Kerusakan DAS Cilamaya Jadi Perhatian Serius Pemprov Jabar

Rabu, 04 November 2020 - 21:54 WIB
loading...
Kerusakan DAS Cilamaya...
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyusuri Sungai Cilamaya menggunakan perahu karet dalam kegiatan pencanangan Gerakan Aksi Nyata DAS Cilamaya, Rabu (4/11/2020). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mencanangkan Gerakan Aksi Nyata Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Cilamaya, dalam upaya mengatasi kerusakan lingkungan di Sungai Cilamaya yang membentang antara Subang, Purwakarta, dan Karawang itu. (Baca juga: Masih Berusia 16 Tahun, Anggota Genk Moge Penganiaya Intel Kodim Didampingi Ortu )

Ridwan Kamil menyatakan, penanganan kerusakan lingkungan di DAS Cilamaya dilakukan secara komprehensif dengan mengadopsi konsep penanganan DAS Citarum melalui program Citarum Harum yang mengolaborasikan lima sektor, yakni akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.

"Mulai hari ini, kita bertekad mengembalikan Sungai Cilamaya menjadi sungai yang bersih dan kembali menjadi sumber kehidupan yang menyehatkan bagi masyarakat," tutur Ridwan Kamil dalam kegiatan pencanangan Gerakan Aksi Nyata DAS Cilamaya di kawasan Bendung Barugbug, Karawang, Rabu (4/11/2020).

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengungkapkan, upaya mengembalikan fungsi Sungai Cilamaya diawali aspirasi masyarakat dan pegiat lingkungan yang mengeluhkan pencemaran dan kerusakan lingkungan di DAS Cilamaya. "Pencemaran utamanya terjadi di musim kemarau dimana air sungai bisa sangat hitam dan bau," ungkapnya. (Baca juga: Mulai Besok Produk Prancis Hilang Dari Pasaran di Karawang )

Kang Emil menegaskan, dengan mengadopsi konsep Citarum Harum, pihaknya juga menerapkan 12 indikator keberhasilan dalam penanganan DAS Cilamaya, yakni penanganan lahan kritis, sedimentasi akibat perkebunan, limbah industri, limbah ternak, limbah domestik, sampah wilayah, kualitas air, tata guna lahan, penegakkan hukum, komunikasi publik, edukasi, dan kolaborasi.

"Sungai Citarum sudah membuahkan kualitas air yang lebih baik. Memang belum selesai karena sampah dan hal-hal negatif masih ada, tapi sudah jauh lebih baik. Situasi Citarum sekarang sudah tidak lagi tercemar berat, tidak tercemar sedang, tapi sudah tercemar ringan," katanya.



Kang Emil juga menekankan pentingnya penegakan hukum, termasuk menggugat perusahaan-perusahaan yang sudah ditegur, tetapi masih terus melanggar ke pengadilan. Karenanya, penanganan DAS Cilamaya juga akan melibatkan aparat penegak hukum dari TNI/Polri dan kejaksaan.

"Akan hadir TNI untuk mendukung dan diperbantukan. Tahun ini akan ada 135 personel TNI, tahun depan akan ditambah. Kemudian ada kepolisian, kejaksaan, semua akan mengikuti pola (Satgas) Citarum," tegasnya. (Baca juga: Berurai Air Mata, Ibu Ini Berani Adang Genk Moge yang dengan Brutal Aniaya Intel Kodim )

Lewat berbagai langkah tersebut, Kang Emil menargetkan, DAS Cilamaya bakal kembali bersih dalam dua tahun ke depan. Meski begitu, dia berharap, dalam satu tahun ke depan, Gerakan Aksi Nyata DAS Cilamaya sudah membuahkan hasil layaknya penanganan DAS Citarum yang kini sudah menunjukkan hasil positif. "Mudah-mudahan setahun dari sekarang kita lihat lagi, progres-progresnya seperti apa," tandasnya.

Dalam kegiatan tersebut, Kang Emil bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menyempatkan diri melakukan inspeksi dengan melakukan susur sungai untuk mengetahui kondisi DAS Cilamaya.

Selain itu, Kang Emil mengukuhkan Satgas PPK DAS Cilamaya dan Tim Patroli DAS Cilamaya yang bertugas melakukan pencegahan dan penindakan hukum kepada para pelaku pencemaran serta memantau, menginventarisasi, dan mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran yang terjadi di DAS Cilamaya.

Masih di tempat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jabar, Prima Mayaningtyas mengaku optimistis penanganan kerusakan lingkungan di DAS Cilamaya bakal rampung dalam dua tahun ke depan sesuai keinginan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Menurutnya, persolan di DAS Cilmaya tidak serumit DAS Citarum.

"Kalau dilihat dari problemnya, tidak se-complicated dengan Citarum. Masalah yang besar kan dia industri tuh, habis itu sedimentasi sama limbah domestik," ujar Prima. (Baca juga: Polres Mojokerto Bongkar Pabrik Sabu Rumahan yang Dioperasikan Bandar )

Selain itu, lanjut Prima, persoalan tata guna lahan dan sampah domestik yang dihasilkan masyarakat di kawasan DAS Cilamaya tidak separah DAS Citarum. Bahkan, kata Prima, tata guna lahan di DAS Cilamaya masih jauh lebih baik yang ditandai dengan masih terjaganya kawasan hutan.

Namun, Prima menekankan, dalam upaya penanganan kerusakan DAS Cilamaya harus disertai skala prioritas. Menurutnya, melihat kondisi saat ini, penanganan limbah industri harus diprioritaskan.

Prima mengaku optimistis penanganan limbah industri dapat berjalan sesuai harapan. Apalagi, kata Prima, pihaknya bersama jajaran TNI sudah membangun kerja sama dalam upaya penegakan hukum yang diawali tindakan preventif hingga penindakan hukum.

"Nah, dua tahun sebenarnya memungkinkan kalau anggarannya ada dan semua pihak konsisten ikut terlibat dalam penanganan DAS Cilamaya," katanya. (Baca juga: ASN Wajo Terlibat Pencurian Mobil, Tak Berkutik Dibekuk Polisi )

Sementara itu, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto mengatakan, pencemaran dan kerusakan di DAS Cilamaya memerlukan penanganan yang terintegrasi dan sinergis dari berbagai pihak terkait dengan kemauan yang nyata dan solutif dari para pemangku kepentingan.

"Political will yang telah dibangun oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan membentuk Satgas Pengendalian Pencemaran DAS Cilamaya diharapkan menjadi solusi untuk mengembalikan dan menyelamatkan DAS Cilamaya," kata Budi.

Budi menyatakan, pihaknya siap membantu menyiapkan para prajurit untuk terjun menjadi bagian Satgas PPK DAS Cilamaya sebagai wujud komitmen Kodam III/Siliwangi dalam membantu memperbaiki dan mengendalikan kondisi lingkungan DAS Cilamaya.

"Karena bagaimana pun juga, DAS Cilamaya tidak hanya memiliki potensi strategis dan perspektif sosial ekonomi, tapi juga menjadi daerah pangkal pertahanan di Jawa Barat," katanya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5182 seconds (0.1#10.24)