Ibu Paruh Baya di Pekalongan Jaga Perlintasa KA Tanpa Palang Pintu

Senin, 11 Mei 2020 - 23:00 WIB
loading...
Ibu Paruh Baya di Pekalongan...
Seorang perempuan paruh baya, Kustiyah rela menjadi penjaga sukarela perlintasan rel KA tanpa palang pintu di Desa Kampil, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. FOTO/iNews/SURYONO SUKARNO
A A A
PEKALONGAN - Kembali beroperasinya kereta api penumpang, membuat lalu di jalur KA wilayah utara Jawa Tengah kembali padat. Perlintasan rel kereta api tanpa palang pintu pun kembali menjadi titik bahaya karena tidak ada penjaga.

Lantaran khawatir ada korban jiwa, seorang perempuan paruh baya, Kustiyah rela menjadi penjaga sukarela perlintasan rel KA tanpa palang pintu di Desa Kampil, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Kebetulan, perlintasan rel KA itu berada di dekat rumahnya.

"Saya terus menjada perlintasan ini siang dan malam, pulang hanya makan dan istirahat sebentar. Apalagi sekarang kereta api penumpang mulai melintas lagi, sehingga akan padat dan bisa membahayakan warga yang menyeberang rel. Jika saya tidak menjaganya, saya justru tidak tenang dan khawatir ada korban, maka saya sekuat-kuatnya akan menjaga meski tak ada bayaran," kata Kustiyah, Senin ( 11/5/2020) sore.

Meski usinya sudah 57 tahun, tapi Kustiyah masih terlihat cekatan. Dia selalu memberi aba-aba juga peringatan agar selalu hati-hati di lokasi perlintasan ini. "Saya tak segan-segan menghentikan warga jika ada bahaya kereta api akan melintas. Namun kadang ada yang nekat sehingga sering saya marahi, demi keselamatannya. Ada warga yang melintas memberi imbalan sekedarnya, ya alhamdulillah, kalau tidak ada ya tidak apa-apa. Saya senang bisa menjaga dan mengurangi risiko kecelakaan di tempat ini," tuturnya.

Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Candra Saputra, Senin (11/5/2020) petang meninjau lokasi perlintasan tanpa palang pintu ini. "Saya sangat mengapresiasi ada Ibu Kustiyah, dalam kondisi sudah tua masih mau menjaga dengan susah payah tanpa imbalan. Kami mengajak buka bersama juga memberikan bantuan sembako serta THR agar bisa sedikit menolong," katanya.

Menurutnya, meningkatnya perjalanan kereta api akan membaut perlintasan tanpa palang pintu berbahaya. Adanya penjaga sangat membantu masyarakat untuk kelancaran dan keamanan. "Kami juga sudah usulkan agar pelintasan ini dibuatkan palang pintu resmi, sehingga tidak membahayakan warga yang melintas. Untuk Ibu KUstiyah akan kami berikan santunan tiap bulannya," kata Candra.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2820 seconds (0.1#10.140)