500 TKA-nya Mau Masuk Indonesia, Perusahaan China Ini Sumbang Ribuan Alat Rapid Test
loading...
A
A
A
KENDARI - Sempat mengalami kekosongan stok alat tes cepat atau rapid test COVID-19, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara pada Minggu (3/5/2020) sore kembali menerima bantuan alat tes cepat dari donatur. (Baca: 500 TKA China Ditolak Masuk, Wali Kota: Perketat Perbatasan Kendari dari Arah Bandara)
Sebanyak 7.500 pieces alat tes cepat diserahkan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Wabah COVID-19 Provinsi Sultra oleh dua perusahaan asing asal China yang beroperasi di Sultra, yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS)
"Hari ini jumlahnya 7.500 pieces. Yang lalu juga telah kami serahkan sebanyak 2.000 pieces. Total telah kami sumbangkan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Wabah COVID-19 Provinsi Sultra mencapai 9.500 pieces," kata External Affairs Manager PT VDNI dan PT OSS, Indrayanto.
Indra mengklaim jika alat yang disumbangkan kali ini lebih akurat dibanding alat tes cepat yang disumbangkan sebelumnya.
"Ya ini lebih akurat, tertulis di sini Anti-Body Kit dan ini produk terbaru. Didatangkan langsung dari China oleh perusahaan kami yang ada di sana. Mudah-mudahan kalau ada bertambah lagi kiriman dari China, akan kami berikan lagi ke Gugus Tugas. Ini bentuk kepedulian PT VDNI dan PT OSS kepada masyarakat Sultra. Mudah-mudahan bisa membantu," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Logistik Dinas Kesehatan Provinsi Sultra untuk Penanganan Wabah COVID-19, Irma Tamburaka mengatakan, per hari ini memang terjadi kekosongan stok alat tes cepat di Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sultra.
"Kami memang per hari ini mengalami kekosongan stok alat rapid test karena hari ini baberapa Gugus Tugas Kabupaten seperti Bombana dan Buton telah datang mengambil. Tetapi, alhamdulillah, sore ini kami dapat bantuan 7.500 pieces dari VDNI dan OSS, saya kira ini sangat bermanfaat untuk masyarakat Sultra," kata Irma.
Rencananya, lanjut Irma, alat tes cepat ini akan distribusikan ke tujuh belas kabupaten dan kota yang ada di Sultra dengan berdasarkan jumlah pasien yang ada di masing-masing daerah.
"Kami akan lihat berdasarkan jumlah OTG, ODP, dan PDP di masing-masing daerah. Distribusinya pasti akan lebih besar kepada daerah yang jumlah OTG, ODP, dan PDP-nya lebih banyak," pungkasnya.
Sebanyak 7.500 pieces alat tes cepat diserahkan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Wabah COVID-19 Provinsi Sultra oleh dua perusahaan asing asal China yang beroperasi di Sultra, yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS)
"Hari ini jumlahnya 7.500 pieces. Yang lalu juga telah kami serahkan sebanyak 2.000 pieces. Total telah kami sumbangkan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Wabah COVID-19 Provinsi Sultra mencapai 9.500 pieces," kata External Affairs Manager PT VDNI dan PT OSS, Indrayanto.
Indra mengklaim jika alat yang disumbangkan kali ini lebih akurat dibanding alat tes cepat yang disumbangkan sebelumnya.
"Ya ini lebih akurat, tertulis di sini Anti-Body Kit dan ini produk terbaru. Didatangkan langsung dari China oleh perusahaan kami yang ada di sana. Mudah-mudahan kalau ada bertambah lagi kiriman dari China, akan kami berikan lagi ke Gugus Tugas. Ini bentuk kepedulian PT VDNI dan PT OSS kepada masyarakat Sultra. Mudah-mudahan bisa membantu," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Logistik Dinas Kesehatan Provinsi Sultra untuk Penanganan Wabah COVID-19, Irma Tamburaka mengatakan, per hari ini memang terjadi kekosongan stok alat tes cepat di Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sultra.
"Kami memang per hari ini mengalami kekosongan stok alat rapid test karena hari ini baberapa Gugus Tugas Kabupaten seperti Bombana dan Buton telah datang mengambil. Tetapi, alhamdulillah, sore ini kami dapat bantuan 7.500 pieces dari VDNI dan OSS, saya kira ini sangat bermanfaat untuk masyarakat Sultra," kata Irma.
Rencananya, lanjut Irma, alat tes cepat ini akan distribusikan ke tujuh belas kabupaten dan kota yang ada di Sultra dengan berdasarkan jumlah pasien yang ada di masing-masing daerah.
"Kami akan lihat berdasarkan jumlah OTG, ODP, dan PDP di masing-masing daerah. Distribusinya pasti akan lebih besar kepada daerah yang jumlah OTG, ODP, dan PDP-nya lebih banyak," pungkasnya.
(sms)