7 Hari Dicari di Sungai Batangtoru, Operator Excavator Tak Ditemukan
loading...
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Tim SAR yang melakukan pencarian seorang operator excavator yang hilang di Sungai Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut), akhirnya menyerah di hari ketujuh, meski belum menemukan orang yang dicari.
Operasi pencarian yang dipimpin Rizal Rangkuti itu, resmi dihentikan hari ini (10/12/2020). Penghentian dilakukan karena pencarian hingga hari ketujuh tak memberikan hasil. Berdasarkan prosedur standar operasi (SOP) Badan SAR Nasional, pencarian orang hilang dihentikan jika dalam sepekan tak membuahkan hasil. “Iya benar, pencarian dihentikan,” kata Sariman Sitorus, Humas pada Kantor SAR Medan, Kamis (10/12/2020). (Baca Juga: Tangis Tiwi Pecah, Hasil Hitung Cepat Pecundangi Adik Ipar Ganjar Pranowo di Pilbup Purbalingga)
Namun demikian, penghentian operasi SAR ini tidak serta-merta menghentikan seluruh upaya pencarian. Direktur Komunikasi dan Hubungan Eksternal PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) , Firman Taufick menyebut, pencarian tetap akan dilakukan oleh manajemen PT NSHE.
Pihaknya juga akan melibatkan masyarakat yang ingin membantu dan tetap mengedepankan faktor keselamatan, mengingat medan yang sangat ekstrem. “Kita tetap terus melakukan pencarian secara mandiri dengan tetap berkoordinasi dengan Basarnas," sebutnya. (Baca Juga: Bubarkan Kerumunan Massa, Polisi Nyaris Bentrok dengan Tim Sukses di Pilkada Ngada)
Taufick pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh komponen yang terlibat dalam operasi SAR tersebut. Khususnya terhadap personel Basarnas, TNI, Polri dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan.
“Kepada keluarga yang ditinggalkan, ijinkan kami untuk kembali menyampaikan rasa duka cita mendalam atas musibah ini. Semoga selalu tabah dan ikhlas atas musibah ini," ucapnya. (Baca Juga: Andrei Angouw Bakal Jadi Walikota Pertama di Indonesia Beragama Konghucu)
Taufick juga menyatakan, manajemen PLTA Batang Toru,bertanggungjawab penuh atas insiden tersebut. Perusahaan juga sudah berkoordinasi mengambil solusi terbaik dengan melibatkan pememerintah. “Ini sepenuhnya tanggungjawab kita," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang operator excavator bernama Afuan Mari Mansyah Ritonga (38), warga Sipirok, Tapanuli Selatan, jatuh ke dasar Sungai Batangtoru. Insiden itu terjadi saat Afuan tengah bekerja membersihkan material longsoran di titik R26, kawasan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru, yang dikembangkan PT NSHE. Tiba-tiba longsor besar datang dan menyeret excavator bersama korban ke dasar Sungai Batang Toru di Lingkungan I, Batang Toru yang hingga hari keenam pencarian belum berhasil ditemukan.
Operasi pencarian yang dipimpin Rizal Rangkuti itu, resmi dihentikan hari ini (10/12/2020). Penghentian dilakukan karena pencarian hingga hari ketujuh tak memberikan hasil. Berdasarkan prosedur standar operasi (SOP) Badan SAR Nasional, pencarian orang hilang dihentikan jika dalam sepekan tak membuahkan hasil. “Iya benar, pencarian dihentikan,” kata Sariman Sitorus, Humas pada Kantor SAR Medan, Kamis (10/12/2020). (Baca Juga: Tangis Tiwi Pecah, Hasil Hitung Cepat Pecundangi Adik Ipar Ganjar Pranowo di Pilbup Purbalingga)
Namun demikian, penghentian operasi SAR ini tidak serta-merta menghentikan seluruh upaya pencarian. Direktur Komunikasi dan Hubungan Eksternal PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) , Firman Taufick menyebut, pencarian tetap akan dilakukan oleh manajemen PT NSHE.
Pihaknya juga akan melibatkan masyarakat yang ingin membantu dan tetap mengedepankan faktor keselamatan, mengingat medan yang sangat ekstrem. “Kita tetap terus melakukan pencarian secara mandiri dengan tetap berkoordinasi dengan Basarnas," sebutnya. (Baca Juga: Bubarkan Kerumunan Massa, Polisi Nyaris Bentrok dengan Tim Sukses di Pilkada Ngada)
Taufick pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh komponen yang terlibat dalam operasi SAR tersebut. Khususnya terhadap personel Basarnas, TNI, Polri dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan.
“Kepada keluarga yang ditinggalkan, ijinkan kami untuk kembali menyampaikan rasa duka cita mendalam atas musibah ini. Semoga selalu tabah dan ikhlas atas musibah ini," ucapnya. (Baca Juga: Andrei Angouw Bakal Jadi Walikota Pertama di Indonesia Beragama Konghucu)
Taufick juga menyatakan, manajemen PLTA Batang Toru,bertanggungjawab penuh atas insiden tersebut. Perusahaan juga sudah berkoordinasi mengambil solusi terbaik dengan melibatkan pememerintah. “Ini sepenuhnya tanggungjawab kita," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang operator excavator bernama Afuan Mari Mansyah Ritonga (38), warga Sipirok, Tapanuli Selatan, jatuh ke dasar Sungai Batangtoru. Insiden itu terjadi saat Afuan tengah bekerja membersihkan material longsoran di titik R26, kawasan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru, yang dikembangkan PT NSHE. Tiba-tiba longsor besar datang dan menyeret excavator bersama korban ke dasar Sungai Batang Toru di Lingkungan I, Batang Toru yang hingga hari keenam pencarian belum berhasil ditemukan.
(nic)