Satu Warga Positif COVID-19, Puluhan Tenaga Medis di NTT Jalani Karantina dan Swab
loading...
A
A
A
SUMBA - Sebanyak 41 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Kristen Lindimara, menjalani karantina terpusat di Puskesmas Kambaniru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Selain itu, beberapa tenaga medis lain menjalani karantina mandiri dan akan dilakukan pengambilan sampel SWAB di RSUD Umbu Rara Meha – Kota Waingapu.
“Hari ini rencananya 35 orang akan diambil sampel swab. Itu pun nanti bisa saja berkembang atau menjadi lebih banyak,” jelas Chrisnawan Tri Haryantana, Kepala Dinas Kesehatan Sumba Timur melalui Jonker Telnoni, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit yang juga merupakan anggota tim Gugus tugas COVID–19 setempat.
Jonker yang dihubungi via pesan whatsApp, Rabu (02/09/2020) menegaskan, sampel swab yang diambil rencananya akan dikirim Ke RSUD WZ Johanes, Kupang, guna diuji lebih lanjut di laboratorium.
Adapun dalam konferensi pers yang digelar Selasa (01/09/2020) siang kemarin, di Posko Gugus tugas COVID–19 setempat, Kepala Dinas Kesehatan setempat menjelaskan, seorang warga Kelurahan Matawai, Kecamatan Kota Waingapu, positif COVID-19.
Sebelum dinyatakan positif. Kasus ini membuat Sumba Timur kembali yang lebih dari sebulan negatif COVID-19 atau zona hijau, kembali menjadi zona merah.
“Per 31 Agustus 2020 kemarin, kembali ditemukan kasus positif COVID-19. Yang bersangkutan kini dalam penanganan intensif di ruang isolasi RSUD dan dalam kondisi yang kurang bagus,” jelas Chrisnawan.
Dia menambahkan, warga berinisial M itu sebelumnya adalah pelaku perjalanan dari Surabaya, Jawa Timur. (Baca juga: Jenderal Idam Azis Mutasi Wakapolda Papua dan Papua Barat)
Yang bersangkutan sempat jalani perawatan di RSK Lindimara, untuk penanganan penyakit yang dikeluhkannya sepeti muntah, mual dan nyeri ulu hati. (Baca juga: Jelang Pendaftaran, Bawaslu Bateng Sosialisasi Mekanisme Sengketa Calon)
Namun, diperjalanan perawatan justru menunjukan gejala-gejala sesak nafas sehingga diambil sampel swab dan kemudian setelah diperiksa ternyata positif.
“Sehubungan dengan kasus positif ini, petugas melakukan pelacakan kepada semua pihak yang diduga kuat melakukan kontak dengan M. Dan sebanyak 41 tenaga kesehatan di RSK Lindimara pernah melakukan kontak. Kendati demikian penelusuran lebih jauh tetap akan dilakukan dan langkah karantina tetap akan dioptimalkan,” pungkas Chrisnawan.
Selain itu, beberapa tenaga medis lain menjalani karantina mandiri dan akan dilakukan pengambilan sampel SWAB di RSUD Umbu Rara Meha – Kota Waingapu.
“Hari ini rencananya 35 orang akan diambil sampel swab. Itu pun nanti bisa saja berkembang atau menjadi lebih banyak,” jelas Chrisnawan Tri Haryantana, Kepala Dinas Kesehatan Sumba Timur melalui Jonker Telnoni, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit yang juga merupakan anggota tim Gugus tugas COVID–19 setempat.
Jonker yang dihubungi via pesan whatsApp, Rabu (02/09/2020) menegaskan, sampel swab yang diambil rencananya akan dikirim Ke RSUD WZ Johanes, Kupang, guna diuji lebih lanjut di laboratorium.
Adapun dalam konferensi pers yang digelar Selasa (01/09/2020) siang kemarin, di Posko Gugus tugas COVID–19 setempat, Kepala Dinas Kesehatan setempat menjelaskan, seorang warga Kelurahan Matawai, Kecamatan Kota Waingapu, positif COVID-19.
Sebelum dinyatakan positif. Kasus ini membuat Sumba Timur kembali yang lebih dari sebulan negatif COVID-19 atau zona hijau, kembali menjadi zona merah.
“Per 31 Agustus 2020 kemarin, kembali ditemukan kasus positif COVID-19. Yang bersangkutan kini dalam penanganan intensif di ruang isolasi RSUD dan dalam kondisi yang kurang bagus,” jelas Chrisnawan.
Dia menambahkan, warga berinisial M itu sebelumnya adalah pelaku perjalanan dari Surabaya, Jawa Timur. (Baca juga: Jenderal Idam Azis Mutasi Wakapolda Papua dan Papua Barat)
Yang bersangkutan sempat jalani perawatan di RSK Lindimara, untuk penanganan penyakit yang dikeluhkannya sepeti muntah, mual dan nyeri ulu hati. (Baca juga: Jelang Pendaftaran, Bawaslu Bateng Sosialisasi Mekanisme Sengketa Calon)
Namun, diperjalanan perawatan justru menunjukan gejala-gejala sesak nafas sehingga diambil sampel swab dan kemudian setelah diperiksa ternyata positif.
“Sehubungan dengan kasus positif ini, petugas melakukan pelacakan kepada semua pihak yang diduga kuat melakukan kontak dengan M. Dan sebanyak 41 tenaga kesehatan di RSK Lindimara pernah melakukan kontak. Kendati demikian penelusuran lebih jauh tetap akan dilakukan dan langkah karantina tetap akan dioptimalkan,” pungkas Chrisnawan.
(boy)