Selama Januari - September, Impor Jawa Timur Turun 14,14 Persen
loading...
A
A
A
SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat, selama Januari - September 2020, impor Jatim sebesar USD14,73 miliar atau turun sebesar 14,14% dibandingkan Januari - Agustus 2019, yakni sebesar USD17,15 miliar.
Untuk nilai impor pada September 2020 mencapai USD1,75 miliar atau naik sebesar 11,11% dibandingkan Agustus 2020.
Angka ini justru turun sebesar 9,41 % dibandingkan September 2019. Impor nonmigas September 2020 mencapai USD1,43 miliar atau naik 6,21% dibandingkan Agustus 2020.
Nilai impor nonmigas tersebut mengalami penurunan sebesar 7,57% dibanding September 2019. Impor migas September 2020 sebesar USD 318,15 juta atau meningkat sebesar 40,19% dibanding Agustus 2020. (BACA JUGA: Neraca Perdagangan Surplus Indikasi Ekonomi RI Bisa Bertahan?)
"Dibandingkan September 2019, nilai tersebut justru turun sebesar 16,87%," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jatim, Satriyo Wibowo, dalam rilisnya, Jumat (16/10/2020).
Secara kumulatif Januari - September 2020, komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, menjadi komoditas impor yang dominan dengan peranan sebesar 5,82% dengan nilai USD857,32 juta.
Disusul komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan peranan sebesar 4,02% dengan nilai sebesar USD592,54 juta.
Berikutnya adalah komoditas kondensat dengan peranan sebesar 2,98% dengan nilai sebesar USD439,26 juta. (BACA JUGA: Inovasi Perajin Batik Mengatasi Dampak Pandemi)
Sedangkan selama September 2020, impor didominasi oleh bahan baku dan penolong dengan nilai USD1,36 miliar yang memberikan kontribusi sebesar 78,10%.
Sementara itu, impor barang-barang konsumsi merupakan golongan barang urutan berikutnya, dengan nilai USD196,53 juta atau dengan peranan 11,24 persen.
Berikutnya barang-barang modal merupakan kelompok impor terkecil, dengan peranan 10,67% atau dengan nilai sebesar USD186,59 juta.
Negara asal barang impor nonmigas terbesar selama Januari - September 2020 dari Tiongkok sebesar USD3,54 miliar (28,61%). (Kabar Buruk, Valentino Rossi Positif Covid-19) Disusul dari Amerika Serikat sebesar USD970,14 juta (7,83%) dan impor dari Thailand sebesar USD594,78 juta (4,80%).(BACA JUGA: Kabar Buruk, Valentino Rossi Positif Covid-19)
Impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD1,74 miliar (14,07 %), sementara impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai USD1,09 miliar (8,78%).
Untuk nilai impor pada September 2020 mencapai USD1,75 miliar atau naik sebesar 11,11% dibandingkan Agustus 2020.
Angka ini justru turun sebesar 9,41 % dibandingkan September 2019. Impor nonmigas September 2020 mencapai USD1,43 miliar atau naik 6,21% dibandingkan Agustus 2020.
Nilai impor nonmigas tersebut mengalami penurunan sebesar 7,57% dibanding September 2019. Impor migas September 2020 sebesar USD 318,15 juta atau meningkat sebesar 40,19% dibanding Agustus 2020. (BACA JUGA: Neraca Perdagangan Surplus Indikasi Ekonomi RI Bisa Bertahan?)
"Dibandingkan September 2019, nilai tersebut justru turun sebesar 16,87%," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jatim, Satriyo Wibowo, dalam rilisnya, Jumat (16/10/2020).
Secara kumulatif Januari - September 2020, komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, menjadi komoditas impor yang dominan dengan peranan sebesar 5,82% dengan nilai USD857,32 juta.
Disusul komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan peranan sebesar 4,02% dengan nilai sebesar USD592,54 juta.
Berikutnya adalah komoditas kondensat dengan peranan sebesar 2,98% dengan nilai sebesar USD439,26 juta. (BACA JUGA: Inovasi Perajin Batik Mengatasi Dampak Pandemi)
Sedangkan selama September 2020, impor didominasi oleh bahan baku dan penolong dengan nilai USD1,36 miliar yang memberikan kontribusi sebesar 78,10%.
Sementara itu, impor barang-barang konsumsi merupakan golongan barang urutan berikutnya, dengan nilai USD196,53 juta atau dengan peranan 11,24 persen.
Berikutnya barang-barang modal merupakan kelompok impor terkecil, dengan peranan 10,67% atau dengan nilai sebesar USD186,59 juta.
Negara asal barang impor nonmigas terbesar selama Januari - September 2020 dari Tiongkok sebesar USD3,54 miliar (28,61%). (Kabar Buruk, Valentino Rossi Positif Covid-19) Disusul dari Amerika Serikat sebesar USD970,14 juta (7,83%) dan impor dari Thailand sebesar USD594,78 juta (4,80%).(BACA JUGA: Kabar Buruk, Valentino Rossi Positif Covid-19)
Impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD1,74 miliar (14,07 %), sementara impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai USD1,09 miliar (8,78%).
(vit)