Bencana Banjir Terjang 3 Kabupaten di Sultra, Ribuan Jiwa Terdampak
loading...
A
A
A
"Sementara itu, di Kabupaten Muna Barat, luapan Sungai Tiworo menyebabkan 241 jiwa terdampak, dan sebanyak 34 Jiwa mengungsi," kata Aam sapaan akrab Abdul Muhari.
Desa-desa seperti Lasama, Laworo, dan Waumere di Kecamatan Tiworo Kepulauan serta Lakalamba di Kecamatan Sawerigadi menjadi fokus utama evakuasi dan penanganan darurat. Selain kerugian jiwa, bencana ini juga merusak infrastruktur dengan satu unit mushola terdampak serta 20 hektar lahan pertanian yang tergenang air.
Di sisi lain, Konawe Selatan juga menghadapi situasi serupa ketika hujan deras menyebabkan luapan Kali Sena di Desa Awunio, Kecamatan Kolono.
"Banjir setinggi 20 hingga 50 sentimeter mengakibatkan sebanyak 135 keluarga terdampak dan kerugian material 40 rumah terdampak banjir," ungkap Aam.
Aam mengatakan BPBD Konawe Selatan segera merespons dengan melakukan asesmen dan memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
Penanganan darurat dan evakuasi dilakukan oleh pemerintah daerah dan relawan dengan koordinasi yang intensif antarlembaga seperti BPBD, TNI, Polri, dan berbagai dinas terkait lainnya.
"Upaya ini meliputi penyediaan bantuan logistik seperti makanan, air bersih, dan pakaian, serta kebutuhan medis yang mendesak seperti obat-obatan dan tenaga medis. Pemerintah pusat juga terlibat aktif dalam mendukung upaya pemulihan daerah-daerah yang terkena dampak," paparnya.
Saat ini, status banjir di ketiga kabupaten yang terdampak, Buton Utara, Muna Barat, dan Konawe Selatan telah menunjukkan tanda-tanda surut.
Meskipun demikian, proses pemulihan dan rekonstruksi masih dalam tahap awal karena banyak infrastruktur yang perlu diperbaiki dan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.
"Antisipasi terjadi banjir susulan BNPB menghimbau pemerintah daerah segera meningkatkan sistem peringatan dini untuk memonitor kondisi cuaca dan tinggi permukaan air sungai secara lebih efektif. Hal ini diharapkan dapat memberi waktu lebih untuk evakuasi dan persiapan darurat pada masa yang akan datang," kata Aam.
Desa-desa seperti Lasama, Laworo, dan Waumere di Kecamatan Tiworo Kepulauan serta Lakalamba di Kecamatan Sawerigadi menjadi fokus utama evakuasi dan penanganan darurat. Selain kerugian jiwa, bencana ini juga merusak infrastruktur dengan satu unit mushola terdampak serta 20 hektar lahan pertanian yang tergenang air.
Di sisi lain, Konawe Selatan juga menghadapi situasi serupa ketika hujan deras menyebabkan luapan Kali Sena di Desa Awunio, Kecamatan Kolono.
"Banjir setinggi 20 hingga 50 sentimeter mengakibatkan sebanyak 135 keluarga terdampak dan kerugian material 40 rumah terdampak banjir," ungkap Aam.
Aam mengatakan BPBD Konawe Selatan segera merespons dengan melakukan asesmen dan memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
Penanganan darurat dan evakuasi dilakukan oleh pemerintah daerah dan relawan dengan koordinasi yang intensif antarlembaga seperti BPBD, TNI, Polri, dan berbagai dinas terkait lainnya.
"Upaya ini meliputi penyediaan bantuan logistik seperti makanan, air bersih, dan pakaian, serta kebutuhan medis yang mendesak seperti obat-obatan dan tenaga medis. Pemerintah pusat juga terlibat aktif dalam mendukung upaya pemulihan daerah-daerah yang terkena dampak," paparnya.
Saat ini, status banjir di ketiga kabupaten yang terdampak, Buton Utara, Muna Barat, dan Konawe Selatan telah menunjukkan tanda-tanda surut.
Meskipun demikian, proses pemulihan dan rekonstruksi masih dalam tahap awal karena banyak infrastruktur yang perlu diperbaiki dan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.
"Antisipasi terjadi banjir susulan BNPB menghimbau pemerintah daerah segera meningkatkan sistem peringatan dini untuk memonitor kondisi cuaca dan tinggi permukaan air sungai secara lebih efektif. Hal ini diharapkan dapat memberi waktu lebih untuk evakuasi dan persiapan darurat pada masa yang akan datang," kata Aam.