65 Persen Dana Pemulihan Ekonomi Nasional Sulsel Disiapkan untuk Sektor UMKM
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sekitar 65 persen dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), akan diperuntukkan untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) .
Pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJP) Kementerian Keuangan menyerahkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp1 triliun ke Pemprov Sulsel melalui Gubernur Sulsel , Nurdin Abdullah, di rumah jabatan (rujab), Selasa, (13/10/2020).
Penyerahan dilakukan oleh Dirjen Perbendaharaan Provinsi Sulsel , Sudharmanto, disaksikan Kepala OJK Sulampua, Moh Nurdin Subandi, Plt Dirut Bank Sulsebar Irmayanti Sultan serta Pengurus Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sulsel.
Nurdin Abdullah mengatakan, dana yang diperoleh ini tentunya akan dimanfaatkan untuk membantu percepatan PEN, khususnya untuk sektor-sektor yang mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Sulsel.
Makanya, kata dia Bank Sulselbar yang dipercaya mengelola dana ini diharapkan menganalisa dan mengkaji secara detail penerima dana tersebut.
“Tentu ini peluang besar untuk kita manfaatkan, sehingga betul-betul yang menerima dana PEN terdampak pandemi dan bisa mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Sulsel,” katanya.
Nurdin Abdullah menjelaskan, jika sektor utama yang menjadi perhatian adalah UMKM, karena sektor ini paling cepat bisa bergerak apalagi nanti dana ini diberikan untuk menambah modal kerja mereka.
Termasuk, beberapa sektor lain yang dapat mendorong ekspor dan mendorong pemansaran produk-produk domestik.
“Kami sangat mengapresiasi pemerintah pusat yang mengawal dana PEN hingga bisa masuk ke Sulsel, tentunya dengan adanya dana tersebut diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi karena pasti akan memberikan manfaat baik,” jelasnya.
Plt Dirut Bank Sulselbar Irmayanti Sultan menjelaskan, jika dana PEN yang diterima sebesar Rp1 triliun tersebut akan bertambah, karena pihaknya berkomitmen me-leverage sebesar 2 kali dari penempatan dana selama enam bulan ke depan yang menyasar sektor produktif dan konsumtif.Penyaluran kredit ke UMKM ditargetkan mencapai Rp1 triliun, sedangkan sisanya sektor konsumtif.
Disebutkannya, jika perseroan telah menerima dana tersebut pada 2 Oktober dan posisi 8 Oktober sudah tersalurkan sebesar Rp107 miliar dengan total debitur sebanyak 700 debitur atau dikisaran 5% penyaluran dari target akhir tahun bisa disalurkan sebanyak Rp1 triliun dan hingga Maret 2021 bisa disalurkan sesuai target sebesar Rp2 triliun.
“Sudah disalurkan ke sektor produktif 60% sampai 65% yang mengacu pada arahan gubernur yakni sektor UMKM dan sektor komoditas unggulan Sulsel yang mendorong ekspor,”ujarnya.
Dia menjelaskan, tenor pinjaman dana tersebut bervariasi sesuai dengan kebutuhan debitur, seperti untuk sektor ultra mikro seperti ke petani bisa dimulai dengan Rp5 juta. Sedangkan, untuk korporasi tentunya danannya bisa jauh lebih besar.
“Kami menyesuaikan kebutuhan nasabah, dari petani, korporasi seperti sektor pariwisata, perhotelah, restoran dan lainnya semua akan disalurkan dengan skema tenor pinjaman maksimal 3 tahun untuk ultra mikro dengan bunga hanya 5% di bawah bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang 6%,” terangnya.
Pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJP) Kementerian Keuangan menyerahkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp1 triliun ke Pemprov Sulsel melalui Gubernur Sulsel , Nurdin Abdullah, di rumah jabatan (rujab), Selasa, (13/10/2020).
Penyerahan dilakukan oleh Dirjen Perbendaharaan Provinsi Sulsel , Sudharmanto, disaksikan Kepala OJK Sulampua, Moh Nurdin Subandi, Plt Dirut Bank Sulsebar Irmayanti Sultan serta Pengurus Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sulsel.
Nurdin Abdullah mengatakan, dana yang diperoleh ini tentunya akan dimanfaatkan untuk membantu percepatan PEN, khususnya untuk sektor-sektor yang mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Sulsel.
Makanya, kata dia Bank Sulselbar yang dipercaya mengelola dana ini diharapkan menganalisa dan mengkaji secara detail penerima dana tersebut.
“Tentu ini peluang besar untuk kita manfaatkan, sehingga betul-betul yang menerima dana PEN terdampak pandemi dan bisa mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Sulsel,” katanya.
Nurdin Abdullah menjelaskan, jika sektor utama yang menjadi perhatian adalah UMKM, karena sektor ini paling cepat bisa bergerak apalagi nanti dana ini diberikan untuk menambah modal kerja mereka.
Termasuk, beberapa sektor lain yang dapat mendorong ekspor dan mendorong pemansaran produk-produk domestik.
“Kami sangat mengapresiasi pemerintah pusat yang mengawal dana PEN hingga bisa masuk ke Sulsel, tentunya dengan adanya dana tersebut diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi karena pasti akan memberikan manfaat baik,” jelasnya.
Plt Dirut Bank Sulselbar Irmayanti Sultan menjelaskan, jika dana PEN yang diterima sebesar Rp1 triliun tersebut akan bertambah, karena pihaknya berkomitmen me-leverage sebesar 2 kali dari penempatan dana selama enam bulan ke depan yang menyasar sektor produktif dan konsumtif.Penyaluran kredit ke UMKM ditargetkan mencapai Rp1 triliun, sedangkan sisanya sektor konsumtif.
Disebutkannya, jika perseroan telah menerima dana tersebut pada 2 Oktober dan posisi 8 Oktober sudah tersalurkan sebesar Rp107 miliar dengan total debitur sebanyak 700 debitur atau dikisaran 5% penyaluran dari target akhir tahun bisa disalurkan sebanyak Rp1 triliun dan hingga Maret 2021 bisa disalurkan sesuai target sebesar Rp2 triliun.
“Sudah disalurkan ke sektor produktif 60% sampai 65% yang mengacu pada arahan gubernur yakni sektor UMKM dan sektor komoditas unggulan Sulsel yang mendorong ekspor,”ujarnya.
Dia menjelaskan, tenor pinjaman dana tersebut bervariasi sesuai dengan kebutuhan debitur, seperti untuk sektor ultra mikro seperti ke petani bisa dimulai dengan Rp5 juta. Sedangkan, untuk korporasi tentunya danannya bisa jauh lebih besar.
“Kami menyesuaikan kebutuhan nasabah, dari petani, korporasi seperti sektor pariwisata, perhotelah, restoran dan lainnya semua akan disalurkan dengan skema tenor pinjaman maksimal 3 tahun untuk ultra mikro dengan bunga hanya 5% di bawah bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang 6%,” terangnya.
(agn)