Lewat Kampung Inklusi, Bupati Dorong Terwujudnya Trenggalek Inklusif
loading...
A
A
A
TRENGGALEK - Dorong terwujudnya Trenggalek menjadi kabupaten inklusif, Pemerintah Kabupaten Trenggalek berkolaborasi bersama Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Bimbingan Teknik Keterampilan Kelembagaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) bagi penyandang disabilitas di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'in Sambirejo, Rabu (26/8/2020).
Di pondok yang lebih dikenal dengan Pondok Gunung Kebo ini, 30 penyandang disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mengikuti pelatihan membuat batik ciprat selama 4 hari mulai dari 24 hingga 27 Agustus 2020.
(Baca juga: Hadapi Pandemi COVID-19, Perlindungan Perempuan dan Anak Harus Diperhatikan )
Membuka pelatihan ini, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berharap kegiatan ini dapat memberikan keterampilan bagi penyandang disabilitas dan ODGJ. Sehingga kedepan diharapkan mereka lebih bersemangat untuk berdaya dan produktif.
Selain itu, Pondok Pesantren Gunung Kebo dipilih menjadi Kampung Inklusi mengingat pondok ini dalam beberapa tahun telah menjadi tempat bagi penyandang disabilitas memperoleh beragam pelatihan dan membaur bersama warga sekitar.
Pemimpin muda ini juga mengharapkan kampung inklusi Ponpes Gunung Kebo mampu mendorong dan menginspirasi wilayah lain dalam mewujudkan inklusifitas di Trenggalek.
"Kenapa di Gunung Kebo, karena ini salah satu pondok pesantren yang menurut saya contoh kolaborasi yang sempurna," ungkap Bupati.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Mas ipin ini menyebut dimana disaat pemerintah belum memiliki sumberdaya yang memadai, Pemkab berkolaborasi dengan komunitas masyarakat yang salah satunya keluarga pondok pesantren untuk bisa menampung orang-orang yang mungkin kurang di terima di keluarganya.
"Harapannya tidak hanya kampung inklusi, tetapi jadi Trenggalek Inklusi. Artinya semua orang memperhatikan hak-hak mereka yang difabel, mereka yang dalam gangguan jiwa, termasuk mulai dari sederhana," harapnya.
"Sekarang semua desa adminduk untuk ODGJ di urus semua, sehingga meskipun mereka gangguan jiwa tetapi terdaftar sebagai warga negara. Sehingga ketika ada program atau bantuan mereka tidak terlewat," imbuhnya melengkapi.
Bahkan untuk merespon harapan para peserta pelatihan, Bupati Nur Arifin juga mengaku siap mendukung pemasaran produk kreasi penyandang disabilitas ini untuk difasilitasi melalui OPD terkait.
Di pondok yang lebih dikenal dengan Pondok Gunung Kebo ini, 30 penyandang disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mengikuti pelatihan membuat batik ciprat selama 4 hari mulai dari 24 hingga 27 Agustus 2020.
(Baca juga: Hadapi Pandemi COVID-19, Perlindungan Perempuan dan Anak Harus Diperhatikan )
Membuka pelatihan ini, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berharap kegiatan ini dapat memberikan keterampilan bagi penyandang disabilitas dan ODGJ. Sehingga kedepan diharapkan mereka lebih bersemangat untuk berdaya dan produktif.
Selain itu, Pondok Pesantren Gunung Kebo dipilih menjadi Kampung Inklusi mengingat pondok ini dalam beberapa tahun telah menjadi tempat bagi penyandang disabilitas memperoleh beragam pelatihan dan membaur bersama warga sekitar.
Pemimpin muda ini juga mengharapkan kampung inklusi Ponpes Gunung Kebo mampu mendorong dan menginspirasi wilayah lain dalam mewujudkan inklusifitas di Trenggalek.
"Kenapa di Gunung Kebo, karena ini salah satu pondok pesantren yang menurut saya contoh kolaborasi yang sempurna," ungkap Bupati.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Mas ipin ini menyebut dimana disaat pemerintah belum memiliki sumberdaya yang memadai, Pemkab berkolaborasi dengan komunitas masyarakat yang salah satunya keluarga pondok pesantren untuk bisa menampung orang-orang yang mungkin kurang di terima di keluarganya.
"Harapannya tidak hanya kampung inklusi, tetapi jadi Trenggalek Inklusi. Artinya semua orang memperhatikan hak-hak mereka yang difabel, mereka yang dalam gangguan jiwa, termasuk mulai dari sederhana," harapnya.
"Sekarang semua desa adminduk untuk ODGJ di urus semua, sehingga meskipun mereka gangguan jiwa tetapi terdaftar sebagai warga negara. Sehingga ketika ada program atau bantuan mereka tidak terlewat," imbuhnya melengkapi.
Bahkan untuk merespon harapan para peserta pelatihan, Bupati Nur Arifin juga mengaku siap mendukung pemasaran produk kreasi penyandang disabilitas ini untuk difasilitasi melalui OPD terkait.
(msd)