thahar Rum. “Iya, salah satunya juga, kan terpecah. Itulah namanya risiko politik, tiba masa tiba akal,” tandasnya.
Sementara itu, partai Golkar ada nama Andi Hamzah Pangki yang maju di pilkada Bulukumba, Ilham Zainuddin di pilkada Pangkep, dan Victor Datuan Batara di pilkada Tana Toraja. Ada juga Murni Makking Ketua Demokrat dan Askar HL ketua PPP yang sama-sama maju di pilkada Bulukumba.
Nasdem menjadi partai yang paling banyak memilik kader sebagai ketua yang tidak bisa berkutik di pilkada . Pasalnya, partai ini hampir semua daerah mendorong ketua partainya maju di pilkada 2020 di Sulsel.
Enam ketua DPD Nasdem kabupaten/kota yang tumbang ialah Andi Harmil Mattotorang di Maros, Yosia Rinto Kadang di Toraja Utara, Arum Spink di Bulukumba, Irwan Bachri Syam di Luwu Timur dan Muh Thahar Rum di Luwu Utara.
Satu lainnya ialah Nicodemus Biringkanae sebagai Ketua Nasdem Tana Toraja. Nico yang berpaket dengan Victor Datuan Batara terancam tumbang karena perolehan suaranya di KPU saat ini kalah dari Theofilius-Allorerung. Sekali pun Nico-Victor sempat mengklaim unggul di perhitungan cepat.
Sekretaris DPW Nasdem Sulsel, Syaharuddin Alrif tak mempersoalkan hal tersebut. Malahan dia mengapresiasi seluruh ketua partai yang maju karena taat dengan instruksi partai.
“Kita memberi apresiasi kepada kader yang telah membesarkan partai dan berkontestasi di pilkada . Soal hasil, yang penting mereka sudah berusaha dan hasilnya sudah sangat maksimal sekali," ucap Syahar sapaannya, kemarin.
Syahar mengatakan, menang atau kalah persoalan belakangan. Nasdem kata dia, sudah memperlihatkan eksistensi sebagai partai politik untuk memberikan pendidikan politik kepada kader dan masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Sulsel ini mencontohkan, peran Nasdem di Lutim. Syahar menyebut Nasdem tampil kedua kalinya untuk menyelamatkan demokrasi, yang tadinya akan menjadi kolom kosong.
"Artinya masyarakat punya pilihan lain, dan Nasdem mengusung kadernya (Irwan). Kalahnya juga tidak jauh-jauh amat, kita sudah memperlihatkan bahwa di Lutim suaranya 53% dan 47%, hanya selisih sekian. Nah 47% itu suara masyarakat yang senang dengan figur Nasdem ," katanya.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi partai yang berada di posisi kedua dengan jumlah ketua partainya tumbang. Ada tiga kader ketua partai yang didorong, namun gagal menang. Ketiganya ialah Havid Pasha di Maros, Aksah Kasim di Barru dan Aji Sumarno di Selayar. Ketiganya kompak berposisi sebagai calon wakil bupati.
Ketua DPW PKB Sulsel , Azhar Arsyad menuturkan, setiap partai pasti selalu ada evaluasi. Bukan hanya sebatas soal pilkada, dan bukan evaluasi dalam hal mencari kesahalan ketua partainya.
"Tapi evaluasi ialah memperbaiki di masa depan. Mendorong kader soal menang kalah hal biasa, tapi saya bangga sebagai ketua DPW karena merasa bahwa tanggung jawab partai dalam melatih calon pemimpin, saya bisa buka ruang itu. Bangga juga saya kalau kader kita maju, persoalan menang kalah, itu ialah soal lain," tuturnya.
Bagi Ketua Fraksi PKB DPRD Sulsel ini, tak ada seorang pun yang bisa memastikan paslon tertentu bisa menang atau kalah. Kata dia, tetap ada evaluasi tapi tidak terbatas soal DPC, tapi lebih luas untuk memperbaiki lagi ke depan.
"Kegagalan itu mungkin dalam pengertian sempit itu kegagalan. Tapi dalam pengertian luas buat partai adalah ruang untuk memperbaiki sel-sel partai hingga ke tingkat bawah, di pilkada ini," sebutnya.
Misalnya kata dia, membentuk jaringan sampai di TPS, itu di pilkada ini bisa dimanfaatkan. “Dan itu kita akan lihat di pileg berikutnya, apakah berdampak positif atau mengkonsolidir partai atau tidak," sambung Arsyad.
Gerindra menyumbang satu ketua partainya yang tumbang. Arsyad Kasmar selaku Ketua DPC Gerindra Luwu Utara harus puas di posisi buncit perolehan suara sementara. Arsyad yang berpaket dengan Andi Sukma hampir pasti kalah.
Sekretaris DPD Gerindra Sulsel , Darmawangsyah Muin menuturkan, pihaknya tak akan memberi sanksi kepada ketua partai yang kalah. Namun hanya diberi sedikit sentuhan evaluasi.
"Iya, ada beberapa daerah yang terpaksa kita berikan (evaluasi), karena persoalan mereka ngotot untuk maju dan kebetulan yang maju ialah kader kita. Seperti Luwu Utara, kita hormati dia (Arsyad) sebagai ketua DPC, dan target menang tidak dipikirkan, tapi minimal memanaskan mesin (partai) di Luwu Utara," sebut Wakil Ketua DPRD Sulsel ini.
Sementara itu, Arsyad Kasmar mengaku siap dievaluasi sebagai Ketua DPC Gerindra Lutra . Dia memahami, setiap partai punya pertimbangan dalam mengeluarkan suatu kebijakan.
"Kapan saja dievaluasi, saya siap saja tak ada masalah. Cuma Partai Gerindra tidak berfungsi ke bawah, tak ada mesin politik berjalan, tak ada kontribusi mesin politk. Namanya prajurit apa kata komandan, ikut saja lah," beber Arsyad.
Calon Bupati Lutra usungan Gerindra ini mengaku, salah satu alasan mesin partai tak jalan karena ada dua kader Gerindra yang maju. Selain dia, ada juga Rahmat Laguni yang menjadi pasangan Muh Thahar Rum. “Iya, salah satunya juga, kan terpecah. Itulah namanya risiko politik, tiba masa tiba akal,” tandasnya.
Sementara itu, partai Golkar ada nama Andi Hamzah Pangki yang maju di pilkada Bulukumba, Ilham Zainuddin di pilkada Pangkep, dan Victor Datuan Batara di pilkada Tana Toraja. Ada juga Murni Makking Ketua Demokrat dan Askar HL ketua PPP yang sama-sama maju di pilkada Bulukumba.
(luq)