20 Tahun Terpisah, Kembar Trena-Treni Bertemu lewat Aplikasi Tiktok, Begini Kisahnya
loading...
A
A
A
TASIKMALAYA - Kisah mengharukan datang dari Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Trena Mustika (24) dan Treni Fitriana (24), saudara kembar yang terpisah selama kurang lebih 20 tahun akhirnya dipertemukan lewat aplikasi Tiktok .
Trena Mustika, warga Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya , Jawa Barat ini terpisah dengan Treni Fitriana yang tinggal di Blitar, Jawa Timur, saat terjadi kerusuhan di Kota Ambon, Maluku dua puluh tahunsilam. (BACA JUGA: Mobil Ditabrak dari Belakang di Tol Cipali, Putra Sulung Amien Rais Alami Luka Berat )
Saat itu, Trena dan Treni dititipkan untuk dirawat dan diasuh oleh tetangganya.Sementara ayah dan ibunya sedang sibuk mengurus proses kelahiran anak bungsunya di rumah sakit. (BACA JUGA: Kerajaan Sunda Pajajaran yang Tak Bisa Ditaklukan Majapahit dan Singasari )
Inilah Trena Mustika (24) anak ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan Enceng Dedi (59) dan almarhumah Enok Rohaenah, meninggal dua tahun lalu, warga Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat . (BACA JUGA: Tragis! Pembunuh Rangga dan Pemerkosa Ibu di Aceh Timur Tewas di Sel Tahanan )
Trena saat ini sudah berkeluarga dan memiliki dua anak, serta tinggal bersama keluarga besarnya tidak jauh dari rumah orang tuanya. Sedangkan Treni Fitriana juga sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak serta saat ini tinggal di Blitar, Jawa Timur.
Kisah ini berawal saat Enceng Dedi dan Enok Rohaenah, orang tua Trena Mustika dan Treni Fitriana mengikuti program pemerintah transmigrasi ke Ambon, Maluku. Saat melahirkan anak ketujuh, ternyata lahir kembar dan diberi nama Trena dan Treni.
Karena khawatir terjadi sesuatu, orang tua Trena-Treni percaya bahwa anak kembar akan meninggal jika tidak dipisahkan, maka Trena dititipkan kepada tetangga ustaz Ibrahim yang saat ini tinggal di Garut. Sementara Treni dititipkan kepada pasangan Misranto dan Rini asal Blitar, Jawa Timur. Saat itu, Trena-Treni baru berumur dua bulan.
Dua tahun kemudian, Enok Rohaenah kembali melahirkan anak kesembilannya dan dibawa ke Rumah Sakit Ambon, Maluku untuk proses lahiran. Saat proses kelahiran anak bungsunya itu, terjadi kerusuhan di Kota Ambon. Keluarga Enceng Dedi memutuskan kembali ke Kota Tasikmalaya dengan membawa semua anaknya termasuk Trena.
Namun Treni justru dibawa oleh orang tua asuhnya, Misranto dan Rini ke Blitar, Jawa Timur, tanpa sepengetahuan kedua orang tua kandungnya, Enceng Dedi-Enok Rohaenah. Orang tua kandung Treni juga tidak tahu alamat jelas Misranto dan Rini sehingga akhirnya kembang Trena dan Treni tidak pernah bertemu lagi selama 20 tahun.
Trena Mustika, warga Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya , Jawa Barat ini terpisah dengan Treni Fitriana yang tinggal di Blitar, Jawa Timur, saat terjadi kerusuhan di Kota Ambon, Maluku dua puluh tahunsilam. (BACA JUGA: Mobil Ditabrak dari Belakang di Tol Cipali, Putra Sulung Amien Rais Alami Luka Berat )
Saat itu, Trena dan Treni dititipkan untuk dirawat dan diasuh oleh tetangganya.Sementara ayah dan ibunya sedang sibuk mengurus proses kelahiran anak bungsunya di rumah sakit. (BACA JUGA: Kerajaan Sunda Pajajaran yang Tak Bisa Ditaklukan Majapahit dan Singasari )
Inilah Trena Mustika (24) anak ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan Enceng Dedi (59) dan almarhumah Enok Rohaenah, meninggal dua tahun lalu, warga Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat . (BACA JUGA: Tragis! Pembunuh Rangga dan Pemerkosa Ibu di Aceh Timur Tewas di Sel Tahanan )
Trena saat ini sudah berkeluarga dan memiliki dua anak, serta tinggal bersama keluarga besarnya tidak jauh dari rumah orang tuanya. Sedangkan Treni Fitriana juga sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak serta saat ini tinggal di Blitar, Jawa Timur.
Kisah ini berawal saat Enceng Dedi dan Enok Rohaenah, orang tua Trena Mustika dan Treni Fitriana mengikuti program pemerintah transmigrasi ke Ambon, Maluku. Saat melahirkan anak ketujuh, ternyata lahir kembar dan diberi nama Trena dan Treni.
Karena khawatir terjadi sesuatu, orang tua Trena-Treni percaya bahwa anak kembar akan meninggal jika tidak dipisahkan, maka Trena dititipkan kepada tetangga ustaz Ibrahim yang saat ini tinggal di Garut. Sementara Treni dititipkan kepada pasangan Misranto dan Rini asal Blitar, Jawa Timur. Saat itu, Trena-Treni baru berumur dua bulan.
Dua tahun kemudian, Enok Rohaenah kembali melahirkan anak kesembilannya dan dibawa ke Rumah Sakit Ambon, Maluku untuk proses lahiran. Saat proses kelahiran anak bungsunya itu, terjadi kerusuhan di Kota Ambon. Keluarga Enceng Dedi memutuskan kembali ke Kota Tasikmalaya dengan membawa semua anaknya termasuk Trena.
Namun Treni justru dibawa oleh orang tua asuhnya, Misranto dan Rini ke Blitar, Jawa Timur, tanpa sepengetahuan kedua orang tua kandungnya, Enceng Dedi-Enok Rohaenah. Orang tua kandung Treni juga tidak tahu alamat jelas Misranto dan Rini sehingga akhirnya kembang Trena dan Treni tidak pernah bertemu lagi selama 20 tahun.