Cegah Corona, Pasar Tradisional Sleman Terapkan Perdagangan Online
loading...
A
A
A
SLEMAN - Pemkab Sleman menerapkan perdagangan secara online di pasar tradisonal. Dimana pembeli memesan barang kebutuhan kepada penjual di pasar melalui aplikasi media sosial (medsos) kemudian pedagang akan mengantar ke alamat pembeli melalui jasa kurir pasar. Di mana para pedagangan di setiap pasar membentuk kelompok untuk melayani para pembeli.
Langkah ini diambil untuk mendukung program pencegahan penyebaran virus corona jenis beru, COVID-19 sekaligus kebutuhan masyarakat tetap dapat terpenuhi. Hanya saja belum semua pasar tradisional menerapkannya. Dari 41 pasar tradisional se-Sleman baru 20 pasar tradisional yang sudah menjalankan perdagangan online ini.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Mar Rusmi Suryaningsih mengatakan, pandemi corona bukan hanya berdampak pada kesehatan namun juga sektor lainnya, di antaranya sektor perekonomian, terutama di sektor perdagangan.
Sebab untuk mencgah penyebaran COVID-19 ada anjuran tidak boleh keluar rumah dan berkerumuhan di layanan pubik, seperti di pasar. Sehingga pedagang tidak bisa menjual barang dagangnnya secara optimal.
“Karena itu menginisiasi ini, sehingga perekonomian para pedagang pasar tradisional tetap jalan dan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi tanpa harus keluar rumah,” kata Mae, di sela-sela penandatangan MoU dengan aplikasi transportasi online di pendopo parasamya Pemkab Sleman, Jumat (8/5/2020)
Mae menjelaskan untuk transaksinya dengan pemesanan melalui WhatApps (WA) melalui admin pasar. Dari pemesanan itu nantinya barang akan diantar dengan jasa kurir. Program ini telah bejalan selama satu bulan. Rata-rata para ada transaksi antara Rp520 ribu sampai Rp4,052 juta per hari per kelompok di pasar, sehingga selama sebulan total terjadi transaksi Rp169 juta.
"Jumlah ini kemungkinan bisa bertambah, sebab belum semua kelompok di pasar melaporkannya,” jelasnya.
Namun ketersedian kurir di pasar yang jumlahnya terbatas menjadi kendala untuk mendukung program ini. Untuk itu dengan mengandeng aplikasi transportasi online diharapkan dapat menjadi solusi pejualan dan perdagangan di pasar tradisional sekaligus membangu program pemerintahan dalam mencegah virus corona.
“Selain di pasar tradisional, program ini juga diterapkan di pasar ikan di Sleman. Sebab pandemi Corona menyebabkan pasar ikan di Sleman kurang terserap. Apalagi hotel dan restoran banyak yang tutup. Di Sleman sendiri ada enam pasar ikan,” paparnya.
Langkah ini diambil untuk mendukung program pencegahan penyebaran virus corona jenis beru, COVID-19 sekaligus kebutuhan masyarakat tetap dapat terpenuhi. Hanya saja belum semua pasar tradisional menerapkannya. Dari 41 pasar tradisional se-Sleman baru 20 pasar tradisional yang sudah menjalankan perdagangan online ini.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Mar Rusmi Suryaningsih mengatakan, pandemi corona bukan hanya berdampak pada kesehatan namun juga sektor lainnya, di antaranya sektor perekonomian, terutama di sektor perdagangan.
Sebab untuk mencgah penyebaran COVID-19 ada anjuran tidak boleh keluar rumah dan berkerumuhan di layanan pubik, seperti di pasar. Sehingga pedagang tidak bisa menjual barang dagangnnya secara optimal.
“Karena itu menginisiasi ini, sehingga perekonomian para pedagang pasar tradisional tetap jalan dan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi tanpa harus keluar rumah,” kata Mae, di sela-sela penandatangan MoU dengan aplikasi transportasi online di pendopo parasamya Pemkab Sleman, Jumat (8/5/2020)
Mae menjelaskan untuk transaksinya dengan pemesanan melalui WhatApps (WA) melalui admin pasar. Dari pemesanan itu nantinya barang akan diantar dengan jasa kurir. Program ini telah bejalan selama satu bulan. Rata-rata para ada transaksi antara Rp520 ribu sampai Rp4,052 juta per hari per kelompok di pasar, sehingga selama sebulan total terjadi transaksi Rp169 juta.
"Jumlah ini kemungkinan bisa bertambah, sebab belum semua kelompok di pasar melaporkannya,” jelasnya.
Namun ketersedian kurir di pasar yang jumlahnya terbatas menjadi kendala untuk mendukung program ini. Untuk itu dengan mengandeng aplikasi transportasi online diharapkan dapat menjadi solusi pejualan dan perdagangan di pasar tradisional sekaligus membangu program pemerintahan dalam mencegah virus corona.
“Selain di pasar tradisional, program ini juga diterapkan di pasar ikan di Sleman. Sebab pandemi Corona menyebabkan pasar ikan di Sleman kurang terserap. Apalagi hotel dan restoran banyak yang tutup. Di Sleman sendiri ada enam pasar ikan,” paparnya.
(nun)