Imbas PSBB Surabaya; Terminal Mojokerto Sepi, Kernet Bus Depresi
loading...
A
A
A
MOJOKERTO - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Surabaya, memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat. Termasuk warga yang menggantungkan hidup dari jasa transportasi umum.
Bagimana tidak, pasca diberlakukan PSSB imbas mewabahnya virus Corona di Kota Pahlawan, moda transportasi umum seperti bus seakan mati suri. Seluruh armada bus dari seluruh wilayah Jawa Timur, tak diberpolehkan masuk ke Kota Surabaya. Hal itu membuat seluruh Perusahaan Otobus (PO) menghentikan operasionalnya.
Dampaknya, awak bus yang menggantungkan hidup dari menarik penumpang itupun kelimpungan. Mereka tak bisa mengais rupiah lantaran bus berhenti beroprasi. Tak sedikit yang membuat mereka menjadi tertekan dan nyaris frustasi. Seperti sebuah video yang viral di media sosial (Medsos) kemarin, Kamis (30/4) kemarin.
Video yang diunggah akun facebook @YazidAlfarizi, itu menunjukkan seorang pria yang mengenakan switer warna biru, dan celana bahan jeans terlihat furstasi duduk di lantai ruang tunggu terminal Kertajaya Mojokerto. Di hadapan petugas kepolisian, ia merengek, dan menangis minta dicarikan pekerjaan untuk menghidupi keluarganya.
Pria yang belakangan diketahui bernama Slamet itu merupakan warga Kabupaten Jombang yang bekerja menjadi kernet Bus Ijo, jurusan Mojokerto-Surabaya. Dalam video berdurasi hanya 41 detik ini, nampak bersimpuh meminta pekerjaan dihadapan petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) yang berjaga di Terminal Kertajaya.
"Aku ini sembarang tak lakoni Pak, ayo golekno pekerjaan kuli. Golekno pekerjaan kuli, ndak slamet matek tak lakonane, sembarang tak lakone, gae anakku, gae anak bojoko. Opo gak onok sing dipangan Pak (Saya bersedia bekerja, apa saja saya lakukan. Carikan saya pekerjaan menjadi kuli. Tidak selamat matipun saya kerjakan. Semua saya lakukan untuk anak dan istriku, yang penting ada yang dimakan," keluhnya dalam logat bahasa jawa.
Koordinator Terminal Kertajaya Kota Mojokerto, Ahmad Yazid, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Disampaikan Yazid, pria dalam video tersebut merupakan kernet yang biasa bekerja di Bus Ijo dengan rute Kertajaya-Joyoboyo (Mojokerto-Wonokromo). Setiap hari, Slamet menggantungkan hidup dari pekerjaannya tersebut.
"Iya benar, video itu memang kejadian di sini. Kemarin ketiga penerapan PSBB, mulai bingung tidak kerja. Mas Slamet itu mulai pagi sudah bingung karena Bus Ijo tidak ada yang jalan. Terus akhirnya teriak-teriak kaya orang stres itu," ungkap Yazid yang juga pemilik akun fb @YazidAlfarizi, Jumat (1/5/2020).
Sejak pagi, kata Yazid, pria berusia 45 tahun itu sudah gelisah. Ia nampak berbicara sendiri di ruang tunggu penumpang bus. Sebab, sedari pagi tidak ada satupun bus yang beroprasi. Lantaran ketentuan PSSB di Surabaya, membuat PO Bus Ijo sementara waktu menghentikan seluruh awak bus karena larangan beroprasi.
Bagimana tidak, pasca diberlakukan PSSB imbas mewabahnya virus Corona di Kota Pahlawan, moda transportasi umum seperti bus seakan mati suri. Seluruh armada bus dari seluruh wilayah Jawa Timur, tak diberpolehkan masuk ke Kota Surabaya. Hal itu membuat seluruh Perusahaan Otobus (PO) menghentikan operasionalnya.
Dampaknya, awak bus yang menggantungkan hidup dari menarik penumpang itupun kelimpungan. Mereka tak bisa mengais rupiah lantaran bus berhenti beroprasi. Tak sedikit yang membuat mereka menjadi tertekan dan nyaris frustasi. Seperti sebuah video yang viral di media sosial (Medsos) kemarin, Kamis (30/4) kemarin.
Video yang diunggah akun facebook @YazidAlfarizi, itu menunjukkan seorang pria yang mengenakan switer warna biru, dan celana bahan jeans terlihat furstasi duduk di lantai ruang tunggu terminal Kertajaya Mojokerto. Di hadapan petugas kepolisian, ia merengek, dan menangis minta dicarikan pekerjaan untuk menghidupi keluarganya.
Pria yang belakangan diketahui bernama Slamet itu merupakan warga Kabupaten Jombang yang bekerja menjadi kernet Bus Ijo, jurusan Mojokerto-Surabaya. Dalam video berdurasi hanya 41 detik ini, nampak bersimpuh meminta pekerjaan dihadapan petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) yang berjaga di Terminal Kertajaya.
"Aku ini sembarang tak lakoni Pak, ayo golekno pekerjaan kuli. Golekno pekerjaan kuli, ndak slamet matek tak lakonane, sembarang tak lakone, gae anakku, gae anak bojoko. Opo gak onok sing dipangan Pak (Saya bersedia bekerja, apa saja saya lakukan. Carikan saya pekerjaan menjadi kuli. Tidak selamat matipun saya kerjakan. Semua saya lakukan untuk anak dan istriku, yang penting ada yang dimakan," keluhnya dalam logat bahasa jawa.
Koordinator Terminal Kertajaya Kota Mojokerto, Ahmad Yazid, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Disampaikan Yazid, pria dalam video tersebut merupakan kernet yang biasa bekerja di Bus Ijo dengan rute Kertajaya-Joyoboyo (Mojokerto-Wonokromo). Setiap hari, Slamet menggantungkan hidup dari pekerjaannya tersebut.
"Iya benar, video itu memang kejadian di sini. Kemarin ketiga penerapan PSBB, mulai bingung tidak kerja. Mas Slamet itu mulai pagi sudah bingung karena Bus Ijo tidak ada yang jalan. Terus akhirnya teriak-teriak kaya orang stres itu," ungkap Yazid yang juga pemilik akun fb @YazidAlfarizi, Jumat (1/5/2020).
Sejak pagi, kata Yazid, pria berusia 45 tahun itu sudah gelisah. Ia nampak berbicara sendiri di ruang tunggu penumpang bus. Sebab, sedari pagi tidak ada satupun bus yang beroprasi. Lantaran ketentuan PSSB di Surabaya, membuat PO Bus Ijo sementara waktu menghentikan seluruh awak bus karena larangan beroprasi.