Langkah Gubernur Sulsel Kembalikan Kejayaan Jeruk Keprok Selayar
loading...
A
A
A
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, Andi Ardin Tjatjo menjelaskan, jeruk keprok Selayar dikenal juga dengan nama munte Cina, unggulan Kepulauan Selayar yang sudah cukup lama dibudidayakan, yaitu sejak tahun 1925.
Tanaman jeruk keprok selayar mengalami kejayaan tahun 70-an. Saat itu produksi sangat melimpah dengan harga yang kompetitif. Banyak petani di Kepulauan Selayar yang menghidupi keluarganya, menyekolahkan anak-anaknya dari tanaman jeruk.
Namun, sangat disayangkan kejayaan jeruk keprok Selayar pada saat ini sudah mulai hilang dengan terjadinya penurunan luas pertanaman, produksi dan produktivitas.
"Penyebabnya adalah sistem budi daya tanaman yang masih belum menerapkan tenologi tepat guna (penggunaan bibit yang sehat, pemupukan, pengairan danpengendalian). Kesuburan dan kesehatan tanah yang semakin menurun. Demikian juga adanya serangan hama penyakit seperti diplodia dan phytophthora. Serta merosotnya nilai ekonomi buah jeruk karena rendahnya kualitas dan kuantitas buah jeruk. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil belum maksimal," jelasnya.
Populasi tanaman jeruk keprok perhektare sekitar 250-300 pohon. Namun, kondisi saat ini baru bisa memproduksi 68 kuintal perhektare, jauh dari produksi optimal sekitar 200 kuintal perhektare.
Program pengembalian kejayaan keprok Selayar ini akan dimulai dengan pengunaan bibit asli.Kemudian melakukan kajian plasma nutfah untuk mendapatkan sumber bibit unggul khas Selayar, serta membangun instalasi kebun benih dan kebun plasma nutfah.
Demikian juga penyempurnaan rekomendasi teknologi tepat guna dan budi daya tanaman, melakukan daerah percontohan atau mengembangkan pertanaman jeruk keprok selayar, berskala kawasan 50-100 hektare per kawasan."Di samping teknologi penyakit tanaman dan pascapanen kita akan dorong untuk itu," sebutnya.
Dukungan kegiatan jeruk keprok selayar tahun 2020 ini adalah pengembangan jeruk selayar sebanyak 9.000 pohon.Juga sudah ditetapkan 300 pohon induk dan akan menjadi batang bawah selayar. setiap pohon bisa membibitkan sampai 300 ribu pohon pertahun.
Tanaman jeruk keprok selayar mengalami kejayaan tahun 70-an. Saat itu produksi sangat melimpah dengan harga yang kompetitif. Banyak petani di Kepulauan Selayar yang menghidupi keluarganya, menyekolahkan anak-anaknya dari tanaman jeruk.
Namun, sangat disayangkan kejayaan jeruk keprok Selayar pada saat ini sudah mulai hilang dengan terjadinya penurunan luas pertanaman, produksi dan produktivitas.
"Penyebabnya adalah sistem budi daya tanaman yang masih belum menerapkan tenologi tepat guna (penggunaan bibit yang sehat, pemupukan, pengairan danpengendalian). Kesuburan dan kesehatan tanah yang semakin menurun. Demikian juga adanya serangan hama penyakit seperti diplodia dan phytophthora. Serta merosotnya nilai ekonomi buah jeruk karena rendahnya kualitas dan kuantitas buah jeruk. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil belum maksimal," jelasnya.
Populasi tanaman jeruk keprok perhektare sekitar 250-300 pohon. Namun, kondisi saat ini baru bisa memproduksi 68 kuintal perhektare, jauh dari produksi optimal sekitar 200 kuintal perhektare.
Program pengembalian kejayaan keprok Selayar ini akan dimulai dengan pengunaan bibit asli.Kemudian melakukan kajian plasma nutfah untuk mendapatkan sumber bibit unggul khas Selayar, serta membangun instalasi kebun benih dan kebun plasma nutfah.
Demikian juga penyempurnaan rekomendasi teknologi tepat guna dan budi daya tanaman, melakukan daerah percontohan atau mengembangkan pertanaman jeruk keprok selayar, berskala kawasan 50-100 hektare per kawasan."Di samping teknologi penyakit tanaman dan pascapanen kita akan dorong untuk itu," sebutnya.
Dukungan kegiatan jeruk keprok selayar tahun 2020 ini adalah pengembangan jeruk selayar sebanyak 9.000 pohon.Juga sudah ditetapkan 300 pohon induk dan akan menjadi batang bawah selayar. setiap pohon bisa membibitkan sampai 300 ribu pohon pertahun.