Polisi Modifikasi Motor untuk Antar Jemput Warga Desa Pelosok
loading...
A
A
A
GROBOGAN - Seorang anggota Bhabinkamtibmas di Grobogan menyulap sepeda motor tua miliknya menjadi sebuah sepeda motor siaga yang bisa memuat tiga orang.
Kendaraan ini sengaja dibuat karena sangat efektif dalam menjangkau jalan sepit di lokasi-lokasi terpencil ketika kondisi warga dalam keadaan darurat. (Baca juga: Bhabinkamtibmas-Babinsa Ujung Tombak Penegakkan Protokol Kesehatan di Daerah )
Sepeda motor tua milik Bripda Muhammad Sholikul Hadi, seorang Bhabinkamtibmas Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah ini kini terlihat berubah penampilan layaknya sebuah becak motor (bentor). Kendaraan ini sengaja dimodifikasi oleh pemiliknya untuk sarana penunjang pelayanan kepada masyarakat Penadaran. Lokasi yang sangat terpencil dengan kondisi jalan yang sempit dan sulit dijangkau kendaraan roda empat ini, menjadi salah satu pencetus ide untuk membuat motor siaga. (Baca juga: Ngebor Tanah Buat Sumur, Warga Grobogan Dikagetkan Semburan Gas )
Bahkan banyak warga terpencil yang tidak memiliki alat transportasi sendiri. Dengan adanya sepeda motor siaga ini, banyak warga yang merasa terbantu untuk segera sampai dilokasi yang dituju, seperti ke bidan setempat. Bahkan di gang-gang kecil pun motor siaga ini menjadi salah satu alternatif transportasi. Kendaraan darurat ini selalu siaga selama 24 jam. Jika ada warga yang sakit dan butuh segera ke bidan desa, maka Bhabinkamtibmas Penadaran yang biasa dipanggil Bribda Hadi langsung meluuncur untuk mengantar ke bidan desa.
Seorang warga Penadaran, Suprapto mengaku sangat terbantu dengan adanya motor siaga milik Bribda Hadi. Bahkan dia selalu memanfaatkan motor Bribda Hadi untuk antar jemput ibunya, Samsilah, menuju bidan desa secara gratis.
"Ibu saya menderita sakit dan kesulitan untuk berjalan selama 4 tahun. Karena tidak adanya kendaraan di rumah, itu membuatnya kesuulitan untuk menuju pusat kesehatan setempat," kata Suprapto.
Sementara itu, seorang bidan Desa Penadaran Ruki juga mengaku sangat terbantu dengan adanya kendaraan operasional darurat ini karena mobil ambulan yang disediakan tidak bisa menjangkau jalan yang sempit. Selain itu, jika melakukan penjemputan di rumah pasien maka harus memakan waktu yang cukup lama.
Selain untuk antar jemput pasien, sepeda motor siaga ini juga sering digunakan untuk meringankan warga untuk menyalurkan bantuan sembako menuju rumah masing-masing. Bripda Hadi mengaku terinspirasi motor siaga ini setelah melihat sebuah motor yang sudah dimodifikasi menjadi becak motor melalui media sosial.
"Motor siaga ini hanya digunakan di dalam lingkup desa saja dan tidak digunakan untuk antar jemput di luar Desa Penadaran," kata Bripda Muhammad Sholikul Hadi.
Modifikasi motor tua ini sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu. Proses pembuatan motor siaga ini memakan waktu selama sebulan dengan menggunakan gajinya sendiri sebagai anggota kepolisian.
Kendaraan ini sengaja dibuat karena sangat efektif dalam menjangkau jalan sepit di lokasi-lokasi terpencil ketika kondisi warga dalam keadaan darurat. (Baca juga: Bhabinkamtibmas-Babinsa Ujung Tombak Penegakkan Protokol Kesehatan di Daerah )
Sepeda motor tua milik Bripda Muhammad Sholikul Hadi, seorang Bhabinkamtibmas Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah ini kini terlihat berubah penampilan layaknya sebuah becak motor (bentor). Kendaraan ini sengaja dimodifikasi oleh pemiliknya untuk sarana penunjang pelayanan kepada masyarakat Penadaran. Lokasi yang sangat terpencil dengan kondisi jalan yang sempit dan sulit dijangkau kendaraan roda empat ini, menjadi salah satu pencetus ide untuk membuat motor siaga. (Baca juga: Ngebor Tanah Buat Sumur, Warga Grobogan Dikagetkan Semburan Gas )
Bahkan banyak warga terpencil yang tidak memiliki alat transportasi sendiri. Dengan adanya sepeda motor siaga ini, banyak warga yang merasa terbantu untuk segera sampai dilokasi yang dituju, seperti ke bidan setempat. Bahkan di gang-gang kecil pun motor siaga ini menjadi salah satu alternatif transportasi. Kendaraan darurat ini selalu siaga selama 24 jam. Jika ada warga yang sakit dan butuh segera ke bidan desa, maka Bhabinkamtibmas Penadaran yang biasa dipanggil Bribda Hadi langsung meluuncur untuk mengantar ke bidan desa.
Seorang warga Penadaran, Suprapto mengaku sangat terbantu dengan adanya motor siaga milik Bribda Hadi. Bahkan dia selalu memanfaatkan motor Bribda Hadi untuk antar jemput ibunya, Samsilah, menuju bidan desa secara gratis.
"Ibu saya menderita sakit dan kesulitan untuk berjalan selama 4 tahun. Karena tidak adanya kendaraan di rumah, itu membuatnya kesuulitan untuk menuju pusat kesehatan setempat," kata Suprapto.
Sementara itu, seorang bidan Desa Penadaran Ruki juga mengaku sangat terbantu dengan adanya kendaraan operasional darurat ini karena mobil ambulan yang disediakan tidak bisa menjangkau jalan yang sempit. Selain itu, jika melakukan penjemputan di rumah pasien maka harus memakan waktu yang cukup lama.
Selain untuk antar jemput pasien, sepeda motor siaga ini juga sering digunakan untuk meringankan warga untuk menyalurkan bantuan sembako menuju rumah masing-masing. Bripda Hadi mengaku terinspirasi motor siaga ini setelah melihat sebuah motor yang sudah dimodifikasi menjadi becak motor melalui media sosial.
"Motor siaga ini hanya digunakan di dalam lingkup desa saja dan tidak digunakan untuk antar jemput di luar Desa Penadaran," kata Bripda Muhammad Sholikul Hadi.
Modifikasi motor tua ini sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu. Proses pembuatan motor siaga ini memakan waktu selama sebulan dengan menggunakan gajinya sendiri sebagai anggota kepolisian.
(nth)