Jejak Abadi RSJ Lawang Melintasi Zaman, Melayani yang Termarjinalkan
loading...
A
A
A
Pasien yang dirawat di RSJ Lawang tinggal mereka yang memiliki gangguan jiwa berat. Contohnya, ODGJ yang sering mengamuk dan mengganggu masyarakat. Target pengobatannya, sampai pasien tersebut tidak suka mengamuk lagi, atau berubah menjadi normal.
Demi menjawab tantangan zaman yang terus berubah, RSJ Lawang juga terus bergerak melakukan pembelajaran di masyarakat tentang penyakit jiwa. Penyakit jiwa bisa diobati dan tidak beda dengan penyakit lainnya, yakni penyakit yang diakibatkan gangguan biologis.
(Baca juga: Di Patirtan Ini, Cinta Pandangan Pertama Arok-Dedes Bersemi )
Gerakan terbuka di masyarakat terus dilakukan RSJ Lawang , salah satunya dilakukan dengan upaya mengevakuasi para ODGJ yang terpasung. Telah ratusan ODGJ yang berhasil diselamatkan dari pemasungan. Bahkan, mereka juga telah dilatih dengan berbagai keterampilan hingga mampu berdaya.
Salah satu upaya pendampingan yang dilakukan RSJ Lawang , di tengah masyarakat, adalah dengan berkembangnya Posyandu Jiwa. RSJ Lawang , hadir di tengah masyarakat untuk melakukan deteksi dini gangguan kejiwaan, mengedukasi masyarakat tentang penyakit jiwa, hingga memberdayakan para ODGJ.
Di wilayah Dusun Blandit, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, ada sejumlah ODGJ yang sebelumnya dipasung dan disembunyikan oleh keluarganya. Berkat pendampingan dan pengobatan yang dilakukan oleh RSJ Lawang , kini bisa lepas dari pasung, hidup normal, dan mampu mandiri secara ekonomi dengan kegiatan usaha membuat keset serta sandal.
Sejarawan Universitas Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono menyebutkan, wilayah Lawang , merupakan kawasan lintas zaman yang selalu menjadi salah satu wilayah penting sejak era sebelum masa Singhasari, dan Majapahit.
Lokasinya yang berada di utara Malang, menjadi pintu akses Malang, dengan dunia luar. "Sesuai namanya, Lawang bisa diartikan pintu. Mengingat wilayah Lawang , menjadi daerah celah terbuka bagi pedalaman Malang, yang dikitari pegunungan, dengan wilayah luar seperti Surabaya, dan Pasuruan," tuturnya.
(Baca juga: Mengintip Petilasan Ken Dedes, Ibu Para Raja Nusantara )
Lawang , yang di sisi barat berada di lereng Gunung Arjuna, dan lereng Pegunungan Tengger di sisi timur, dibelah jalan besar penghubung antara Pasuruan, dengan Surabaya, yang sejak dahulu menjadi pusat aktivitas ekonomi, dan pemerintahan.
Demi menjawab tantangan zaman yang terus berubah, RSJ Lawang juga terus bergerak melakukan pembelajaran di masyarakat tentang penyakit jiwa. Penyakit jiwa bisa diobati dan tidak beda dengan penyakit lainnya, yakni penyakit yang diakibatkan gangguan biologis.
(Baca juga: Di Patirtan Ini, Cinta Pandangan Pertama Arok-Dedes Bersemi )
Gerakan terbuka di masyarakat terus dilakukan RSJ Lawang , salah satunya dilakukan dengan upaya mengevakuasi para ODGJ yang terpasung. Telah ratusan ODGJ yang berhasil diselamatkan dari pemasungan. Bahkan, mereka juga telah dilatih dengan berbagai keterampilan hingga mampu berdaya.
Salah satu upaya pendampingan yang dilakukan RSJ Lawang , di tengah masyarakat, adalah dengan berkembangnya Posyandu Jiwa. RSJ Lawang , hadir di tengah masyarakat untuk melakukan deteksi dini gangguan kejiwaan, mengedukasi masyarakat tentang penyakit jiwa, hingga memberdayakan para ODGJ.
Di wilayah Dusun Blandit, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, ada sejumlah ODGJ yang sebelumnya dipasung dan disembunyikan oleh keluarganya. Berkat pendampingan dan pengobatan yang dilakukan oleh RSJ Lawang , kini bisa lepas dari pasung, hidup normal, dan mampu mandiri secara ekonomi dengan kegiatan usaha membuat keset serta sandal.
Sejarawan Universitas Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono menyebutkan, wilayah Lawang , merupakan kawasan lintas zaman yang selalu menjadi salah satu wilayah penting sejak era sebelum masa Singhasari, dan Majapahit.
Lokasinya yang berada di utara Malang, menjadi pintu akses Malang, dengan dunia luar. "Sesuai namanya, Lawang bisa diartikan pintu. Mengingat wilayah Lawang , menjadi daerah celah terbuka bagi pedalaman Malang, yang dikitari pegunungan, dengan wilayah luar seperti Surabaya, dan Pasuruan," tuturnya.
(Baca juga: Mengintip Petilasan Ken Dedes, Ibu Para Raja Nusantara )
Lawang , yang di sisi barat berada di lereng Gunung Arjuna, dan lereng Pegunungan Tengger di sisi timur, dibelah jalan besar penghubung antara Pasuruan, dengan Surabaya, yang sejak dahulu menjadi pusat aktivitas ekonomi, dan pemerintahan.