Sambil Pakai Topeng Ultraman, Pelanggar Protokol Kesehatan Disuruh Bersihkan Kuburan
loading...
A
A
A
SIDOARJO - Puluhan pengendara motor terjaring razia penggunaan masker yang dilakukan tim gabungan TNI, Polri, Satpol PP di Jalan Raya Simo Angin-angin, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo , Selasa (8/9/2020).
Pengendara yang kedapatan tidak memakai masker langsung dihentikan di depan Kantor Kepala Desa Simo Angin-angin, Wonoayu. Mereka kemudian diminta untuk membeli masker dan motornya dititipkan di kantor desa.
Tidak hanya itu, para pelanggar protokol kesehatan ini juga di berikan edukasi oleh petugatentang pentingnya penggunaan masker saat bepergian di tengah pandemi COVID-19.
Usai diberikan edukasi, mereka kemudian diajak ke area pemakaman umum yang ada di desa setempat. Para pelanggar protokol kesehatan ini lalu disuruh menyapu area pemakaman sambil mengenakan topeng super hero ultraman.
Usai bersih- bersih makam, mereka disuruh mengaji membaca ayat suci Alqur'an Surat Alfatihah, Surat Al-Ikhlas, Surat Falaq, Surat An-Nas lalu ditutup dengan doa. (BACA JUGA: Doa Warga Raja Ampat: Petahana Harus Tumbang dan Kami Memilih Kotak Kosong)
Kapolsek Wonoayu AKP Rohmawati Laila mengatakan, razia masker seperti itu rutin dilakukan di setiap desa yang ada di Kecamatan Wonoayu secara bertahap. Namun waktunya tidak menentu, yakni pagi, siang, sore bahkan bisa juga malam hari.
"Para pelanggar diberikan sangsi sosial sebagai efek jera di antaranya membersihkan makam di Desa Simo Angin-angin, berdoa di makam setempat, membeli masker bagi yang tidak memakai masker dan kendaraannya ditinggal di lokasi razia kemudian baru boleh diambil setelah mendapatkan masker,” kata Lela sapaan akrab Kapolsek Wonoayu.
Para pelanggar diberikan seragam topeng super hero agar hal itu jangan sampai diartikan sebagai hukuman. Tetapi sebagai pahlawan memerangi COVID-19. “Ini bukan hukuman, melainkan agar mereka jera dan masyarakat sekitar mampu disiplin menggunakan masker,” tegasnya.
Adi, salah satu warga yang tidak menggunakan masker menuturkan, dia harus berjalan dua kilometer untuk mendapatkan masker dan kembali ke kantor desa untuk mengambil motornya. Menurutnya, kejadian ini membuatnya jera. (BACA JUGA: Catat dan Ingat! Aulia: 2 Tahun Tak Ada Kemajuan di Medan Utara, Saya Mundur dari Jabatan)
"Kapok saya mas, karena harus mencari masker dulu sejauh dua kilometer. Ke depan saya akan memakai masker saat keluar rumah," tuturnya.
Pengendara yang kedapatan tidak memakai masker langsung dihentikan di depan Kantor Kepala Desa Simo Angin-angin, Wonoayu. Mereka kemudian diminta untuk membeli masker dan motornya dititipkan di kantor desa.
Tidak hanya itu, para pelanggar protokol kesehatan ini juga di berikan edukasi oleh petugatentang pentingnya penggunaan masker saat bepergian di tengah pandemi COVID-19.
Usai diberikan edukasi, mereka kemudian diajak ke area pemakaman umum yang ada di desa setempat. Para pelanggar protokol kesehatan ini lalu disuruh menyapu area pemakaman sambil mengenakan topeng super hero ultraman.
Usai bersih- bersih makam, mereka disuruh mengaji membaca ayat suci Alqur'an Surat Alfatihah, Surat Al-Ikhlas, Surat Falaq, Surat An-Nas lalu ditutup dengan doa. (BACA JUGA: Doa Warga Raja Ampat: Petahana Harus Tumbang dan Kami Memilih Kotak Kosong)
Kapolsek Wonoayu AKP Rohmawati Laila mengatakan, razia masker seperti itu rutin dilakukan di setiap desa yang ada di Kecamatan Wonoayu secara bertahap. Namun waktunya tidak menentu, yakni pagi, siang, sore bahkan bisa juga malam hari.
"Para pelanggar diberikan sangsi sosial sebagai efek jera di antaranya membersihkan makam di Desa Simo Angin-angin, berdoa di makam setempat, membeli masker bagi yang tidak memakai masker dan kendaraannya ditinggal di lokasi razia kemudian baru boleh diambil setelah mendapatkan masker,” kata Lela sapaan akrab Kapolsek Wonoayu.
Para pelanggar diberikan seragam topeng super hero agar hal itu jangan sampai diartikan sebagai hukuman. Tetapi sebagai pahlawan memerangi COVID-19. “Ini bukan hukuman, melainkan agar mereka jera dan masyarakat sekitar mampu disiplin menggunakan masker,” tegasnya.
Adi, salah satu warga yang tidak menggunakan masker menuturkan, dia harus berjalan dua kilometer untuk mendapatkan masker dan kembali ke kantor desa untuk mengambil motornya. Menurutnya, kejadian ini membuatnya jera. (BACA JUGA: Catat dan Ingat! Aulia: 2 Tahun Tak Ada Kemajuan di Medan Utara, Saya Mundur dari Jabatan)
"Kapok saya mas, karena harus mencari masker dulu sejauh dua kilometer. Ke depan saya akan memakai masker saat keluar rumah," tuturnya.
(vit)