BNPP Data Kebutuhan Mendesak Daerah Perbatasan Temajuk dan Satgas Penjaga Perbatasan
loading...
A
A
A
SAMBAS - Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) telah menerjunkan tim untuk melaksanakan survei ke 29 titik perlintasan yang berstatus tidak resmi (Non-PLB dan Non-PLBN) di Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Dalam perjalanannya Tim Survei Identifikasi Titik Perlintasan tersebut juga mendata kebutuhan mendesak salah satu desa yang berada di ujung Kabupaten Sambas yakni Desa Temajuk.
Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP, Robert Simbolon mengatakan, Desa Temajuk yang berbatasan dengan wilayah negara Malaysia ini mempunyai beberapa kebutuhan mendesak antara lain penguatan signal karena meskipun di Desa Temajuk sudah menggunakan sistem 4G, tetapi tidak fungsional, karena tidak adanya bandwidth. (Baca juga: BNPP Gagas Pembentukan 'New Border Town' di Perbatasan Negara)
"Listrik masih menggunakan genset/diesel, tapi hanya mampu melayani 12 jam sehari. Lalu jalan lingkungan dan jalan akses ke Titik Nol sangat mendesak untuk dibangun, sementara ini masih menggunakan jalan tanah atau jalan batu," ujar Robert, Rabu (30/9/2020).
Selain itu Robert mengatakan Pantai Temajuk mengalami abrasi rata-rata 10 meter per tahun, sehingga perlu disikapi dengan pembangunan penahan ombak/talud," sambungnya.
Robert juga menyampaikan dirinya telah bertemu dengan Danpos Pamtas yang bertugas di wilayah Temajuk. Dalam kesempatan tersebut Danpos Pamtas menyampaikan bahwa Satgas Pamtas membutuhkan kendaraan operasional.
"Pos Pamtas sangat membutuhkan sarana mobilitas berupa kendaraan operasional roda dua dan roda empat," ujarnya. (Baca: BNPP Siapkan Rekomendasi Desain Sistem Tata Kelola Perbatasan Negara ke Pemerintah)
Hal yang sama diungkapkan oleh tokoh masyarakat Kecamatan Paloh H Hatta Farhat. Menurut dia, selama ini signal operator selular sudah menggunakan sistem 4G, tetapi tidak fungsional, karena tidak adanya bandwidth di Desa Temajuk. "Karenanya saya minta agar operator selular agar segera menambah bandwidth di Desa Temajuk karena selama ini kita memakai signal telepon selular milik Malaysia," tandasnya. (Bisa diklik: 29 Titik Lintas Batas Tak Resmi di Sambas dan Bengkayang, BNPP Lakukan Identifikasi)
Sedangkan Komandan Pos TNI AL Temajuk Letda Achmad Fatoni mengatakan, saat ini pihaknya masih kekurangan personel untuk menjaga perbatasan laut dan pantai yang berbatasan langsung dengan Malaysia. "Idealnya Pos TNI AL Temajuk ini dijaga oleh 12 prajurit TNI AL, namun yang ada sekarang baru ada empat orang personel. Kita selama ini berpatroli di laut menggunakan satu speed boat untuk mengawasi masuknya orang dari perbatasan Malaysia, " pungkasnya.
omitmen bersama kita.
Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP, Robert Simbolon mengatakan, Desa Temajuk yang berbatasan dengan wilayah negara Malaysia ini mempunyai beberapa kebutuhan mendesak antara lain penguatan signal karena meskipun di Desa Temajuk sudah menggunakan sistem 4G, tetapi tidak fungsional, karena tidak adanya bandwidth. (Baca juga: BNPP Gagas Pembentukan 'New Border Town' di Perbatasan Negara)
"Listrik masih menggunakan genset/diesel, tapi hanya mampu melayani 12 jam sehari. Lalu jalan lingkungan dan jalan akses ke Titik Nol sangat mendesak untuk dibangun, sementara ini masih menggunakan jalan tanah atau jalan batu," ujar Robert, Rabu (30/9/2020).
Selain itu Robert mengatakan Pantai Temajuk mengalami abrasi rata-rata 10 meter per tahun, sehingga perlu disikapi dengan pembangunan penahan ombak/talud," sambungnya.
Robert juga menyampaikan dirinya telah bertemu dengan Danpos Pamtas yang bertugas di wilayah Temajuk. Dalam kesempatan tersebut Danpos Pamtas menyampaikan bahwa Satgas Pamtas membutuhkan kendaraan operasional.
"Pos Pamtas sangat membutuhkan sarana mobilitas berupa kendaraan operasional roda dua dan roda empat," ujarnya. (Baca: BNPP Siapkan Rekomendasi Desain Sistem Tata Kelola Perbatasan Negara ke Pemerintah)
Hal yang sama diungkapkan oleh tokoh masyarakat Kecamatan Paloh H Hatta Farhat. Menurut dia, selama ini signal operator selular sudah menggunakan sistem 4G, tetapi tidak fungsional, karena tidak adanya bandwidth di Desa Temajuk. "Karenanya saya minta agar operator selular agar segera menambah bandwidth di Desa Temajuk karena selama ini kita memakai signal telepon selular milik Malaysia," tandasnya. (Bisa diklik: 29 Titik Lintas Batas Tak Resmi di Sambas dan Bengkayang, BNPP Lakukan Identifikasi)
Sedangkan Komandan Pos TNI AL Temajuk Letda Achmad Fatoni mengatakan, saat ini pihaknya masih kekurangan personel untuk menjaga perbatasan laut dan pantai yang berbatasan langsung dengan Malaysia. "Idealnya Pos TNI AL Temajuk ini dijaga oleh 12 prajurit TNI AL, namun yang ada sekarang baru ada empat orang personel. Kita selama ini berpatroli di laut menggunakan satu speed boat untuk mengawasi masuknya orang dari perbatasan Malaysia, " pungkasnya.
omitmen bersama kita.
(sms)