Pesan Sehat dan Lestari Pencinta Alam Stacia di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
BOGOR - Hujan gerimis sesekali mereda tak menyurutkan sekelompok aktivis pencinta alam menggelar acara kemping ceria (kemcer) di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/11/2020) malam itu.
Meski lokasi kemcer berada dalam kawasan sebuah vila, aktivis pencinta alam yang tergabung dalam organisasi Stacia, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini, lebih memilih memasang tenda dan menghabiskan malam dengan penuh keakraban.
(baca juga: Cerita Seru Mendaki Gunung Gede di Masa Pandemi )
Yang mengharukan, walau dalam situasi pendemi keakraban yang terjalin terasa sangat intim. Meski tetap menjalankan protokol kesehatan penanganan Covid-19 , terutama memakai masker dan menjaga jarak. Namun ikatan persaudaraan yang terajut indah di sanubari membuat hati anggota yang hadir menjadi dekat.
“Woiii…woiii…jangan lupa tetap jaga jarak…”. “Makan kue jangan pake masker yak”. Suara gaduh peserta bersahutan saat melihat sebuah kue tar kecil tersuguh di tengah-tengah mereka. Hanya dalam hitungan menit, kue tar peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-29 Stacia itu, tak bersisa.
Malam kian larut mengiring hujan yang mulai mereda. Hawa dingin pegunungan yang mencucuk tubuh seolah tak lagi dirasakan peserta kemcer. Mengelilingi api unggun yang dibakar semangat kebersamaan untuk hangatnya bumi yang lestari, membuat suasana malam makin bertambah hikmat.
(baca juga: Begini Penjelasan Pemantauan Visual Gunung Merapi dari Kasat Mata, Sketsa hingga Satelit )
“Anak Mapala selain hebat di alam bebas, juga meski juara di akademik.” Pesan penyemangat yang disampaikan salah satu senior Stacia, Achmad Kholidin, didengarkan dengan sungguh-sungguh oleh peserta kemcer.
Acara makin hikmat ketika sebuah film berdurasi 20 menit diputar di layar lebar. Film ini memang dibuat untuk rafleksi 29 tahun Mapala Stacia UMJ. Adalah Arif Yanuarto, salah satu anggota Stacia, yang dengan apik mengawinkan hipnotis pada audio dan visual kepada penonton.
Meski bercerita tentang refleksi 29 tahun perjalanan Stacia dan pendakian anggota Stacia baru-baru ini di Gunung Gede, Jawa Barat. Namun, narasi di film ini juga membawa spirit dan pesan sederhana untuk bersama menjaga alam agar tetap lestari. Bukan hanya anggota Mapala Stacia, tapi semua manusia yang hidup dan ingin melindungi bumi.
“HUT Stacia tahun ini terasa istimewa. Di mana pada hari yang sama Kelompok Stacia Hijau juga melakukan penanaman pohon di wilayah Utara Bandara Sukarno Hatta,” kata Fadlik Al-Iman, anggota Stacia yang konsisten mengampanyekan penyelamatan lingkungan.
(baca juga: Pasien Covid-19 di Muba Bisa Kemping dan Serasa Liburan )
“Dan, dalam acara penganugerahan Kehati Award 2020, Stacia menjadi salah satu komunitas patner bagi Yayasan Kehati di Promoting Biodiversity Heroes. Ini menjadi kado terindah di hari ulang tahun Mapala Stacia,” imbuh Fadlik.
Masih dalam rangkaian acara kemcer HUT Stacia, keesokan paginya peserta diajak untuk melakukan senam Yama yang dipandu Isharyadi. Senam karya anak bangsa ini sering diajarkan Isharyadi di pelatihan-pelatihan motivasi yang dilakoninya. Isharyadi sendiri adalah anggota Stacia yang sudah sejak lama menjadi motivator.
“Senam Yama untuk menunjukkan jalan menuju fokus, mengenal diri sendiri, memetakan kekuatan diri. Sehingga setiap orang sadar akan kekuatan yang besar bermanfaat untuk beragam aktivitas kehidupan. Baik komunikasi, motivasi, karir, terapi, pengobatan hingga membuat tubuh dan jiwa kita menjadi sehat,” ujar Isharyadi tentang manfaat senam Yama.
Meski lokasi kemcer berada dalam kawasan sebuah vila, aktivis pencinta alam yang tergabung dalam organisasi Stacia, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini, lebih memilih memasang tenda dan menghabiskan malam dengan penuh keakraban.
(baca juga: Cerita Seru Mendaki Gunung Gede di Masa Pandemi )
Yang mengharukan, walau dalam situasi pendemi keakraban yang terjalin terasa sangat intim. Meski tetap menjalankan protokol kesehatan penanganan Covid-19 , terutama memakai masker dan menjaga jarak. Namun ikatan persaudaraan yang terajut indah di sanubari membuat hati anggota yang hadir menjadi dekat.
“Woiii…woiii…jangan lupa tetap jaga jarak…”. “Makan kue jangan pake masker yak”. Suara gaduh peserta bersahutan saat melihat sebuah kue tar kecil tersuguh di tengah-tengah mereka. Hanya dalam hitungan menit, kue tar peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-29 Stacia itu, tak bersisa.
Malam kian larut mengiring hujan yang mulai mereda. Hawa dingin pegunungan yang mencucuk tubuh seolah tak lagi dirasakan peserta kemcer. Mengelilingi api unggun yang dibakar semangat kebersamaan untuk hangatnya bumi yang lestari, membuat suasana malam makin bertambah hikmat.
(baca juga: Begini Penjelasan Pemantauan Visual Gunung Merapi dari Kasat Mata, Sketsa hingga Satelit )
“Anak Mapala selain hebat di alam bebas, juga meski juara di akademik.” Pesan penyemangat yang disampaikan salah satu senior Stacia, Achmad Kholidin, didengarkan dengan sungguh-sungguh oleh peserta kemcer.
Acara makin hikmat ketika sebuah film berdurasi 20 menit diputar di layar lebar. Film ini memang dibuat untuk rafleksi 29 tahun Mapala Stacia UMJ. Adalah Arif Yanuarto, salah satu anggota Stacia, yang dengan apik mengawinkan hipnotis pada audio dan visual kepada penonton.
Meski bercerita tentang refleksi 29 tahun perjalanan Stacia dan pendakian anggota Stacia baru-baru ini di Gunung Gede, Jawa Barat. Namun, narasi di film ini juga membawa spirit dan pesan sederhana untuk bersama menjaga alam agar tetap lestari. Bukan hanya anggota Mapala Stacia, tapi semua manusia yang hidup dan ingin melindungi bumi.
“HUT Stacia tahun ini terasa istimewa. Di mana pada hari yang sama Kelompok Stacia Hijau juga melakukan penanaman pohon di wilayah Utara Bandara Sukarno Hatta,” kata Fadlik Al-Iman, anggota Stacia yang konsisten mengampanyekan penyelamatan lingkungan.
(baca juga: Pasien Covid-19 di Muba Bisa Kemping dan Serasa Liburan )
“Dan, dalam acara penganugerahan Kehati Award 2020, Stacia menjadi salah satu komunitas patner bagi Yayasan Kehati di Promoting Biodiversity Heroes. Ini menjadi kado terindah di hari ulang tahun Mapala Stacia,” imbuh Fadlik.
Masih dalam rangkaian acara kemcer HUT Stacia, keesokan paginya peserta diajak untuk melakukan senam Yama yang dipandu Isharyadi. Senam karya anak bangsa ini sering diajarkan Isharyadi di pelatihan-pelatihan motivasi yang dilakoninya. Isharyadi sendiri adalah anggota Stacia yang sudah sejak lama menjadi motivator.
“Senam Yama untuk menunjukkan jalan menuju fokus, mengenal diri sendiri, memetakan kekuatan diri. Sehingga setiap orang sadar akan kekuatan yang besar bermanfaat untuk beragam aktivitas kehidupan. Baik komunikasi, motivasi, karir, terapi, pengobatan hingga membuat tubuh dan jiwa kita menjadi sehat,” ujar Isharyadi tentang manfaat senam Yama.
(end)