Alhamdulillah, Total Pasien Sembuh di Sulsel Capai Angka 200 Orang
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Angka kesembuhan positif virus corona, Covid-19 di Sulsel kian hari menunjukkan perkembangan yang signifikan. Sebagai salah satu provinsi yang dianggap sebagai episentrum penyebaran Covid-19 di Indonesia, Sulsel berupaya berbenah menekan angka penularan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari mengaku, angka pasien sembuh tiap hari mulai menunjukkan peningkatan. Dari data yang ada, khusus per hari ini, pasien sembuh bertambah 49 orang.
Data pantauan Gugus Tugas Covid-19 Sulsel per tanggal 3 Mei 2020, pasien sembuh hingga saat ini berjumlah 200 pasien atau 33,3 persen dari data total positif Covid-19 sebanyak 601 orang. Dari jumlah tersebut ada 359 orang diantaranya tengah menjalani perawatan, sementara 42 pasien meninggal dunia.
"Bahwa 49 pasien sembuh itu, 43 diantaranya dari (Kapal Motor) Lambelu. Kalau yang sembuh itukan per 14 hari tentu dievaluasi, diperiksa swab lagi. Diantara dua kali yang menjalani pemeriksaan dua kali swab, itu yang sembuh. Selebihnya di Makassar," tutur Ichsan kepada SINDOnews.
Dia melanjutkan, angka kesembuhan pasien Covid-19 ini masih akan bertambah. Jika sudah menjalani masa isolasi 14 hari dan lainnya menunggu pemeriksaan swab kali kedua. Jika hasil pemeriksaan kedua kembali negatif, baru bisa dinyatakan sembuh.
Ada banyak faktor diantaranya yang menunjang peningkatan kesembuhan pasien Covid-19 di Sulsel. Kata Ichsan, ini bagian dari upaya pemerintah yang terus berbenah, dan memaksimalkan perawatan.
"Saya kira faktor pendukungnya juga karena perbaikan manajemen klinis di rumah sakit. Termasuk, asupan makanan pasien yang diberikan. Pengaruh gizi mempengaruhi supaya cepat sembuh dan bagaimana pengaturan rumah sakit rujukan kita semakin bagus," paparnya.
Ichsan mengemukakan, tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 yang dirawat selama ini, pun tergantung dari adanya gejala penyakit lain yang diidapnya. Misalnya, jika pasien juga memiliki penyakit komorbid atau penyerta, tentu perawatannya harus lebih intensif.
Berbeda jika pasien positif Covid-19 yang tidak memiliki gejala, tentu tingkat kesembuhan semakin besar.
"Sebenarnya juga kalau kesembuhan, sebenarnya tergantung penyakit-penyakitnnya tidak berat, insya Allah sembuh 14 hari. Sama waktu saya (waktu dinyatakan) positif, saya tidak ada gejala, 14 hari kemudian, saya periksa dua kali swab kontrol, dan itu sembuh," paparnya.
Di luar dari itu, kesembuhan pasien juga akan besar jika tidak panik. Ketenangan jiwa dari pasien akan menambah peluang semakin besar untuk kesembuhan. Makanya kedepan, Ichsan mengaku akan melibatkan dokter jiwa untuk ikut membantu penyembuhan pasien.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulsel ini mengaku, sementara merancang model penyembuhan pasien Covid-19 dengan melibatkan para dokter jiwa. Rencananya, dengan memberikan motivasi yang dikemas lewat video atau rekaman audio.
"Itu nanti teman-teman dari ahli jiwa akan membuat audio atau video, supaya mereka (pasien positif Covid-19) bisa dengar dan termotivasi bahwa penyakit ini bisa sembuh. Karena begini, di otak kita endomorphin. Artinya (hormon) yang bisa keluar kalau kita dalam keadaan senang. Endomoprhin itu keluar bisa meningkatkan imunitas manusia. Jadi sebenarnya pengobatan itu harus dengan bagaimaba memperbaiki rasanya pasien," urainya.
Dengan peningkatan pasien yang sembuh, Ichsan juga mengklaim adanya penurunan angka kasus terinfeksi Covid-19 di Sulsel. Kalaupun ada penambahan positif, angkanya disebut tidak lagi signifikan.
"Saya kira begitu. Kita berdoa saja mudah-mudahan ini landai, bisa menurun pelan-pelan. Itu sebuah tanda-tanda. Beedoa saja. Makanya saya bilang kita semua harus ikut berperan agar angka-angka (kasus) ini bisa landai," papar dia.
Pemprov Sulsel bakal menambah pengoperasian jumlah laboratorium uji spesimen tes PCR Covid-19 di Sulsel. Dengan begitu diharapkan penanganan wabah virus korona semakin efektif dan cepat bisa teratasi.
Kata Ichsan, ada empat laboratorium uji Covid-19 yang diharapkan bisa segera dimanfaatkan. Prosesnya saat ini tengah diusulkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk izin operasinya.
Adapun empat laboratorium yang diusulkan ke Kemenkes, yakni Balai Veteriner Maros, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Makassar dan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Soppeng.
"Perkembangannya lagi menunggu (izin Kemenkes). Kita berharap dengan demikian pemeriksaan lebih cepat. Awalnya virus inikan pemeriksaan di Jakarta, terus kemudian kita punya lab di Makassar lebih cepat," tukas Ichsan.
Dia laboratorium tes PCR virus corona yang sebelumnya telah beroperasi di Makassar, yakni Laboratorium Unhas dan Balai Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar. Namun dua lab itu dinilai belum cukup, apalagi jumlah spesimen yang masih banyak harus diperiksa.
"Perkembangan (pemeriksaan spesimen) selanjutnya agak lambat kembali karena spesimen yang mau diperiksa tambah banyak kan. Jadi tentu kita perlu solusi dengan menambah laboratorium," tegas dia.
Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah sebelumnya menargetkan, wabah Covid-19 di Sulsel bisa tuntas akhir Mei mendatang. Ichsan melanjutkan, optimisme pemerintah ini akan berhasil dengan dukungan dari seluruh masyarakat Sulsel.
Untuk menekan angka kasus dan penyebaran virus korona di Sulsel, masyarakat meski disiplin menerapkan kebijakan pembatasan sosial. Penerapan physical distancing, tetap di rumah jika tidak mendesak, memakai masker, dan rajin cuci tangan adalah langkah sederhana namun efektif.
"Itu tidak akan mungkin terjadi penurunan kalau tidak mematuhi pembatasan yang dilakukan. Artinya kita semualah yang bertanggung jawab tanpa terkecuali. Upaya pemerintah seoptimal apapun dengan memperketat pembatasan wilayah, tanpa kita ikuti upaya warga Sulsel untuk menjaga jarak. Ini dilakukan secara terus menerus agar menekan kasus," harap Ichsan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari mengaku, angka pasien sembuh tiap hari mulai menunjukkan peningkatan. Dari data yang ada, khusus per hari ini, pasien sembuh bertambah 49 orang.
Data pantauan Gugus Tugas Covid-19 Sulsel per tanggal 3 Mei 2020, pasien sembuh hingga saat ini berjumlah 200 pasien atau 33,3 persen dari data total positif Covid-19 sebanyak 601 orang. Dari jumlah tersebut ada 359 orang diantaranya tengah menjalani perawatan, sementara 42 pasien meninggal dunia.
"Bahwa 49 pasien sembuh itu, 43 diantaranya dari (Kapal Motor) Lambelu. Kalau yang sembuh itukan per 14 hari tentu dievaluasi, diperiksa swab lagi. Diantara dua kali yang menjalani pemeriksaan dua kali swab, itu yang sembuh. Selebihnya di Makassar," tutur Ichsan kepada SINDOnews.
Dia melanjutkan, angka kesembuhan pasien Covid-19 ini masih akan bertambah. Jika sudah menjalani masa isolasi 14 hari dan lainnya menunggu pemeriksaan swab kali kedua. Jika hasil pemeriksaan kedua kembali negatif, baru bisa dinyatakan sembuh.
Ada banyak faktor diantaranya yang menunjang peningkatan kesembuhan pasien Covid-19 di Sulsel. Kata Ichsan, ini bagian dari upaya pemerintah yang terus berbenah, dan memaksimalkan perawatan.
"Saya kira faktor pendukungnya juga karena perbaikan manajemen klinis di rumah sakit. Termasuk, asupan makanan pasien yang diberikan. Pengaruh gizi mempengaruhi supaya cepat sembuh dan bagaimana pengaturan rumah sakit rujukan kita semakin bagus," paparnya.
Ichsan mengemukakan, tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 yang dirawat selama ini, pun tergantung dari adanya gejala penyakit lain yang diidapnya. Misalnya, jika pasien juga memiliki penyakit komorbid atau penyerta, tentu perawatannya harus lebih intensif.
Berbeda jika pasien positif Covid-19 yang tidak memiliki gejala, tentu tingkat kesembuhan semakin besar.
"Sebenarnya juga kalau kesembuhan, sebenarnya tergantung penyakit-penyakitnnya tidak berat, insya Allah sembuh 14 hari. Sama waktu saya (waktu dinyatakan) positif, saya tidak ada gejala, 14 hari kemudian, saya periksa dua kali swab kontrol, dan itu sembuh," paparnya.
Di luar dari itu, kesembuhan pasien juga akan besar jika tidak panik. Ketenangan jiwa dari pasien akan menambah peluang semakin besar untuk kesembuhan. Makanya kedepan, Ichsan mengaku akan melibatkan dokter jiwa untuk ikut membantu penyembuhan pasien.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulsel ini mengaku, sementara merancang model penyembuhan pasien Covid-19 dengan melibatkan para dokter jiwa. Rencananya, dengan memberikan motivasi yang dikemas lewat video atau rekaman audio.
"Itu nanti teman-teman dari ahli jiwa akan membuat audio atau video, supaya mereka (pasien positif Covid-19) bisa dengar dan termotivasi bahwa penyakit ini bisa sembuh. Karena begini, di otak kita endomorphin. Artinya (hormon) yang bisa keluar kalau kita dalam keadaan senang. Endomoprhin itu keluar bisa meningkatkan imunitas manusia. Jadi sebenarnya pengobatan itu harus dengan bagaimaba memperbaiki rasanya pasien," urainya.
Dengan peningkatan pasien yang sembuh, Ichsan juga mengklaim adanya penurunan angka kasus terinfeksi Covid-19 di Sulsel. Kalaupun ada penambahan positif, angkanya disebut tidak lagi signifikan.
"Saya kira begitu. Kita berdoa saja mudah-mudahan ini landai, bisa menurun pelan-pelan. Itu sebuah tanda-tanda. Beedoa saja. Makanya saya bilang kita semua harus ikut berperan agar angka-angka (kasus) ini bisa landai," papar dia.
Pemprov Sulsel bakal menambah pengoperasian jumlah laboratorium uji spesimen tes PCR Covid-19 di Sulsel. Dengan begitu diharapkan penanganan wabah virus korona semakin efektif dan cepat bisa teratasi.
Kata Ichsan, ada empat laboratorium uji Covid-19 yang diharapkan bisa segera dimanfaatkan. Prosesnya saat ini tengah diusulkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk izin operasinya.
Adapun empat laboratorium yang diusulkan ke Kemenkes, yakni Balai Veteriner Maros, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Makassar dan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Soppeng.
"Perkembangannya lagi menunggu (izin Kemenkes). Kita berharap dengan demikian pemeriksaan lebih cepat. Awalnya virus inikan pemeriksaan di Jakarta, terus kemudian kita punya lab di Makassar lebih cepat," tukas Ichsan.
Dia laboratorium tes PCR virus corona yang sebelumnya telah beroperasi di Makassar, yakni Laboratorium Unhas dan Balai Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar. Namun dua lab itu dinilai belum cukup, apalagi jumlah spesimen yang masih banyak harus diperiksa.
"Perkembangan (pemeriksaan spesimen) selanjutnya agak lambat kembali karena spesimen yang mau diperiksa tambah banyak kan. Jadi tentu kita perlu solusi dengan menambah laboratorium," tegas dia.
Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah sebelumnya menargetkan, wabah Covid-19 di Sulsel bisa tuntas akhir Mei mendatang. Ichsan melanjutkan, optimisme pemerintah ini akan berhasil dengan dukungan dari seluruh masyarakat Sulsel.
Untuk menekan angka kasus dan penyebaran virus korona di Sulsel, masyarakat meski disiplin menerapkan kebijakan pembatasan sosial. Penerapan physical distancing, tetap di rumah jika tidak mendesak, memakai masker, dan rajin cuci tangan adalah langkah sederhana namun efektif.
"Itu tidak akan mungkin terjadi penurunan kalau tidak mematuhi pembatasan yang dilakukan. Artinya kita semualah yang bertanggung jawab tanpa terkecuali. Upaya pemerintah seoptimal apapun dengan memperketat pembatasan wilayah, tanpa kita ikuti upaya warga Sulsel untuk menjaga jarak. Ini dilakukan secara terus menerus agar menekan kasus," harap Ichsan.
(sri)