Cerita Punggung Kura-Kura dan Emak-Emak Ojol

Rabu, 21 Oktober 2020 - 11:18 WIB
loading...
A A A
“Alhamdulillah dengan adanya program J3K ini kita sangat terbantu. Gojek memberikan program-program, dalam arti kita biasanya enggak pernah dapat order, kini kita dikasih orderan. Jadi banyak permintaan customer,” tandas perempuan yang dua tahun ini melakoni profesi ojol. (Baca: Ekosistem Bisnis Ojek Online Lahirkan Ribuan UMKM di Semarang)

Seorang pelanggan ojek online, Enih Nurhaeni, mengaku nyaman dan aman dengan adanya sekat yang membatasi dirinya dengan pengemudi. Dengan sekat itu bisa mencegah kontak langsung sekaligus sebagai penghalang percikan air liur jika terjadi dialog.

“Kadang kita kan kalau di jalan juga ngobrol dengan driver (pengemudi), jadi sekat itu bisa mencegah terkena droplet (percikan air liur) karena tingginya di atas kepala. Ya kaya punggung kura-kura fungsinya, sebagai pelindung bagi kita konsumen dan ojol-nya,” terang Enih.

Sementara itu, Head Regional Corporate Affairs Gojek Jabar, Jateng & DIY, Arum K. Prasodjo, menyampaikan, penggunaan sekat partisi di punggung pengemudi ojek online untuk mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu, juga terdapat beberapa inovasi untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengemudi serta konsumen.

“Kita melakukan edukasi protokol kesehatan ke mereka (mitra), kita kasih masker segala macam. Lainnya lagi adalah sekat di Go-Ride dan Gocar, itu tidak ada biaya tambahan sama sekali baik dari driver maupun pelanggan tidak dikenakan biaya atas keberadaan sekat tersebut,” jelas Arum.

“Di Gocar secara bertahap dan sudah hampir semua memakai sekat. Kalau Go-Ride itu masih dalam tahap uji coba, dan sudah beberapa yang pakai sekat. Itu sebagai langkah preventif untuk menimbulkan rasa aman dari kedua belah pihak. Paling tidak ada mitigasi ,” ujar perempuan murah senyum itu.

Penerapan protokol kesehatan menjadi faktor utama dalam pelayanan kepada konsumen. Di antaranya, setiap mitra pengemudi wajib datang ke Posko Aman untuk menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan penyemprotan desinfektan pada kendaraan yang digunakan.

“Kita memonitor ketika mereka (mitra pengemudi) datang ke Posko Aman, karena itu didata di sistem. Kemudian sistem terkoneksi ke fitur, sehingga informasi tentang profil si driver suhu berapa, dan kendaraannya sudah dibersihkan atau belum akan kelihatan,” beber dia.

“Kita juga memperbolehkan dua belah pihak, baik pelanggan dan driver bisa saling menolak. Artinya kalau ternyata kedua belah pihak ada yang tidak memenuhi standar protokol kesehatan. Misalnya driver sudah mau jemput tapi pelanggan tidak mau pakai masker, maka di-cancel enggak apa-apa, tidak akan memengaruhi performa (pengemudi). Pelanggan begitu juga, kalau melihat driver tidak memakai masker dia bisa cancel juga,” tandasnya.
(don)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2389 seconds (0.1#10.140)