Di Tengah Pandemi COVID-19, Pengusaha Kuliner Surabaya Hadirkan Menu Nasi Campur

Sabtu, 05 Desember 2020 - 07:19 WIB
loading...
Di Tengah Pandemi COVID-19, Pengusaha Kuliner Surabaya Hadirkan Menu Nasi Campur
Founder Kakkk Ayam Geprek, Ferry Setiawan (kiri) bersama partner bisnisnya, Randy Chrispian menunjukkan Nasi Campur KAG. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Masa pandemi COVID-19 memaksa pelaku usaha, utamanya kuliner menciptakan varian menu menarik. Seperti yang kini dilakukan founder restoran ayam geprek di Surabaya, Kakkk Ayam Geprek, Ferry Setiawan. Uniknya, menu yang diciptakan tersebut berupa nasi campur yang dikemas dalam bungkus kertas coklat alias nasi bungkus.

(Baca juga: Taksi Cepat Speed Boat Tabrakan di Musi Banyuasin, 1 Tewas 3 Luka-luka )

Menu ini menggabungkan nasi campur khas Bali dengan ayam geprek yang sudah menjadi ikon 'Kakkk Ayam Geprek'. Hasilnya luar biasanya. Baru diluncurkan di hari pertama dan dikenalkan melalui sosial media pada dua pekan lalu, nasi campur yang diberi label ‘Nasi Campur KAG’ itu langsung terjual sebanyak 996 pack. Bahkan di hari kedua penjualannya langsung menembus angka 1.000 pack.

Founder Kakkk Ayam Geprek, Ferry Setiawan mengatakan, menu Nasi Campur KAG bertujuan untuk mengenang awal mula dia memulai usaha bersama partnernya, Randy Chrispian pada tahun 2014 lalu. Di mana saat itu dia menjual makanan bungkus dengan gerobak.

"Kami sengaja menghadirkan nasi campur khas Bali namun dengan sensasi beda. Karena kalau memakai bungkus kotak atau plastik kurang nendang. Makanya kami mempertahankan kertas bungkus namun dengan tampilan menarik," katanya di salah satu gerainya di jalan Dharmawangsa Surabaya, Sabtu (5/12/2020).

(Baca juga: Warga Bone Gempar, Tunjukkan Alat Kelamin ke Wanita Bersuami Pria Bisu Tewas Dihantam Balok )

Selain bungkus yang dipakai, ujar Ferry, yang membedakan dengan menu nasi campur kebanyakan, adalah menu yang dihadirkan mengandung racikan ayam geprek khas Kakkk Ayam Geprek.



Isinya ada suwiran ayam, lawar, telur bumbu, kentang kering, kacang goreng, sambal embe dan sambal matah, plus kuah kuning berempah. "Meski nasi bungkus, kami sangat memperhatikan kebersihanan dan kualitas layanan. Nasi bungkus ini kami banderol Rp20.000/bungkus," kata Ferry.

Meski penjualannya sudah menembus angka 1.000 pack/hari di dua hari pertama, Ferry justru mengerem penjualan dan memutuskan untuk vakum sepekan. Selain untuk memberi kesempatan masukan dari konsumen, juga sebagai trik untuk membuat masyarakat kian penasaran. Trik itu ternyata terbukti.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2392 seconds (0.1#10.140)