3 Faktor Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno, Salah Satunya karena Bencana Alam
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno . Dimana faktor utama penyebab hilangnya kerajaan nusantara ini justru berasal dari bencana alam.
Setelah Rakai Panangkaran wafat, Kerajaan Mataram Kuno mengalami kekosongan kekuasaan karena ia tidak memiliki pewaris tahta. Akibatnya, jabatan raja diberikan kepada Mpu Sindok, penasihatnya.
Saat Mpu Sindok berkuasa, kondisi Kerajaan Mataram Kuno telah dibagi menjadi dua, yaitu Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya.
Dinasti Syailendra memerintah Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Buddha di Jawa Tengah bagian selatan. Sedangkan Dinasti Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Hindu di Jawa Tengah bagian utara.
Hal tersebut diperburuk dengan munculnya berbagai ancaman dari kerajaan luar, terutama yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya.
Terlebih Kerajaan Mataram Kuno tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia luar. Hal ini membuat mereka kesulitan dalam mencari sekutu.
Perselisihan antara kedua raja ini berkembang menjadi permusuhan turun-temurun pada generasi selanjutnya. Selain itu, Medang dan Sriwijaya juga bersaing untuk menguasai lalu lintas perdagangan di Asia Tenggara.
Waktu itu permusuhan antara Mataram Kuno dan Sriwijaya sedang memanas. Tercatat Sriwijaya pernah menggempur Mataram Kuno tetapi pertempuran tersebut dimenangkan oleh Dharmawangsa yang merupakan cicit Mpu Sindok.
Dharmawangsa juga pernah melayangkan serangan ke ibu kota Sriwijaya. Namun dia sempat lengah ketika ia mengadakan pesta perkawinan putrinya, istana Medang, justru diserbu oleh pasukan sekutu Sriwijaya yang membuat Dharmawangsa tewas.
Selain itu, kerajaan ini juga mengubah namanya menjadi Kerajaan Medang. Akibat pemindahan kekuasaan serta pergantian nama ini, Kerajaan Mataram Kuno pun resmi tiada atau runtuh.
Setelah Rakai Panangkaran wafat, Kerajaan Mataram Kuno mengalami kekosongan kekuasaan karena ia tidak memiliki pewaris tahta. Akibatnya, jabatan raja diberikan kepada Mpu Sindok, penasihatnya.
Saat Mpu Sindok berkuasa, kondisi Kerajaan Mataram Kuno telah dibagi menjadi dua, yaitu Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya.
Dinasti Syailendra memerintah Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Buddha di Jawa Tengah bagian selatan. Sedangkan Dinasti Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Hindu di Jawa Tengah bagian utara.
3 Faktor Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno
1. Ibu Kota yang Semakin Melemah
Kemunduran kerajaan Mataram Kuno disebabkan karena kedudukan ibukota kerajaan yang semakin lama semakin lemah dan tidak menguntungkan.Hal tersebut diperburuk dengan munculnya berbagai ancaman dari kerajaan luar, terutama yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya.
Terlebih Kerajaan Mataram Kuno tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia luar. Hal ini membuat mereka kesulitan dalam mencari sekutu.
2. Permusuhan Jawa dan Sumatera
Hancurnya Kerajaan Mataram Kuno dipicu permusuhan antara Jawa dan Sumatra yang dimulai saat pengusiran Balaputradewa oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa yang kemudian menjadi Raja Sriwijaya menyimpan dendam terhadap Rakai Pikatan.Perselisihan antara kedua raja ini berkembang menjadi permusuhan turun-temurun pada generasi selanjutnya. Selain itu, Medang dan Sriwijaya juga bersaing untuk menguasai lalu lintas perdagangan di Asia Tenggara.
Waktu itu permusuhan antara Mataram Kuno dan Sriwijaya sedang memanas. Tercatat Sriwijaya pernah menggempur Mataram Kuno tetapi pertempuran tersebut dimenangkan oleh Dharmawangsa yang merupakan cicit Mpu Sindok.
Dharmawangsa juga pernah melayangkan serangan ke ibu kota Sriwijaya. Namun dia sempat lengah ketika ia mengadakan pesta perkawinan putrinya, istana Medang, justru diserbu oleh pasukan sekutu Sriwijaya yang membuat Dharmawangsa tewas.
3. Bencana Alam
Faktor utama keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno disebabkan oleh bencana alam, berupa meletusnya Gunung Merapi. Sehingga, penerus Raja yang bernama Mpu Sindok mulai memindahkan ibu kota Mataram Kuno ke Jawa Timur.Selain itu, kerajaan ini juga mengubah namanya menjadi Kerajaan Medang. Akibat pemindahan kekuasaan serta pergantian nama ini, Kerajaan Mataram Kuno pun resmi tiada atau runtuh.
(hri)