Bukan 'Virgin' Biasa, VCO Inovasi Bambang Bantu Perbaikan Gizi Anak Parigi Moutong

Minggu, 13 Desember 2020 - 20:46 WIB
loading...
Bukan Virgin Biasa,...
Warga sedang membuat VCO dengan menerapkan teknologi VCO temuan Bambang Sardi dengan menggunakan metode fermentasi anaerob dan tidak menggunakan pemanasan dalam pembuatan VCO. Foto: DOK Bambang Sardi
A A A
PALU - Berlari-lari kecil bocah perempuan itu di depan halaman rumahnya. Di tangannya sedang menenteng camilan berupa biskuit. Wajahnya terlihat blepotan, penuh dengan bekas camilan yang sedari tadi disantapnya. Sepintas, biskuit yang ditentengnya terlihat biasa.

Namun, siapa sangka jika berkat biskuit inilah menjadi jalan pembuka, bagi Fitri Anugrah, 2 tahun, anak dari pasangan Yunisa, 19 tahun dan Najmun, 36 tahun bisa memiliki berat badan ideal seumurannya. Fitria yang lahir pada 25 Mei 2018, lahir dengan berat badan saat lahir 2.700 gram, lahir normal di rumah dibantu dukun beranak . Untuk anak seukurannya terbilang kurang normal.



Berkat penanganan rumah sehat BAZNAS (RSB) Parigi Moutong berhasil membantu Fitri Anugrah keluar dari kondisi gizi kurang. Bahkan, sudah sehat seperti kebanyakan bocah seusianya. RSB membantu Fitria keluar dari kondisi tersebut dengan memberikan makanan tambahan berupa biskuit Blondo dan Virgin Coconut Oil (VCO) yang diberikan setiap hari.
Bukan 'Virgin' Biasa, VCO Inovasi Bambang Bantu Perbaikan Gizi Anak Parigi Moutong

Fitri Anugrah, 2 tahun, anak dari pasangan Yunisa ,19 tahun dan Najmun, 36 tahun ikut program perbaikan gizi dari rumah sehat BAZNAS. Foto: Dok rumah sehat BAZNAS

Berkat manfaat inilah rumah sehat BAZNAS Parigi Moutong menjadi program unggulan dalam penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Parigi Moutong dengan memberikan makanan tambahan berupa biskuit Blondo dan VCO yang diberikan setiap hari agar gizi anak-anak ini terus membaik.

Atas upaya ini, bahkan BAZNAS menerima penghargaan sebagai lembaga peduli stunting di Kabupaten Parigi Moutong. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah daerah Kabupaten Parigi Moutong atas komitmen BAZNAS dalam upaya memajukan kesehatan melalui program stunting.

BAZNAS melalui rumah sehat BAZNAS Parigi Moutong terus berinovasi untuk mengentaskan stunting dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam di sekitar. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni dan biskuit Blondo untuk balita dan ibu hamil lewat pengolahan kelapa adalah salah satu contohnya,” ujar Kepala Rumah Sehat BAZNAS RI, Dr Reza Ramdhoni, dalam rilisnya, Senin (12/10/2020)

Blondo dan VCO yang dijadikan biskut dan obat untuk membantu meningkatkan gizi anak-anak di Parigi Moutong merupakan hasil temuan Dosen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako, Palu, Bambang Sardi. Teknologi VCO ini menggunakan metode fermentasi anaerob dan tidak menggunakan pemanasan dalam pembuatan VCO. Jadi bisa dipastikan benar-benar minyak kelapa murni.

Bambang Sardi menuturkan, berkat penelitian yang dilakukan alumnus Jurusan Teknik Kimia, Program Studi Teknik Kimia, Universitas Muslim Indonesia , Makassar, itu memperoleh apresiasi dari Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards, PT Astra International Tbk, tahun 2017, untuk kategori bidang teknologi.

Dari apresiasi tersebut, Bambang memperoleh dana Rp 65 juta. Dana inilah kemudian, kata dia, digunakan untuk pengembangan inovasi dan pemenuhan dokumen perizinan produk VCO. Tak hanya itu, teknologi yang ditemukan ini kemudian dihibahkan ke masyarakat, termasuk salah satunya ke rumah sehat BAZNAZ di Parigi Moutong.

Selain itu, dana apresiasi itu digunakan juga untuk melakukan inovasi lain, yaitu produksi VCO dalam bentuk kapsul (tablet) dan produksi biskuit Blondo VCO untuk penanganan gizi buruk.

Melalui inovasi teknologi produksi VCO ini melahirkan tiga kelompok mitra usaha masyarakat yang saling mendukung. Pertama, kelompok masyarakat Qonita Nur di Kabupaten Parigi Moutong sebagai penyedia bahan baku kelapa varietas dalam dan tempat riset.

Kedua, kelompok masyarakat Muflih di Palu, sebagai tempat produksi dan pemasaran VCO. Ketiga, kelompok masyarakat Usaha Tadulako, yang memproduksi dan mengembangkan biskuit Blondo VCO.

Dengan berkembangnya industri VCO di Palu, diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat , terutama di Sulawesi Tengah

Teknologi VCO yang ditemukan Bambang Sardi merupakan metode baru pembuatan minyak kelapa murni selain menggunakan metode fermentasi anaerob, juga tidak menggunakan pemanasan dalam pembuatan VCO.

Selama ini, kata dia, masyarakat Sulawesi Tengah memakai cuka dan pemanasan untuk memproduksi VCO. Akhirnya, dia tertantang memaksimalkan pemanfaatan kelapa yang melimpah di daerahnya. Setelah melakukan percobaan berulang kali, Bambang akhirnya bisa memproduksi VCO pada 2016.

Teknologi ini sangat murah dan sangat sederhana, di mana menggunakan sistem fermentor selimut yakni, santan perasan kelapa diselimuti oleh ampas sisa perasannya. Alhasil, VCO memiliki kandungan protein yang tinggi daripada hasil metode konvensional.

“Kandungan laurat yang mencapai lebih dari 50 persen membuat VCO ini efektif digunakan sebagai antivirus, antijamur dan antibakteri. Lebih baik lagi, kini masyarakat Sulawesi Tengah sudah dapat memproduksi VCO sendiri dengan teknologi yang murah, mudah, namun punya hasil berkualitas tinggi,”paparnya.

Pria kelahiran Wakatobi, 29 Januari 1986 menuturkan, terinspirasi menciptakan teknologi VCO dengan metode aenarob semuanya bermula dari pengalaman dan riset yang cukup panjang.

Hal itu, berawal dari Kota Makassar dan Kabupaten Sinjai sebagai tempat menuntut ilmu pada tingkat sarjana. Di mana, pada Kota Makassar dan Kabupaten Sinjai telah ada kelompok masyarakat yang melakukan pembuatan minyak kelapa murni secara konvensional dengan kualitas dan rendamen minyak yang sangat rendah.

“Kemudian, setelah saya hijrah ke Kota Palu dan beraktivitas di Kabupaten Parigi Moutong, pada tahun 2015 saya melihat masyarakat dominan sebagai petani kelapa dengan produk olahan seperti kopra, minyak goreng dan buah kelapa. Namun, keberadaan kelapa di masyarakat Parigi Moutong tidak memberikan dampak ekonomi dan kualitas hidup yang lebih baik,” ujarnya.

Hal ini disebabkan karena produk yang dihasilkan masih dalam produk primer. Padahal varietas kelapa yang dimiliki masyarakat Sulawesi Tengah di dominasi kelapa varietas dalam. Karena kondisi inilah membuatnya melakukan riset tanpa henti. Hasilnya, rupanya VCO tersebut memberikan banyak manfaat tidak saja untuk dikonsumsi makanan, tapi juga bisa menjadi obat bahkan bisa membantu peningkatan gizi kurang anak-anak.
Bukan 'Virgin' Biasa, VCO Inovasi Bambang Bantu Perbaikan Gizi Anak Parigi Moutong

Warga sedang membuat VCO dengan menerapkan teknologi VCO temuan Bambang Sardi dengan menggunakan metode fermentasi anaerob dan tidak menggunakan pemanasan dalam pembuatan VCO. Foto: Dokumen Bambang Sardi

Termasuk, ungkap Bambang, pemanfaatan teknologi ini dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di sana, karena mereka memiliki mata pencaharian baru memproduksi VCO sendiri dan memasarkan ke konsumen tidak saja di daerah sekitar tapi sudah menjangkau beberapa daerah di sekitarnya, termasuk ke Makassar.

“Sejak mereka menerapkan teknologi VCO yang saya temukan, masyarakat lebih bisa mandiri dan kreatif. Masyarakat lebih sehat, seperti dapat menurunkan angka gizi buruk di Parigi Moutong. Dulu angka gizi cukup tinggi, kini alhamdulillah lambat laun turun,” terangnya.

Dia bercerita, jika rumah sehat BAZNAS Parigi Moutong pernah mendata sekitar ± 60 orang pada dua desa, yaitu Siniu dan Silanga, Kecamatan Siniu Parigi Moutong.

“Hasilnya, setelah di treatment dengan VCO dan Biskuit Blondo selama 3 bulan, hasilnya sangat luar biasa. semua balita mengalami pemulihan gizi dengan baik dan ini tentu menjadi harapan semua warga disana,” tuturnya.

Berkat keberhasilan itulah, makanya dilakukan pendampingan pada beberapa desa di Sulawesi Tengah untuk memproduksi minyak kelapa dan membantu dari segi penjualan secara massal. Beberapa lembaga yang turut libatkan seperti Universitas Tadulako, Rumah Sehat BAZNAS Sulawesi Tengah.

Kemudian, untuk beberapa brand produk yang sudah pasarkan seperti MUVCOL, VCO dan biskuit Blondo rumah sehat BAZNAS . Teknologi temuan Bambang Sardi juga telah dipatenkan pada Desember 2019.

Berkhasiat untuk Pengobatan Medis

Besarnya manfaat teknologi VCO yang dikembangkan Bambang Sardi, juga dirasakan Ustaz Arwan Arsyad yang masuk dalam program binaan pemanfaatan teknologi tersebut.

Menurutnya, VCO yang diproduksinya dengan merek dagang Muvcol sangat memberikan manfaat khususnya untuk pengobatan, mulai penyakit diabetes, hepatitis, jantung, stroke, asam urat , flu hingga HIV. Sementara, untuk suplemen juga cocok karena dapat meningkatkan daya tahan dan sistem kekebalan tubuh dan menambah energi.

Tak hanya itu, dapat dimanfaatkan untuk perawatan dan kosmetika dengan dapat menghaluskan kulit, mengatasi kebotakan hingga memelihara tulang dan gigi.

“Semua kasiat Muvcol semuanya sudah diuji, dan itu saya rasakan sendiri ketika anak saya mengalami luka-luka pada kulitnya sudah berkali-kali ke dokter belum sembuh. Akhirnya pakai Muvcol diolah bisa sembuh. Termasuk ada yang mengalami kebotakan, setelah rutin menggunakan rambutnya tumbuh subur,” terangnya.

Dia menjelaskan, sejak 2016 memproduksi Muvcol dan sudah dipasarkan tidak saja daerah Sulawesi dan sekitarnya, tapi juga sudah sampai ke Jakarta.
(luq)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4541 seconds (0.1#10.24)