Komunitas Waria Kota Bandung Srikandi Pasundan Dampingi Korban Prank

Senin, 04 Mei 2020 - 07:45 WIB
loading...
Komunitas Waria Kota Bandung Srikandi Pasundan Dampingi Korban Prank
Abel, aktivis di Srikandi Pasundan mendampingi korban prank melapor ke Satreskrim Polrestabes Bandung. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Srikandi Pasundan, komunitas transgender atau waria Kota Bandung, mendampingi empat korban prank bingkisan isi sampah dan batu yang dilakukan Youtuber Ferdian Paleka.

Belasan transgender mendatangi Markas Satreskrim Polrestabes Bandung, Jalan Jawa, Minggu (3/5/2020). Sementara para korban menjalani pemeriksaan sebagai saksi korban hingga Senin (4/5/2020) dini hari.

"Malam ini kami ke sini (Polrestabes Bandung) untuk melaporkan video yang viral. Korban prank ada empat orang. Kami waria Bandung support teman-teman yang jadi korban. Empat korban itu yang ada di video," kata Abel, anggota Srikandi Pasundan.

Diketahui, peristiwa pembagian dus berisi sampah dan batu bata itu terjadi di kawasan Kiaracondong, Jalan Ibrahim Adjie, Kota Bandung pada Jumat (2/5/2020) dini hari.

"Kami dari Srikandi Pasundan yang mendampingi dan mendukung empat orang rekan kami yang jadi korban, menerima bingkisan berisi batu dan sampah," ujar dia.

Abel menuturkan, beredarnya video itu membuat sakit hati banyak orang termasuk transgender di KOta Bandung. Apalagi, perbuatan itu dilakukan di tengah keprihatinan warga saat pandemi virus Corona atau COVID-19 saat ini.

"Mereka sakit hati. Saya yang tidak di TKP merasa sangat sedih karena di saat pandemi virus Corona, sebungkus nasi sangat berarti. Tapi, setelah dibuka teman-teman saya, isinya sampah, batu. Harapan saya segera tertangkap pelakunya dan dia jera bikin konten mendiskriminasi transgender di Indonesia," tutur Abel.

Abel mengungkapkan, keempat korban antara Dini (56), Sani (39), Luna (25), dan Pipiw (30). Mereka awalnya tak menyangka pemberian bantuan tersebut berupa prank dan bakal viral seperti sekarang.

Mereka kemudian berbagi cerita dengan rekan-rekannya di komunitas Srikandi Pasundan. "Untung mereka kenal dengan komunitas. Sebelum mereka share ke yang lain, mereka share ke kami. Bukannya apa-apa, dengan gender kami ini, kemana kami harus ngadu, terkadang bikin aduan pun suka disalahin," ungkap dia.
(awd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.1022 seconds (0.1#10.140)