Air PDAM Tak Mengalir, Warga Manurung Luwu Timur Beli Air Galon untuk Mandi
loading...
A
A
A
LUWU TIMUR - Warga di Desa Manurung, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur mengeluhkan air PDAM yang tak mengalir selama beberapa hari terakhir. Macetnya air PDAM ini diungkap seorang warga Dusun Cerekang, Desa Manurung, Breck (38).
"Kami di Desa Manurung sudah lebih sepekan ini air PDAM tak mengalir," ungkap Breck, Minggu (06/12/20).
"Untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci kita memanfaatkan air galon yang dibeli di warung-warung," sambung Breck.
Breck berharap, PDAM segera menyelesaikan persoalan ini. Sebab, macetnya air menambah beban masyarakat, apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini.
"Harusnya pihak PDAM memberikan solusi, seperti membagikan air dengan mobil tangki kepada pelanggan yang terdampak," tambahnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan Taufik, salah satu warga Dusun Pabeta. Lewat media sosial , ia mempertanyakan penyebab air PDAM yang tak mengalir hingga lebih sepekan.
"Apa penyebabnya sehingga air PDAM tidak mengalir ke rumah warga, Khususnya di 4 dusun di Desa Manurung, padahal sebelumnya pihak PDAM hanya mengumumkan hanya 3 hari," tulis Taufik di akun Facebooknya.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Direktur PDAM Luwu Timur , Syaiful mengatakan, saat ini sedang dilakukan proses pemeliharaan jaringan distribusi utama pipa 10 di sumber air Desa Atue. Proses pemeliharaan itu dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Luwu Timur.
“Pekerjaan pemeliharaan itu sampai hari ini belum kelar,” kata Syaiful,
Selain itu, sumber air dari Sungai Cerekang menggunakan sistem pompanisasi yang mengandalkan tenaga surya . “Kami mengandalkan tenaga surya , kondisi selalu mendung sehingga tidak maksimal,” tutur Syaiful.
Sumber air dari Desa Atue dan Sungai Cerekang inilah yang digunakan PDAM untuk menyuplai kebutuhan air pelanggan di Desa Atue, Manurung, Lakawali dan Lakawali Pantai.
Berdasarkan data Badan Pusat Statisitik (BPS) 2020, Desa Manurung dihuni 4.035 jiwa, terdiri atas 1.142 kepala keluarga (KK).
Syaiful menambahkan, pihaknya juga belum tahu pasti kapan air di wilayah Manurung bisa kembali mengalir, ia menunggu kabar dari rekanan yang melakukan pekerjaan tersebut.
“Tergantung pekerjaan dari rekanan PU,” katanya.
"Kami di Desa Manurung sudah lebih sepekan ini air PDAM tak mengalir," ungkap Breck, Minggu (06/12/20).
"Untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci kita memanfaatkan air galon yang dibeli di warung-warung," sambung Breck.
Breck berharap, PDAM segera menyelesaikan persoalan ini. Sebab, macetnya air menambah beban masyarakat, apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini.
"Harusnya pihak PDAM memberikan solusi, seperti membagikan air dengan mobil tangki kepada pelanggan yang terdampak," tambahnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan Taufik, salah satu warga Dusun Pabeta. Lewat media sosial , ia mempertanyakan penyebab air PDAM yang tak mengalir hingga lebih sepekan.
"Apa penyebabnya sehingga air PDAM tidak mengalir ke rumah warga, Khususnya di 4 dusun di Desa Manurung, padahal sebelumnya pihak PDAM hanya mengumumkan hanya 3 hari," tulis Taufik di akun Facebooknya.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Direktur PDAM Luwu Timur , Syaiful mengatakan, saat ini sedang dilakukan proses pemeliharaan jaringan distribusi utama pipa 10 di sumber air Desa Atue. Proses pemeliharaan itu dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Luwu Timur.
“Pekerjaan pemeliharaan itu sampai hari ini belum kelar,” kata Syaiful,
Selain itu, sumber air dari Sungai Cerekang menggunakan sistem pompanisasi yang mengandalkan tenaga surya . “Kami mengandalkan tenaga surya , kondisi selalu mendung sehingga tidak maksimal,” tutur Syaiful.
Sumber air dari Desa Atue dan Sungai Cerekang inilah yang digunakan PDAM untuk menyuplai kebutuhan air pelanggan di Desa Atue, Manurung, Lakawali dan Lakawali Pantai.
Berdasarkan data Badan Pusat Statisitik (BPS) 2020, Desa Manurung dihuni 4.035 jiwa, terdiri atas 1.142 kepala keluarga (KK).
Syaiful menambahkan, pihaknya juga belum tahu pasti kapan air di wilayah Manurung bisa kembali mengalir, ia menunggu kabar dari rekanan yang melakukan pekerjaan tersebut.
“Tergantung pekerjaan dari rekanan PU,” katanya.
(luq)