Usai Check Lock, PNS Guru di Tulungagung Ditemukan Gantung Diri
loading...
A
A
A
TULUNGAGUNG - Adri Santoso (52), seorang PNS guru di salah satu SMP Negeri di Kota Tulungagung ditemukan tewas tergantung di bekas kandang ayam belakang rumahnya. Jasad warga Desa Dono Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung tersebut pertama kali ditemukan keponakannya sendiri.
"Mengetahui itu pihak keluarga langsung lapor ke desa dan diteruskan ke kepolisian," ujar Kapolsek Sendang AKP Sugiharjo kepada wartawan Jumat (16/9/2020). Peristiwa yang mengagetkan keluarga tersebut terjadi siang hari. Tidak ada yang menyangka korban bakal mengakhiri hidup dengan cara tragis.
(Baca juga: Positif COVID-19 di Blitar Tembus 685, Transmisi Lokal Terus Terjadi )
Sebab sebelumnya yang bersangkutan masih melakukan aktivitas seperti biasa. Adri masih sempat berangkat ke sekolah untuk melakukan check lock sebagaimana kewajiban PNS di masa pandemi COVID-19.
"Keterangan saksi, pada pukul 07.00 Wib korban masih berangkat ke sekolah untuk check lock dan tiba di rumah pada pukul 11.00 Wib," terang Sugiharjo.
Saksi melihat tidak ada yang aneh pada korban. Hanya saja saat menjelang salat Jumat, korban yang biasanya rajin mengajak keponakannya pergi ke masjid, tiba tiba menghilang. Karena penasaran usai salat Jumat, saksi berusaha mencari korban. "Sempat dicari di kebun belakang rumah dan tidak ketemu," tambah Sugiharjo.
Saat melanjutkan pencarian di bekas kandang ayam, saksi melihat korban dalam keadaan tergantung dengan posisi leher terjerat tali. Belum diketahui pasti motif korban nekat bunuh diri. Dari keterangan pihak keluarga, dua tahun sebelumnya korban sempat mengalami linglung yang tidak diketahui penyebabnya.
(Baca juga: Ingin Belajar Reog Siswi SMA Malah Dihamili, Ternyata Ini Pelakunya )
Keluarga sempat membawa ke rumah sakit di Kediri untuk pemeriksaan kejiwaan. Setelah menjalani pengobatan disertai terapi kejiwaan, yang bersangkutan dinyatakan sembuh. Dua bulan terakhir ini korban sempat mengeluh tangannya sering kesemutan yang membuatnya tidak bisa lagi olahraga tenis.
Korban yang berperangai tertutup tersebut menjadi lebih pendiam dan sering menyendiri. Dalam olah TKP polisi tidak menemukan tanda bekas kekerasan. "Tidak ditemukan unsur kekerasan," kata Sugiharjo. Dalam kasus ini pihak keluarga korban juga menolak dilakukan otopsi karena peristiwa yang terjadi murni gantung diri.
Keluarga memilih langsung memakamkan jenazah korban di tempat pemakaman umum desa setempat. "Kakak kandung korban membuat surat pernyataan yang intinya mengikhlaskan kematian korban, Karenanya meminta untuk tidak dilakukan otopsi," pungkas Sugiharjo.
"Mengetahui itu pihak keluarga langsung lapor ke desa dan diteruskan ke kepolisian," ujar Kapolsek Sendang AKP Sugiharjo kepada wartawan Jumat (16/9/2020). Peristiwa yang mengagetkan keluarga tersebut terjadi siang hari. Tidak ada yang menyangka korban bakal mengakhiri hidup dengan cara tragis.
(Baca juga: Positif COVID-19 di Blitar Tembus 685, Transmisi Lokal Terus Terjadi )
Sebab sebelumnya yang bersangkutan masih melakukan aktivitas seperti biasa. Adri masih sempat berangkat ke sekolah untuk melakukan check lock sebagaimana kewajiban PNS di masa pandemi COVID-19.
"Keterangan saksi, pada pukul 07.00 Wib korban masih berangkat ke sekolah untuk check lock dan tiba di rumah pada pukul 11.00 Wib," terang Sugiharjo.
Saksi melihat tidak ada yang aneh pada korban. Hanya saja saat menjelang salat Jumat, korban yang biasanya rajin mengajak keponakannya pergi ke masjid, tiba tiba menghilang. Karena penasaran usai salat Jumat, saksi berusaha mencari korban. "Sempat dicari di kebun belakang rumah dan tidak ketemu," tambah Sugiharjo.
Saat melanjutkan pencarian di bekas kandang ayam, saksi melihat korban dalam keadaan tergantung dengan posisi leher terjerat tali. Belum diketahui pasti motif korban nekat bunuh diri. Dari keterangan pihak keluarga, dua tahun sebelumnya korban sempat mengalami linglung yang tidak diketahui penyebabnya.
(Baca juga: Ingin Belajar Reog Siswi SMA Malah Dihamili, Ternyata Ini Pelakunya )
Keluarga sempat membawa ke rumah sakit di Kediri untuk pemeriksaan kejiwaan. Setelah menjalani pengobatan disertai terapi kejiwaan, yang bersangkutan dinyatakan sembuh. Dua bulan terakhir ini korban sempat mengeluh tangannya sering kesemutan yang membuatnya tidak bisa lagi olahraga tenis.
Korban yang berperangai tertutup tersebut menjadi lebih pendiam dan sering menyendiri. Dalam olah TKP polisi tidak menemukan tanda bekas kekerasan. "Tidak ditemukan unsur kekerasan," kata Sugiharjo. Dalam kasus ini pihak keluarga korban juga menolak dilakukan otopsi karena peristiwa yang terjadi murni gantung diri.
Keluarga memilih langsung memakamkan jenazah korban di tempat pemakaman umum desa setempat. "Kakak kandung korban membuat surat pernyataan yang intinya mengikhlaskan kematian korban, Karenanya meminta untuk tidak dilakukan otopsi," pungkas Sugiharjo.
(msd)