Markas Judi Online di Bandung Digerebek, Beromzet Rp500 Juta Per Bulan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Satreskrim Polrestabes Bandung menggerebek markas judi online di kompleks Perumahan Muara Baru Regency, Jalan Muara Indah, Kelurahan Situ Saeur, Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/11/2024).
Dalam penggerebekan, lima orang yang terdiri atas satu pria dan empat wanita ditangkap dari rumah berlantai dua nomor 29 yang dijadikan markas judi online itu.
Aktivitas judi online di tempat ini beromzet hingga Rp500 juta per bulan.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, rumah ini dijadikan kantor promosi judi online. Di tempat ini, satu orang berinisial FG berperan sebagai supervisor.
Sedangkan empat perempuan, berperan sebagai telemarkerting situs judi online GGCuan dan MabukJudi.
"Lima orang itu telah ditetapkan sebagai tersangka dan kini menjalani pemeriksaan oleh petugas Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung," kata Kapolrestabes Bandung didampingi Kasatreskrim AKBP Abdul Rahman di tempat kejadian perkara (TKP).
Kombes Budi menyatakan, kronologi penggerebekan berawal dari informasi masyarakat yang mencurigai aktivitas di rumah berlantai dua nomor 29. Di rumah ini, warga kerap melihat sejumlah orang, sebagian besar perempuan, beraktivitas.
Dalam penggerebekan, lima orang yang terdiri atas satu pria dan empat wanita ditangkap dari rumah berlantai dua nomor 29 yang dijadikan markas judi online itu.
Aktivitas judi online di tempat ini beromzet hingga Rp500 juta per bulan.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, rumah ini dijadikan kantor promosi judi online. Di tempat ini, satu orang berinisial FG berperan sebagai supervisor.
Sedangkan empat perempuan, berperan sebagai telemarkerting situs judi online GGCuan dan MabukJudi.
"Lima orang itu telah ditetapkan sebagai tersangka dan kini menjalani pemeriksaan oleh petugas Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung," kata Kapolrestabes Bandung didampingi Kasatreskrim AKBP Abdul Rahman di tempat kejadian perkara (TKP).
Kombes Budi menyatakan, kronologi penggerebekan berawal dari informasi masyarakat yang mencurigai aktivitas di rumah berlantai dua nomor 29. Di rumah ini, warga kerap melihat sejumlah orang, sebagian besar perempuan, beraktivitas.