Putra Mahkota Keraton Solo Nyesel Gabung Republik, Gusti Moeng: Itu Pernyataan Pribadi!
loading...

Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari (Gusti Moeng). Foto/Ist
A
A
A
SOLO - Pernyataan putra mahkota Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko di akun Instagram pribadinya yang menyebut “Nyesel gabung republik" terus memicu polemik. Kali ini, reaksi negatif datang dari internal Keraton Solo sendiri.
“Untuk diketahui, itu adalah pernyataan pribadi. Bukan dari sikap atau dari Keraton Surakarta Hadiningrat,” kata Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari (Gusti Moeng), Selasa (4/3/2025).
Sekjen Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara ini mengatakan, setiap ada festival keraton maka diselenggarakan musyawarah agung.
Dalam musyawarah agung, semua sepakat untuk bisa menjaga komitmen dari para leluhur yang sudah bersama-sama seluruh Nusantara mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Jadi ini yang perlu diketahui, bahwa kami semua dari semua keraton-keraton Nusantara tetap berdiri seperti yang disampaikan atau seperti yang sudah diinginkan oleh para leluhur kami. Membentuk dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucapnya.
Ketua Lembaga Hukum Keraton Solo, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Eddy S. Wirabhumi mengatakan, sikap dari putera Raja Paku Buwono (PB) XIII menimbulkan berbagai asumsi yang berkembang di masyarakat.
Ketua Umum Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) ini juga mengungkapkan bahwa pernyataan itu menimbulkan tanda tanya besar di lingkungan para raja-raja di seluruh Nusantara.
“Perlu diketahui bahwa para raja, sultan dan pemangku adat seluruh Nusantara sudah bersepakat dulu saat bersama-sama mendirikan negara bangsa ini, mulai dari persidangan di BPUPKI maupun PPKI. Kemudian kesepakatan tertuang di dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” ucap Eddy S. Wirabhumi.
Sebagaimana diketahui, pernyataan putra mahkota Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko di akun Instagram pribadinya menarik perhatian publik. Tulisan putra mahkota bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram ini, bahkan menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.
Dalam unggahan di akun @kgpaa.hamangkunegoro, ditulis "Percuma Republik kalau cuma untuk membohongi”. Juga terdapat unggahan "Nyesel gabung republik". Namun tulisan itu kini telah dihapus.
Setelah viral dan menimbulkan kontroversi, sosok yang akrab disapa Gusti Purbaya ini akhirnya memberikan klarifikasi mengenai maksud dan tujuan dari unggahan tersebut. Klarifikasi disampaikan melalui Pengageng Sasono Wilopo Keraton Kasunanan Surakarta, KPH Dani Nur Adiningrat, Senin (3/3/2025).
“Unggahan saya di Instagram tidak dapat dilepaskan dari rangkaian unggahan sebelumnya, yang dalam hal ini berkaitan dengan perkembangan situasi terkini. Khususnya terkait pemberitaan mengenai kasus Pertamina yang telah menimbulkan kekecewaan luas di masyarakat, termasuk saya sebagai bagian dari generasi muda,” kata Dani Nur Adiningrat saat membacakan pernyataan tertulis Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram.
Ekspresi kekecewaan itu, lanjutnya, dituangkan dalam unggahan di akun Instagram yang salah satunya memuat tentang pernyataan mengenai penyesalan bergabung dengan republik. Pernyataan itu bukan cerminan dari hilangnya semangat nasionalisme, patriotisme, atau jiwa bela negara dalam diri Gusti Purbaya. Melainkan suatu bentuk kritik dan sindiran terhadap para penyelenggara negara saat ini.
Dalam kesempatan itu, Dani Nur Adiningrat juga menyatakan bahwa pernyataan Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko tak bisa dilepaskan dari posisinya sebagai Adipati Anom di Keraton Solo.
“Unggahan beliau mewakili nuansa kebatinan beliau, sekaligus mewakili beliau sebagai calon penerus tahta dari Keraton Surakarta Hadiningrat,” kata Dani Nur Adiningrat.
“Untuk diketahui, itu adalah pernyataan pribadi. Bukan dari sikap atau dari Keraton Surakarta Hadiningrat,” kata Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari (Gusti Moeng), Selasa (4/3/2025).
Sekjen Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara ini mengatakan, setiap ada festival keraton maka diselenggarakan musyawarah agung.
Dalam musyawarah agung, semua sepakat untuk bisa menjaga komitmen dari para leluhur yang sudah bersama-sama seluruh Nusantara mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Jadi ini yang perlu diketahui, bahwa kami semua dari semua keraton-keraton Nusantara tetap berdiri seperti yang disampaikan atau seperti yang sudah diinginkan oleh para leluhur kami. Membentuk dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucapnya.
Ketua Lembaga Hukum Keraton Solo, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Eddy S. Wirabhumi mengatakan, sikap dari putera Raja Paku Buwono (PB) XIII menimbulkan berbagai asumsi yang berkembang di masyarakat.
Ketua Umum Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) ini juga mengungkapkan bahwa pernyataan itu menimbulkan tanda tanya besar di lingkungan para raja-raja di seluruh Nusantara.
“Perlu diketahui bahwa para raja, sultan dan pemangku adat seluruh Nusantara sudah bersepakat dulu saat bersama-sama mendirikan negara bangsa ini, mulai dari persidangan di BPUPKI maupun PPKI. Kemudian kesepakatan tertuang di dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” ucap Eddy S. Wirabhumi.
Sebagaimana diketahui, pernyataan putra mahkota Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko di akun Instagram pribadinya menarik perhatian publik. Tulisan putra mahkota bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram ini, bahkan menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.
Dalam unggahan di akun @kgpaa.hamangkunegoro, ditulis "Percuma Republik kalau cuma untuk membohongi”. Juga terdapat unggahan "Nyesel gabung republik". Namun tulisan itu kini telah dihapus.
Setelah viral dan menimbulkan kontroversi, sosok yang akrab disapa Gusti Purbaya ini akhirnya memberikan klarifikasi mengenai maksud dan tujuan dari unggahan tersebut. Klarifikasi disampaikan melalui Pengageng Sasono Wilopo Keraton Kasunanan Surakarta, KPH Dani Nur Adiningrat, Senin (3/3/2025).
“Unggahan saya di Instagram tidak dapat dilepaskan dari rangkaian unggahan sebelumnya, yang dalam hal ini berkaitan dengan perkembangan situasi terkini. Khususnya terkait pemberitaan mengenai kasus Pertamina yang telah menimbulkan kekecewaan luas di masyarakat, termasuk saya sebagai bagian dari generasi muda,” kata Dani Nur Adiningrat saat membacakan pernyataan tertulis Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram.
Ekspresi kekecewaan itu, lanjutnya, dituangkan dalam unggahan di akun Instagram yang salah satunya memuat tentang pernyataan mengenai penyesalan bergabung dengan republik. Pernyataan itu bukan cerminan dari hilangnya semangat nasionalisme, patriotisme, atau jiwa bela negara dalam diri Gusti Purbaya. Melainkan suatu bentuk kritik dan sindiran terhadap para penyelenggara negara saat ini.
Dalam kesempatan itu, Dani Nur Adiningrat juga menyatakan bahwa pernyataan Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko tak bisa dilepaskan dari posisinya sebagai Adipati Anom di Keraton Solo.
“Unggahan beliau mewakili nuansa kebatinan beliau, sekaligus mewakili beliau sebagai calon penerus tahta dari Keraton Surakarta Hadiningrat,” kata Dani Nur Adiningrat.
(shf)