Debat Pilwali Surabaya: ERJI Bangun Akademi, MAJU Berkantor di Kelurahan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Persoalan penganguran masih menjadi pekerjaan rumah di Kota Surabaya . Dalam debat publik sesi kedua, dua pasangan calon (Paslon) memilih cara berbeda untuk mensejahterakan masyarakat Surabaya.(Baca juga: 2 Kali Rangkaian Kereta Penumpang KA Gajayana Meluncur Sendiri, Ada Aroma Mistis? )
Paslon Eri Cahyadi-Armuji (ERJI) memilih untuk mendirikan akademi Surabaya yang nantinya menampung pembelajaran soft skill dan menambah serapan kerja. Sementara Paslon Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) memilih untuk mendekatkan diri ke masyarakat dengan cara berkantor di 105 kelurahan secara bergiliran.
"Ada perencanaan di akademi, mereka akan menambah serapan tenaga kerja," kata Eri Cahyadi dalam debat publik yang digelar di Dyandra Convention Center Surabaya , Rabu (18/11/2020) malam.
Langkah ini, katanya, juga didukung dengan kemudahan investasi. Sehingga ada berbagai kesempatan bagi warga Surabaya untuk bekerja. Setidaknya harus ada aturan 40 persen warga Surabaya yang memiliki KTP Surabaya bisa dikerjakan di sana. (Baca juga: Reuni 212 Ditunda dengan Alasan Ada Pilkada, MUI Jabar: Jangan Cari-cari Alasan )
Selain fokus dalam serapan tenaga kerja, ERJI juga menegaskan diri dalam komitmen mereka pada para lanjut usia (lansia). keberadaan lansia menjadi bagian dari Kota Surabaya yang perlu diberikan perhatian lebih. "Kami tak hanya membantu permakanan, tapi juga akan mendatangkan dokter ke rumah-rumah lansia," jelasnya.
ERJI juga memastikan untuk membangun dua rumah sakit baru di Surabaya. Pelayanan kesehatan menjadi penting sebagai penunjang pelayanan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Bahkan, pihaknya juga siap untuk mengratiskan listrik dan air bagi para lansia. Semua kebutuhan itu akan ditanggung oleh pemerintah. Sekaligus memastikan mereka bisa hidup nyaman di Kota Pahlawan . (Baca juga: Senin Depan Polda Jabar Periksa Habib Bahar bin Smith Sebagai Tersangka Penganiayaan )
Sementara itu, Machfud Arifin melihat perhatian pemkot pada lansia masih belum merata. Buktinya masih banyak lansia di dekat Terminal Joyoboyo yang tidur di jalanan. Termasuk juga balita-balita yang mengalami stunting.
Parahnya lagi, saat ini Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Surabaya mencapai 700 ribu jiwa. Untuk mengurangi beban masyarakat miskin, pihaknya memastikan pendidikan gratis dan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT). "Kami akan memberikan BLT per KK Rp1 juta. Sementara untuk kampung-kampung, kamu juga memberikan bantuan Rp150 juta per RT," kata Machfud.
Untuk terus memahami kondisi masyarakat, pihaknya berjanji untuk berkantor di 105 kelurahan secara berkala. Sehingga semua kebutuhan masyarakat bisa diserap dengan cepat. "Kami tentu prihatin masih banyak warga di Surabaya yang tak memiliki jamban," jelasnya.
Paslon Eri Cahyadi-Armuji (ERJI) memilih untuk mendirikan akademi Surabaya yang nantinya menampung pembelajaran soft skill dan menambah serapan kerja. Sementara Paslon Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) memilih untuk mendekatkan diri ke masyarakat dengan cara berkantor di 105 kelurahan secara bergiliran.
"Ada perencanaan di akademi, mereka akan menambah serapan tenaga kerja," kata Eri Cahyadi dalam debat publik yang digelar di Dyandra Convention Center Surabaya , Rabu (18/11/2020) malam.
Langkah ini, katanya, juga didukung dengan kemudahan investasi. Sehingga ada berbagai kesempatan bagi warga Surabaya untuk bekerja. Setidaknya harus ada aturan 40 persen warga Surabaya yang memiliki KTP Surabaya bisa dikerjakan di sana. (Baca juga: Reuni 212 Ditunda dengan Alasan Ada Pilkada, MUI Jabar: Jangan Cari-cari Alasan )
Selain fokus dalam serapan tenaga kerja, ERJI juga menegaskan diri dalam komitmen mereka pada para lanjut usia (lansia). keberadaan lansia menjadi bagian dari Kota Surabaya yang perlu diberikan perhatian lebih. "Kami tak hanya membantu permakanan, tapi juga akan mendatangkan dokter ke rumah-rumah lansia," jelasnya.
ERJI juga memastikan untuk membangun dua rumah sakit baru di Surabaya. Pelayanan kesehatan menjadi penting sebagai penunjang pelayanan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Bahkan, pihaknya juga siap untuk mengratiskan listrik dan air bagi para lansia. Semua kebutuhan itu akan ditanggung oleh pemerintah. Sekaligus memastikan mereka bisa hidup nyaman di Kota Pahlawan . (Baca juga: Senin Depan Polda Jabar Periksa Habib Bahar bin Smith Sebagai Tersangka Penganiayaan )
Sementara itu, Machfud Arifin melihat perhatian pemkot pada lansia masih belum merata. Buktinya masih banyak lansia di dekat Terminal Joyoboyo yang tidur di jalanan. Termasuk juga balita-balita yang mengalami stunting.
Parahnya lagi, saat ini Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Surabaya mencapai 700 ribu jiwa. Untuk mengurangi beban masyarakat miskin, pihaknya memastikan pendidikan gratis dan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT). "Kami akan memberikan BLT per KK Rp1 juta. Sementara untuk kampung-kampung, kamu juga memberikan bantuan Rp150 juta per RT," kata Machfud.
Untuk terus memahami kondisi masyarakat, pihaknya berjanji untuk berkantor di 105 kelurahan secara berkala. Sehingga semua kebutuhan masyarakat bisa diserap dengan cepat. "Kami tentu prihatin masih banyak warga di Surabaya yang tak memiliki jamban," jelasnya.
(eyt)