Jabar Ajukan 3 Juta Vaksin COVID-19 untuk Warga Bodebek

Senin, 19 Oktober 2020 - 18:15 WIB
loading...
Jabar Ajukan 3 Juta...
Jabar berencana menggelar simulasi vaksinasi COVID-19 di Kota Depok sebagai respons terhadap rencana pemerintah pusat mendatangkan vaksin dari China. FOTO Ilustrasi: DOK SINDOnews
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat merespons cepat rencana pemerintah pusat yang akan menghadirkan 9,1 juta vaksin COVID-19 di Indonesia yang dibeli dari tiga perusahaan China, yakni Sinovac, Sinofarm, dan Cansino.

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyatakan, pekan ini, pihaknya berencana menggelar simulasi vaksinasi COVID-19 di Kota Depok sebagai respons terhadap rencana pemerintah pusat tersebut.

"Kemungkinan (simulasi vaksinasi COVID-19) hari Kamis sebagai respons dari persiapan adanya gelombang 1 vaksin (COVID-19) sebanyak 9 juta ke Republik Indonesia," ujar Ridwan Kamil dalam konferensi pers yang juga digelar secara virtual dari Markas Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin (19/10/2020).(Baca juga : Sri Mulyani: Vaksin Nggak Gratis, Orang Mampu Beli Sendiri )

Kang Emil, sapaan akrabnya menyatakan, dengan bakal hadirnya 9,1 juta vaksin COVID-19 tersebut, pihaknya mengajukan permintaan sebanyak 3 juta vaksin COVID-19 yang dikhususkan bagi warga di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) yang merupakan episentrum penyebaran COVID-19 di Provinsi Jabar.

"Arahannya memang ke daerah yang epidemologinya tinggi, yaitu Jabodetabek. Sehingga, Jawa Barat mengajukan kurang lebih 3 juta vaksin (COVID-19) untuk daerah bodebek," sebutnya.

Menurut Kang Emil, simulasi penting dilakukan. Pasalnya, tenaga penyuntikan vaksin COVID-19 yang telah dilatih di wilayah Bodebek jumlahnya hanya 1.000 orang.

"Sehingga, akan kita simulasikan, apakah 1.000 tenaga (penyuntikan vaksin ini memadai atau masih harus ditambah," imbuhnya.

Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, mulai hari ini, pihaknya juga telah menggelar pelatihan relawan COVID-19 sebanyak 3.000 orang yang direkrut dari wilayah Bandung Raya.

Mereka akan berperan untuk menguatkan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB), termasuk melakukan pelacakan orang-orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19.

"Standar WHO 1 banding 30. 1 sakit 30 yang dilacak, itu masih terkendala. Kita hanya di 1:6, kalau di Jakarta 1:8. Itu juga akan kita penuhi (standar WHO) dengan relawan-relawan ini," katanya.

Diketahui, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Achmad Yurianto mengatakan, vaksin yang didapatkan oleh Pemerintah Indonesia dari tiga perusahaan China yakni Sinovac, Sinofarm, dan Cansino bisa digunakan untuk vaksinasi sebanyak 9,1 juta orang.

Menurut dia, pemerintah dengan Sinovac telah memiliki komitmen untuk pembelian yang dikirim pada November sebanyak 1,5 juta dan pada Desember sebanyak 1,5 juta vaksin. (Baca juga : Hanya Usia 18-59 Tahun yang Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 )

"Kalau ditotal pada bulan November dan Desember, kita sudah mendapatkan kepastian ketersediaan untuk digunakan vaksinasi bagi 9,1 juta orang," kata Yuri secara virtual dalam update Kesiapan Vaksin COVID-19 di Indonesia yang diselenggarakan Kemenkes, Senin (19/10/2020).
(nun)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5059 seconds (0.1#10.140)