BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi 5 Meter di Perairan Sumba dan Sabu NTT
loading...
A
A
A
KUPANG - BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) selama tiga hari ke depan, mulai 5 April 2024 hingga 8 April 2024.
Kepala Stasiun Meteorologi Tenau-Kupang, Yandri Anderudson T Tungga, menghimbau masyarakat pesisir untuk selalu waspada saat beraktivitas di laut.
"Gelombang laut berpotensi mencapai ketinggian 5 meter, terutama di wilayah perairan Sumba dan Sabu," kata Tungga.
Kondisi ini sangat berbahaya bagi pelayaran, baik perahu nelayan, kapal tongkang, kapal feri, hingga kapal besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar.
Gelombang tinggi disebabkan oleh Bibit Siklon Tropis 68S yang terpantau tumbuh di Samudera Hindia Selatan Sumba-Sabu, yang membentuk daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah NTT.
"Hal ini meningkatkan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta ekstrem di wilayah NTT," jelas Tungga.
Selain itu, aktifnya gelombang Equatorial Rossby dan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) juga menyebabkan hujan sedang-lebat bahkan ekstrem disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
"Masyarakat diimbau untuk waspada adanya awan gelap (Cumulonimbus) yang dapat menyebabkan angin kencang, perubahan arah angin, dan peningkatan tinggi gelombang yang terjadi secara tiba-tiba," tambahnya.
Kepala Stasiun Meteorologi Tenau-Kupang, Yandri Anderudson T Tungga, menghimbau masyarakat pesisir untuk selalu waspada saat beraktivitas di laut.
"Gelombang laut berpotensi mencapai ketinggian 5 meter, terutama di wilayah perairan Sumba dan Sabu," kata Tungga.
Kondisi ini sangat berbahaya bagi pelayaran, baik perahu nelayan, kapal tongkang, kapal feri, hingga kapal besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar.
Gelombang tinggi disebabkan oleh Bibit Siklon Tropis 68S yang terpantau tumbuh di Samudera Hindia Selatan Sumba-Sabu, yang membentuk daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah NTT.
"Hal ini meningkatkan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta ekstrem di wilayah NTT," jelas Tungga.
Selain itu, aktifnya gelombang Equatorial Rossby dan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) juga menyebabkan hujan sedang-lebat bahkan ekstrem disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
"Masyarakat diimbau untuk waspada adanya awan gelap (Cumulonimbus) yang dapat menyebabkan angin kencang, perubahan arah angin, dan peningkatan tinggi gelombang yang terjadi secara tiba-tiba," tambahnya.
(hri)