Awalnya Alas Beringin, Pasar Beringharjo Terus Ngangeni

Jum'at, 11 September 2020 - 07:04 WIB
loading...
A A A
“Saat ini sebagian sudah memakai sistem ini (QRIS). Untuk yang belum, terus memberikan edukasi baik kepada pedagang maupun pembeli tentang pembayaran secara elektronik,” katanya.

Dengan ikhtiar ini pihaknya optimistis keberadaan pasar tradisional tidak akan terpinggirkan dengan membanjirnya pasar modern dan belanja online. Apalagi Pasar Beringharjo merupakan tempat yang selalu dirindukan oleh para wisatawan. (Baca juga: Jaga Tingkat Hidrasi, Jangan Tunggu Haus Baru Minum)

Bahkan ada pemeo, belum lengkap datang ke Yogyakarta jika tidak ke Pasar Beringharjo. Karena Pasar Beringharjo identik dengan pasar kangen. Meski berkali-kali datang tidak bosan. Untuk itu sekarang sedang dilakukan kajian komprehensif, bagaimana agar yang datang ke Pasar Beringharjo tetap nyaman dan aman, tidak terjadi penumpukan dan kerumunan, sehingga mereka bisa menikmati.

Sarjiyem, 70, pedagang pasar di lantai III bagian timur, mengatakan sudah berdagang sejak tahun 1965. Awalnya dia berjualan buah-buahan di lantai bawah, kemudian pada 1994 saat ada pengembangan pasar, dia pun pindah ke lantai III. Saat pindah dia tetap berjualan buah, tetapi ditambah dengan menjual suvenir dan gerabah sampai sekarang.

Mengenai perbedaan Pasar Beringharjo dulu dan sekarang, menurut Sarjiyem secara umum tidak ada perbedaan mencolok. Yang membedakan dulu belum ditingkat sekarang sudah ditingkat, penataannya pun lebih rapi dan bersih. Untuk pengunjung tetap banyak. “Mbonten enten bedane, tetep sami (tidak ada bedanya, tetap sama),” ungkap warga Gejawan, Balecatur, Gamping, Sleman itu. (Lihat videonya: Tawuran Remaja Sambil Berenang Kembali Terjadi di Jakarta Utara)

Pengunjung Pasar Beringharjo, Rika, 35, mengatakan sengaja ke Pasar Beringharjo karena ingin mencari batik. Dia senang berbelanja di pasar ini karena penataannya rapi dan tempatnya bersih, tidak kalah dengan toko modern. “Suasana inilah yang tidak bisa ditemukan di pasar modern dan yang selalu ngageni,” kata warga Mergangsan, Yogyakarta, ini. (Priyo Setyawan)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3065 seconds (0.1#10.140)