Fakta-fakta Evakuasi 40 Korban Tambang Emas Runtuh di Solok, Korban Ditandu 8 Jam Dibungkus Sarung
loading...
A
A
A
SOLOK - Sebanyak 40 penambang tertimbun tambang emas runtuh di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Solok, Sumatera Barat. Korban yang ditemukan meninggal 15 orang, sisanya luka-luka tertimbun tambang runtuh.
Foto/Rus Akbar
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar menyatakan, sebanyak 40 orang penambang emas tertimun longsor di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiiran Gumanti, Solok.
Rinciannya, 15 orang meninggal dunia, sementara itu 25 org masih dalam proses pencarian.
Proses evakuasi cukup sulit karena jauhnya lokasi dengan medan yang susah dijangkau. Sehingga para korban harus dievakuasi dengan cara ditandu selama 8 jam.
Korban dibungkus pakai kain sarung dan diikat dengan kayu sebesar lengan orang dewasa, kemudian diangkut dua orang.
“Benar mereka hanya bisa dievakuasi berjalan kaki selama 8 jam,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Irwan Effendi, Jumat (27/9/2024).
“Saat ini sudah lima orang korban meninggal sudah dievakuasi dan sudah diserahkan kepada keluarga korban,” lanjutnya.
Saat ini menurut informasi dari BPBD Solok, karena jaraknya sangat jauh, 10 korban meninggal lainnya masih tertahan di lokasi.
“Korban terdiri dari masyarakat sekitar lokasi dari Nagari-nagari di Kecamatan Hiliran Gumanti,” ungkapnya.
Irwan juga mengatakan, lokasi musibah tidak dapat diakses oleh kendaraan dan hanya bisa ditempuh jalan kaki selama 8 jam dari pusat nagari atau akses yang bisa ditempuh kendaraan bermotor.
Lokasi tanah longsor berada pada lubang bekas galian tambang lama yang sudah ditinggalkan oleh penambang terdahulu.
Para korban terdiri masyarakat yang melakukan aktivitas pendulangan atau penambangan emas secara manual.
Foto/Rus Akbar
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar menyatakan, sebanyak 40 orang penambang emas tertimun longsor di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiiran Gumanti, Solok.
Rinciannya, 15 orang meninggal dunia, sementara itu 25 org masih dalam proses pencarian.
Proses evakuasi cukup sulit karena jauhnya lokasi dengan medan yang susah dijangkau. Sehingga para korban harus dievakuasi dengan cara ditandu selama 8 jam.
Korban dibungkus pakai kain sarung dan diikat dengan kayu sebesar lengan orang dewasa, kemudian diangkut dua orang.
“Benar mereka hanya bisa dievakuasi berjalan kaki selama 8 jam,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Irwan Effendi, Jumat (27/9/2024).
“Saat ini sudah lima orang korban meninggal sudah dievakuasi dan sudah diserahkan kepada keluarga korban,” lanjutnya.
Saat ini menurut informasi dari BPBD Solok, karena jaraknya sangat jauh, 10 korban meninggal lainnya masih tertahan di lokasi.
“Korban terdiri dari masyarakat sekitar lokasi dari Nagari-nagari di Kecamatan Hiliran Gumanti,” ungkapnya.
Irwan juga mengatakan, lokasi musibah tidak dapat diakses oleh kendaraan dan hanya bisa ditempuh jalan kaki selama 8 jam dari pusat nagari atau akses yang bisa ditempuh kendaraan bermotor.
Lokasi tanah longsor berada pada lubang bekas galian tambang lama yang sudah ditinggalkan oleh penambang terdahulu.
Para korban terdiri masyarakat yang melakukan aktivitas pendulangan atau penambangan emas secara manual.
(shf)