Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai, Kemajuan Kerajaan Lain dan Konflik Keluarga Jadi Penyebabnya

Minggu, 28 Juli 2024 - 09:36 WIB
loading...
Keruntuhan Kerajaan...
Kerajaan Samudera Pasai dikenal sebagai kerajaan nusantara yang maju dalam kemaritiman dan perdagangan. Didirikan pada abad 13, kerajaan ini runtuh di abad 16. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
KERAJAAN Samudera Pasai di masa lalu dikenal sebagai kerajaan nusantara yang maju dalam hal kemaritiman dan perdagangan. Kejayaan kerajaan Islam ini dicapai dengan menjadi pusat perdagangan dan perkembangan ajaran Islam di nusantara.

Kerajaan Samudera Pasai didirikan pada akhir abad 13 tepatnya pada tahun 1267, kerajaan ini berlokasi di wilayah Lhokseumawe, Aceh, tepatnya di sekitar pantai utara Sumatera.

Baca juga: Kisah Cinta Siu Ban Ci, Selir Raja Majapahit Terakhir yang Mengubah Sejarah Jawa

Lokasi tersebut sangat strategis dalam melakukan perdagangan.

Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai


Kerajaan Samudera Pasai tumbuh dan berkembang hingga mencapai tahap kemajuan sampai dikenal oleh pedagang dunia. Namun sama seperti kerajaan sebelumnya, kerajaan ini juga tak lepas dari keruntuhan.

Kerajaan Samudera Pasai mengalami keruntuhan pada abad ke 16, di bawah kepemimpinan Sultan Zainal Abidin. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan Samudera Pasai.

Hal pertama yang menyebabkan runtuhnya kerajaan ini adalah berdirinya Kerajaan Aceh. Pada masa didirikannya Kerajaan Aceh di reruntuhan bekas Kerajaan Lamuri, Kerajaan Samudera Pasai berada dalam kondisi melemah.



Hal tersebut membuat kekuatan Kerajaan Aceh lebih unggul, dan membuat Kerajaan Samudera Pasai berhasil dikuasai yang menandakan berakhirnya pemerintahan Kerajaan tersebut pada tahun 1524 M.

Faktor yang kedua adalah keberadaan pemimpin yang layak dan berkompeten.

Menurut Jurnal "Sejarah Kerajaan Samudera Pasai di Indonesia", sebuah kerajaan akan dapat terus menunjukkan eksistensinya jika seorang pemimpin kerajaan tersebut mampu melakukan inovasi dan memiliki keahlian sebagai seorang pemimpin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1483 seconds (0.1#10.140)