Pascaerupsi, Taman Wisata Tangkuban Parahu Ditutup Selama 3 Hari
A
A
A
BANDUNG BARAT - Objek wisata Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat resmi ditutup selama tiga hari. Instruksi itu turun dari Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi usai meninjau Kawah Ratu yang berada di puncak Gunung Tangkuban Parahu, Sabtu (27/7/2019).
"Setelah melihat langsung ke lokasi dan adanya masukan dari seluruh stakeholder yang berkompeten maka kami putuskan, demi keamanan objek wisata Gunung Tangkuban Parahu maka selama tiga hari tidak boleh ada pengunjung naik (ditutup)," tandasnya.
Irjen Pol Rudy Sufahriadi meminta instruksi ini dipatuhi wisatawan domestik maupun mancanegara agar tidak memaksakan untuk berwisata, pascaerupsi pada Jumat (26/7/2019) sore. Setelah tiga hari nanti akan dilakukan evaluasi karena TWA Gunung Tangkuban Parahu belum tentu dibuka. Jika belum memungkinkan maka arangan kunjungan bisa diperpanjang.
Pertimbangan ditutupnya kunjungan ke TWA Gunung Tangkuban Parahu, lanjut Rudy, karena masih tebalnya debu-debu vulkanik hasil erupsi khususnya di sekitar Kawah Ratu. Walaupun dari pihak pengelola PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) bersikukuh akan membuka loket kunjungan dengan ketentuan pengunjung hanya diperbolehkan sampai terminal Jayagiri.
"Bisa lihat debunya luar biasa (tebal), harus dibersihkan dulu bisa berbahaya. Makanya amannya ditutup dulu sementara, meski dari PVMBG menyebutkan bahwa statusnya masih normal dan rekomendasi tidak boleh mendekati 500 meter dari bibir kawah," sambungnya.
Sementara Direktur Utama PT GRPP selaku pengelola TWA Gunung Tangkuban Parahu, Putra Kaban mengaku, menerima penutupan sementara itu. Semua itu berdasarkan pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengunjung. Pihaknya pun belum mau memikirkan untung atau berapa kerugian yang harus diterimanya akibat penutupan tersebut.
"Itikad baiknya kan untuk keamanan, jadi kami ikuti penutupan sementara ini. Sebab keselamatan pengunjung adalah yang paling utama. Walaupun kondisi saat ini sudah terlihat tenang," kata dia.
Untuk diketahui, Gunung Tangkuban Parahu terletak sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya. Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.
Bentuk gunung ini adalah stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan adalah lava dan sulfur. Mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang. Mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 derajat Celsius pada siang hari dan 2 derajat Celsius pada malam hari. (Baca Juga: PVMBG Sebut Erupsi Tangkuban Parahu Berupa Semburan Lumpur Dingin Kawah Ratu)
"Setelah melihat langsung ke lokasi dan adanya masukan dari seluruh stakeholder yang berkompeten maka kami putuskan, demi keamanan objek wisata Gunung Tangkuban Parahu maka selama tiga hari tidak boleh ada pengunjung naik (ditutup)," tandasnya.
Irjen Pol Rudy Sufahriadi meminta instruksi ini dipatuhi wisatawan domestik maupun mancanegara agar tidak memaksakan untuk berwisata, pascaerupsi pada Jumat (26/7/2019) sore. Setelah tiga hari nanti akan dilakukan evaluasi karena TWA Gunung Tangkuban Parahu belum tentu dibuka. Jika belum memungkinkan maka arangan kunjungan bisa diperpanjang.
Pertimbangan ditutupnya kunjungan ke TWA Gunung Tangkuban Parahu, lanjut Rudy, karena masih tebalnya debu-debu vulkanik hasil erupsi khususnya di sekitar Kawah Ratu. Walaupun dari pihak pengelola PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) bersikukuh akan membuka loket kunjungan dengan ketentuan pengunjung hanya diperbolehkan sampai terminal Jayagiri.
"Bisa lihat debunya luar biasa (tebal), harus dibersihkan dulu bisa berbahaya. Makanya amannya ditutup dulu sementara, meski dari PVMBG menyebutkan bahwa statusnya masih normal dan rekomendasi tidak boleh mendekati 500 meter dari bibir kawah," sambungnya.
Sementara Direktur Utama PT GRPP selaku pengelola TWA Gunung Tangkuban Parahu, Putra Kaban mengaku, menerima penutupan sementara itu. Semua itu berdasarkan pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengunjung. Pihaknya pun belum mau memikirkan untung atau berapa kerugian yang harus diterimanya akibat penutupan tersebut.
"Itikad baiknya kan untuk keamanan, jadi kami ikuti penutupan sementara ini. Sebab keselamatan pengunjung adalah yang paling utama. Walaupun kondisi saat ini sudah terlihat tenang," kata dia.
Untuk diketahui, Gunung Tangkuban Parahu terletak sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya. Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.
Bentuk gunung ini adalah stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan adalah lava dan sulfur. Mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang. Mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 derajat Celsius pada siang hari dan 2 derajat Celsius pada malam hari. (Baca Juga: PVMBG Sebut Erupsi Tangkuban Parahu Berupa Semburan Lumpur Dingin Kawah Ratu)
(rhs)